Yuk klik bintangnya dulu sebelum baca 😥 Jangan males. Nanti aku males juga updatenya. Pdahal tinggal beberapa hari lagi aku bisa update sebelum libur panjang 🥺
Kemarin² aku semangat nulis dan update tiap hari. Tapi yang baca kayaknya gak semangat nekan bintang dan komennya. Jadi jangan salahin aku kalau nanti updatenya slow ya😥
Soalnya kalo vote dan komen kalian rame. Itu salah satu penyemangat buat aku nulis lanjutaannya ♥️
***
Hujan yang tadi turun kini sudah berhenti seiring dengan hari yang sudah semakin sore. Arsen dan Cherry duduk bersebelahan dengan teh hangat menemani mereka untuk menghangatkan tubuh di tengah cuaca dingin sehabis turun hujan.
"Akhirnya hujan udah reda juga. Kamu mau saya anterin pulang?" tanya Arsen seraya menatap Cherry. Kebetulan ia ingin pulang, dan sekalian saja mengantar perempuan itu.
"Kayaknya saya gak mau pulang dulu deh, Om," lirih Cherry pelan. Bagaimana ia bisa pulang ke rumah itu jika kehadirannya di sana tidak diinginkan? Kalau pulang, ia akan bertemu dengan Kenan. Dan bisa dipastikan kalau Mama tirinya akan marah lagi.
"Lalu kamu mau ke mana?" tanya Arsen lagi. Ia bisa melihat kalau Cherry malah terdiam dengan raut wajah bingung. "Atau kamu mau nginap di sini?" tawar Arsen mengingat ia memiliki kamar yang cukup nyaman di klinik itu.
"Ah maksud saya, kamu di sini. Dan saya bisa pulang ke rumah," ralat Arsen cepat ketika ia melihat Cherry menatapnya. Ia langsung meralat seperti itu karena takut Cherry berpikiran yang macam-macam. Misalnya Arsen yang ingin mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Beneran aku boleh nginap di sini, Om?" tanya Cherry berbinar. Tentu ia merasa sangat senang karena memiliki tempat untuk menginap. Sebab, ia tak mempunyai tujuan sama sekali.
Arsen mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Cherry itu. "Kebetulan di sini memang ada kamar buat saya biasanya beristirahat. Kalo kamu mau nginap di sini, kamu boleh nempatin kamar itu."
"Mau kok, Om. Makasih banyak karena Om udah bantuin aku."
"Sama-sama."
Arsen bangkit dari tempatnya duduk ketika mendengar pintu kliniknya diketuk. Setelah menemui orang yang tak lain adalah pengantar makanan, ia pun menghampiri Cherry kembali. "Ini udah saya pesenin makanan buat kamu. Jangan lupa dimakan ya."
"Sekali lagi makasih banyak, Om," ujar Cherry merasa terharu karena kebaikan Arsen. Padahal mereka pun tidak saling mengenal sebelumnya. Hanya sekedar tak sengaja bertemu, tetapi ia sudah menyusahkan seperti ini.
"Sama-sama. Tapi kamu berani 'kan sendiri di sini?"
"Berani kok, Om. Om sendiri emangnya yakin ngebiarin aku nginap di sini? Gak takut aku mencuri atau apa gitu?"
"Saya percaya kalo kamu gak akan ngelakuin itu."
***
Cherry menutup dan mengunci pintu klinik setelah kepergian Arsen. Ia pun melangkahkan kakinya menuju ruangan yang sekaligus kamar lelaki itu. Lantas ia mulai merebahkan dirinya di kasur.
Pikiran Cherry melayang ke saat-saat ia berpacaran dengan Kenan. Saat keduanya belum tahu kenyataan kalau mereka bersaudara. Rasahnya sangat membahagiakan. Namun, semuanya sirna setelah kenyataan itu terungkap.
Lalu Cherry juga mengingat ketika mereka sudah putus dan saling menghindar. Saat itu perasaan mereka sama-sama terluka karena tak bisa bersama. Hingga beberapa waktu kemudian Kenan mulai mendekatinya lagi karena tak mampu menahan gejolak cinta dan rindu yang ada di hatinya. Sampai-sampai akhirnya mereka sudah sejauh ini. Tetap memaksakan menjalin hubungan padahal mereka bersaudara. Hubungan terlarang yang tak seharusnya ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vet's Secret Wedding
RomanceSpin off Crazy & Sweet Agreement Joshua Arsen Antonie atau yang kerap disapa Arsen, pernah merasakan apa yang dinamakan cinta. Dulunya ia melabuhkan hati pada seorang gadis bernama Naila yang kemudian menjadi kakak iparnya. Hal itu terjadi dikarenak...