31. Prospective Parents

5.5K 646 52
                                    

Keesokan harinya Cherry sudah merasa sedikit lebih baik. Ia bahkan berencana masuk kampus karena tidak ingin ketinggalan pelajaran. Sehingga seperti biasa, ia berangkat ke kampus dengan diantar sang suami.

"Beneran hari ini langsung masuk kuliah nih? Gak mau istirahat di rumah dulu aja? Siapa tau kamu masih capek, Cherry," ujar Arsen ketika istrinya itu masih belum turun dari mobil.

Cherry mengulas senyum seraya menyentuh pergelangan tangan sang suami. "Aku udah gak apa-apa kok, Mas. Aku turun dulu ya," pamit Cherry yang dibalas anggukan kepala oleh suaminya itu.

Cherry mencium punggung tangan sang suami. Lalu ia memajukan wajahnya lantas mengecup bibir Arsen mesra. "Love you, suamiku sayang," bisik Cherry yang membuat Arsen tersenyum.

"Love you too. Udah sana kamu masuk. Nanti telat," sahut Arsen masih dengan senyum menghiasi bibirnya.

"Iya. Nanti jangan lupa jemput ya, Mas."

"Iya, Sayang."

Cherry melangkahkan kakinya turun dari mobil sang suami. Ia lambaikan tangannya untuk mengantarkan kepergian sang suami. Setelah itu ia pun mulai melangkahkan kaki menuju kelasnya pagi ini.

Mengabaikan pusing yang tiba-tiba mendera kepalanya, Cherry langsung menuju salah satu kursi untuk tempatnya duduk. Tak berapa lama kemudian dosen yang mengajar di kelasnya telah tiba. Ia pun mencoba memusatkan perhatiannya dan berusaha menahan rasa pusing yang masih saja terasa.

***

Selama dua jam mata kuliah Cherry berusaha menahan pusing. Hingga akhirnya perkuliahan itu berakhir. Setelah membereskan buku dan alat tulisnya, Cherry pun berniat melangkah ke luar kelas karena setelah ini di kelas itu masih ada pembelajaran.

"Chery, lo kenapa?" tanya salah seorang teman sekelasnya ketika melihat dirinya yang mungkin memegangi kepala terus.

"Gue gak apa-apa kok. Cuma sedikit pusing aja," sahut Cherry seraya tersenyum.

"Mau gue anterin ke anterin ke ruang kesehatan gak?"

"Gak usah, gue gak apa-apa kok," sahut Cherry lagi.

"Yakin nih?"

"Iya."

"Ya udah, gue duluan ya."

Cherry hanya menganggukkan kepalanya. Ia membuka tas dan meraih ponsel karena ingin menghubungi Arsen untuk minta jemput sebab kepalanya sudah semakin sakit. Rasa-rasanya ia tak akan mampu mengikuti perkuliahan yang berikutnya.

"Halo, Cherry."

"Halo, Mas. Kamu jemput aku sekarang aja ya. Soalnya kepalaku pusing banget."

"Tuh 'kan apa juga aku bilang. Kamu tuh harusnya istirahat di rumah dulu. Ya udah, tunggu, aku langsung otw ke sana."

"Iya, Mas."

Cherry akhirnya tiba di depan gerbang kampusnya dengan terus menahan rasa pusingnya. Ia pun menunggu Arsen dengan memegangi kepalanya. Hingga sekitar sepuluh menit kemudian mobil Arsen tiba. Suaminya itu keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Kamu beneran pusing banget?" tanya Arsen yang diangguki oleh Cherry. Arsen pun langsung membawa istrinya itu menuju mobil. Namun ia terkesiap ketika tiba-tiba Cherry tak sadarkan diri dan jatuh ke pelukannya.

"Cherry? Sayang," ujar Arsen seraya menyentuh pipi sang istri. Karena Cherry tak juga bangun, Arsen pun langsung memasukkan Cherry ke dalam mobil dan melaju menuju rumah sakit terdekat.

***

Arsen yang semula duduk di kursi tunggu langsung berdiri ketika dokter yang tadi memeriksa Cherry sudah keluar. Ia pun menghampiri dokter itu dengan kecemasan yang tidak bisa ditutupi.

The Vet's Secret WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang