27. About Reception

5.4K 718 115
                                    

Terima kasih buat 400+ vote dan 100+ komennya. Next part targetnya sama yaa😋

***

Setiap harinya, kerinduan Cherry pada Arsen terasa semakin bertambah. Di satu sisi Cherry ingin segera bertemu dengan suaminya itu, tetapi di sisi lain ia merasa takut karena Indira telah memintanya menjauh dari Arsen dan ia pun sudah menyetujui. Hingga seperti inilah yang terjadi, ia rindu sang suami tapi tak bisa berbuat apa-apa.

"Semoga kamu baik-baik aja ya, Mas. Aku kangen banget sama kamu," lirih Cherry pelan. Ia sudah sangat merindukan Arsen sampai-sampai semalam bisa bermimpi kalau suaminya itu datang menemuinya. Tetapi saat dirinya terbangun dari tidur, rupanya Arsen tidak ada. Karena yang ia alami memang hanya sebatas mimpi.

Tok tok tok

Cherry terkesiap ketika pintu kamarnya diketuk. Ia pun turun dari ranjang dan melangkah menuju pintu untuk menbukanya. Matanya melebar seketika karena tak percaya saat matanya melihat Arsen ada di hadapannya.

Apa yang terjadi saat ini sangat mirip dengan yang ada dalam mimpi Cherry semalam. Di mana Arsen tiba-tiba mendatanginya begini. Cherry pun menemgerjapkan matanya beberapa kali dan mencubit lengannya sendiri untuk memastikan kalau ini benar-benar nyata.

"Ini nyata, Sayang. Aku benar-benar ada di sini," ujar Arsen seraya melangkahkan kakinya mendekati Cherry. Hingga ketika mereka sudah berhadapan, lelaki itu pun langsung membawa Cherry ke dalam pelukannya. "Aku rindu kamu, Cherry. Sangat merindukanmu," bisik Arsen di telinga istrinya itu dengan suara bergetar.

Air mata tanpa sadar turun membasahi pipi Cherry dikala ia telah menyadari kalau yang sekarang terjadi bukan mimpi semata. Dengan sangat jelas tangannya bisa memeluk dan menyentuh wajah sang suami. Ia pun menumpahkan tangis di dada suaminya itu. "Aku juga kangen kamu, Mas."

Arsen menyentuh wajah Cherry dan memberikan kecupan di kening istrinya itu. Lalu ia kembali memeluk Cherry lebih erat. Rasanya ia tak ingin melepaskan pelukannya karena takut Cherry akan pergi lagi.

"Jangan tinggalin aku lagi ya, Sayang. Aku gak bisa hidup tanpa kamu," bisik Arsen masih sambil memeluk Cherry. Dua minggu tanpa Cherry, ia sudah bagaikan orang yang tak tahu arah. Apalagi jika ia tidak bertemu Cherry lebih lama dari itu.

"Tapi, Mas-"

"Soal Mama 'kan? Kamu gak usah khawatir. Semuanya akan baik-baik aja. Aku janji sama kamu, Sayang. Tapi pleasee, jangan pernah ninggalin aku lagi. Aku sayang dan cinta banget sama kamu, Cherry."

"Aku juga sayang dan cinta kamu, Mas."

Arsen mengangguk kemudian mengecup puncak kepala Cherry berulang kali. "Ikut aku pulang ya. Aku udah gak bisa jauh-jauh dari kamu. Aku kangen kamu."

"Tapi-"

"Please, Sayang. Kamu udah dua minggu ninggalin aku. Masa kamu gak mau ikut pulang sama aku?" bujuk Arsen dengan harapan Cherry mau ikut pulang bersamanya."

"Ya udah deh, Mas."

Arsen menghela napas lega kemudian memeluk Cherry kembali. Rasanya ia sangat bersyukur karena bisa bertemu Cherry dan istrinya itu dalam kondisi yang baik-baik saja.

"Ngomong-ngomong, kamu bisa tau aku di sini dari mana?" tanya Cherry seraya menyentuh wajah Arsen. Rasanya sudah begitu lama ia tidak memandangi wajah suaminya seperti ini. Dan hatinya langsung terasa sakit ketika melihat Arsen yang tak terurus.

"Dari aku, Cher. Beberapa hari yang lalu aku gak sengaja ketemu sama suami kamu pas dia nyariin kamu. Awalnya aku gak mau ngasih tau dia karena udah janji sama kamu. Tapi aku gak tega ngeliat kamu yang keliatan sangat merindukan dia. Makanya aku nyari dia buat ngasih tau kalo kamu ada di sini karena aku rasa kalian perlu bicara. Aku minta maaf kalo apa yang aku lakuin ini salah. Tapi aku cuma mau kalian bertemu dan menyelesaikan semuanya secara baik-baik. Sekali lagi maafin aku."

The Vet's Secret WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang