Karena udah lewat separo dari target, jadinya aku double up. Yeaaay 🥳♥️ So jangan lupa vote dan komennya yang banyak biar updatenya cepat okey wkwk.
***
Cherry terkesiap ketika tiba-tiba Kenan tertarik mundur beberapa langkah ke belakang. Yang mana kemudian baru ia ketahui kalau itu ulah Arsen.
"Kalau Cherrynya gak mau, ya jangan dipaksa," ujar Arsen setelah melepaskan lelaki itu. Mereka pun saling tatap dengan mata yang mengeluarkan aura ketajaman. Terlebih Kenan, ia merasa kesal karena Arsen ikut campur urusannya dengan Cherry.
"Apa hak lo ikut campur, hah? Gue ini pacarnya," sahut Kenan seraya menunjuk Cherry. Ia sama sekali tidak takut pada siapa pun. Termasuk Arsen yang saat ini ada di hadapannya.
"Cherry sudah jadi istri saya kalo kamu lupa," sahut Arsen telak. "Jadi saya minta, lebih baik kamu segera pergi dan jangan pernah mencoba menyakiti Cherry lagi."
"Lo pikir lo siapa berani ngatur-ngatur gue? Gue sama sekali gak takut sama lo!" marah Kenan. Setelah mengucapkan hal itu, ia mencoba menyerang Arsen. Beruntungnya Arsen sigap menghindar dan menangkis serangan Kenan. Hingga akhirnya malah Kenan yang tersungkur ke lantai.
"Lo lihat aja pembalasan gue nanti. Dan kamu Cherry, aku tau kalo kamu masih cinta sama aku."
Arsen menghela napas setelah Kenan benar-benar pergi. Ia pun menoleh pada Cherry yang masih terdiam. Lantas ia raih bahu wanita itu karena ingin mengajaknya masuk ke klinik.
"Tindakan yang kamu lakuin tadi sudah benar. Sudah seharusnya kalian mengakhiri hubungan itu. Sejatinya gak akan ada hubungan sesama saudara yang bisa berakhir bahagia. Sebab itu melawan takdir Tuhan namanya."
Mendapati pelukan yang tiba-tiba, Arsen sempat terkesiap karenanya. Namun, ia membiarkan saja Cherry memeluk serta menumpahkan tangis di dadanya. Tangannya pun tergerak untuk mengelus rambut perempuan itu.
"Aku pengen banget bisa ngelupain dia dan cuma nganggep sebagai kakakku. Tapi rasanya sulit banget, Om," lirih Cherry masih sambil menangis.
"Sulit bukan berarti gak bisa 'kan? Lagian yang membuat sulit itu, diri kamu sendiri. Coba mulai sekarang, tekad kamu untuk menghentikan ini semua lebih dikuatin lagi. Jangan mudah termakan sama rayuan dia," nasihat Arsen yang diangguki oleh Cherry.
Arsen melepaskan pelukan mereka dan memegangi bahu Cherry. Lalu ia mendongakkan wajah perempuan itu agar menatap matanya. "Kamu itu cantik, Cherry. Kamu pasti bisa mendapatkan cinta yang sesungguhnya. Bukan yang kayak gini, karena sampai kapan pun akan tetap salah. Semangat buat berubahnya ya."
Cherry mengangguk lagi. Ia juga kembali memeluk Arsen. "Makasih, Om. Aku gak tau gimana kejadiannya kalau gak ada Om. Makasih karena Om sudah begitu baik sama aku. Dan maaf kalo aku cuma bisa nyusahin Om aja," lirih Cherry. Arsen memang lelaki baik-baik yang pernah ia temui. Dan ia sudah berhasil membuat hidup lelaki itu berantakan karena ulahnya.
"Sudahlah, gak usah dipikirin. Mending sekarang kamu istirahat. Biar saya jagain." Arsen membawa Cherry dan menyuruh wanita itu masuk ke kamarnya.
"Om sendiri gimana?"
"Saya bisa tidur di sofa kok. Tenang aja," sahut Arsen lagi dengan senyum di bibirnya.
"Aku aja yang di sofa. Soalnya kamar ini 'kan punya Om," ujar Cherry tak enak hati.
"Gak ada sejarahnya laki-laki tidur di kasur dan perempuan di sofa, Cherry. Sudahlah sana kamu masuk."
Cherry menengok ke arah kasur di dalam kamar itu yang memang tergolong kecil. Tapi ia rasa masih muat jika mereka tidur berdua di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vet's Secret Wedding
RomanceSpin off Crazy & Sweet Agreement Joshua Arsen Antonie atau yang kerap disapa Arsen, pernah merasakan apa yang dinamakan cinta. Dulunya ia melabuhkan hati pada seorang gadis bernama Naila yang kemudian menjadi kakak iparnya. Hal itu terjadi dikarenak...