30. Wedding Ceremony

5.3K 656 126
                                    

"Cherry, bangun. Kita harus mandi karena udah masuk waktunya shalat," ujar Arsen seraya menepuk lembut pipi sang istri. Perlahan-lahan mata Cherry terbuka, namun kemudian malah terpejam lagi.

"Capek, Mas," lirih Cherry pelan.

Arsen yang mendengar ucapan Cherry itu hanya geleng-geleng kepala. Semalam mereka memang bercinta dan mengabaikan larangan Indira atas kehendak Cherry. Dan jadilah sekarang ini terdapat banyak tanda merah di tubuh Cherry.

"Aku gendong ya? Soalnya nanti waktu shalatnya habis loh."

"Heem."

Cherry mengangguk pasrah. Sepasrah ia yang membiarkan sang suami menarik lepas selimut yang dirinya pakai. Lalu kemudian menggendongnya menuju kamar mandi. Di dalam sanalah Arsen mulai menyalakan air dan menyabuni Cherry.

Setelah sama-sama selesai mandi dan berpakaian, mereka berdua pun melangsungkan shalat subuh dengan khidmat.

Usai shalat dan berdoa. Cherry naik kembali ke atas kasur setelah menyalami tangan sang suami dan membereskan perlengkapan shalat mereka.

"Cherry, kok tiduran lagi?"

"Capek banget, Mas," ujar Cherry manja.

Arsen yang mendengar ucapan istrinya itu pun melangkah mendekati Cherry. Ia duduk di samping sang istri dan mengelus rambutnya. "Kamu sih semalam minta lagi terus. Kecapean 'kan jadinya. Mana hari ini resepsi kita, Cherry."

"Jadi Mas nyalahin aku? Padahal Mas juga menikmati loh. Bukan aku sendiri aja," sahut Cherry cemberut yang membuat Arsen menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Ya iya. Aku mana bisa nolak kamu. Apalagi kalo udah gak pakai apa-apa kayak semalam."

"Alesan aja!"

"Beneran. Ya udah, kamu istirahat sebentar dulu. Siapa tau capeknya bisa hilang," ujar Arsen yang hanya dibahas deheman oleh Cherry.

Arsen mengelus rambut Cherry dan membiarkan istrinya itu tidur kembali. Wajahnya sesekali menunduk untuk mencium kening Cherry.

***

Tok tok tok

Arsen melangkahkan kakinya untuk membuka pintu yang sedang diketuk. Rupa-rupanya yang datang adalah mamanya bersama penata rias yang akan mendandani Cherry.

"Cherrynya masih tidur, Sen?" tanya India heran ketika melihat menantunya itu masih tertidur saat mereka dipersilahkan memasuki kamar itu oleh Arsen.

"Tadi udah bangun, Ma. Cuma capek katanya," sahut Arsen yang membuat kening Indira mengernyit.

"Cherry, bangun dulu. Ada Mama," ujar Arsen berusaha membangunkan istrinya itu. Tak lama kemudian mata istrinya itu pun mulai terbuka.

"Kamu cuci muka dulu ya, Sayang. Habis ini mau dirias soalnya," ucap Indira saat ia mendekati sang menantu. Matanya melotot pada Arsen ketika tak sengaja melihat beberapa buah tanda merah di leher menantunya itu.

"Arsen! Udah Mama bilang Cherry jangan diapa-apain dulu. Ini apa? Menantu Mama malah kamu bikin sampai kecapean kayak gitu. Mana lehernya penuh merah-merah lagi," decak Indira tak habis pikir. Ia menggerakkan tangannya menuju lengan sang anak lalu mencubitnya.

"Awwh, sakit, Ma. Lagian Cherry kok yang minta. Jadi sebagai suami yang baik, Arsen ya ngasih."

"Alasan aja kamu, Sen. Bilang aja emang kamu doyan," cibir Indira lagi. Sementara sang penata rias yang Indira bawa tadi hanya tersenyum saja.

Ketika sudah keluar dari kamar mandi, Cherry pun disuruh duduk di tepi kasur. Sementara penata rias itu duduk di hadapan Cherry dengan menggunakan kursi yang ada di kamar Arsen itu. Tangannya pun bergerak lincah merias wajah Cherry.

The Vet's Secret WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang