"Ini salah, Kak. Gak seharusnya kita begini," lirih Cherry pelan setelah berhasil menjauh dari Kenan. Kalau saja tidak, mungkin mereka sudah berciuman seperti saat dulu masih berpacaran.
Kenan mengusap wajahnya frustrasi lantas kembali menatap Cherry. Ia meraih pergelangan tangan perempuan yang pernah menjadi kekasihnya itu. "Sorry, Cher. Tapi ini terlalu sulit buatku. Aku gak bisa ngelupain kamu gitu aja karena aku masih sangat mencintai kamu," ujar Kenan seraya menatap lekat wajah cantik Cherry.
"Kak Kenan pikir aku bisa ngelupain kakak? Jawabannya enggak, Kak. Aku juga masih cinta sama kakak. Tapi semuanya percuma. Kita gak akan pernah bisa bersama karena kita saudara. Papa kita sama, Kak."
Jari tangan Kenan terulur untuk menghapus air mata yang kembali membasahi pipi Cherry. Ia tahu, bukan hanya dirinya yang menderita gara-gara kenyataan ini. Ada Cherry yang lebih menderita karena kerap mendapatkan hinaan dari mamanya. Andai boleh berharap dan meminta, mereka tidak ingin dilahirkan bersaudara agar bisa bersama.
"Aku benar-benar mencintai kamu, Cherry, dan aku gak akan bisa hidup tanpa kamu. Ayo kita lupakan status kita untuk sesaat agar kita bisa tetap bersama, Sayang. Please," mohon Kenan. Sepertinya akal sehatnya sudah mulai menghilang karena ia bisa mengutarakan hal itu. Karena mau bagaimanapun ia dan Cherry tetap bersaudara.
"Itu gak mungkin, Kak. Mau kita berusaha ngelupain kayak gimana pun, kenyataannya tetap kalau kita ini saudara seayah. Yang ada nantinya kita semakin sulit untuk menerima kenyataan," sahut Cherry pilu.
"Sayang... Please.... Cuma dengan ini kita bisa sama-sama bahagia. Biarkan kita egois dengan menentang takdir ini sampai kita siap untuk berpisah."
Cherry menatap Kenan yang tampak memohon padanya. Ia menghela napas berat kemudian mengangguk kecil pada Kenan. Lantas ia menghambur ke dalam pelukan lelaki itu. Biarlah untuk saat ini mereka bersikap egois dan melupakan kenyataan yang ada kalau mereka saudara.
"Makasih, Sayang." Kenan balas memeluk Cherry dengan senyum menghiasi bibirnya. Ia menangkup pipi wanitanya itu lalu mencecahkan kecupan di bibir Cherry. Senyumnya pun semakin bertambah lebar ketika Cherry membalas ciumannya. Ini pilihan Kenan dan Cherry, menjalin kembali hubungan kekasih dan melupakan status saudara mereka.
Kenan melepaskan pelukannya dari Cherry kemudian menatap jam di pergelangan tangannya. "Kamu udah telat ngampusnya, Cher. Gimana kalau kita jalan-jalan aja?" usul Kenan.
"Boleh. Tapi emangnya kakak gak ada jadwal kuliah?"
"Gak apalah sekali-kali bolos demi kamu," jawab Kenan seraya mencubit gemas hidung Cherry. Ia melingkarkan tangannya di pundak sang kekasih untuk merangkul bahu perempuan itu. "Kamu tunggu di sini ya. Aku ngambil mobil dulu."
***
Cherry termenung di dalam kamarnya seraya memikirkan apa yang tadi sudah terjadi. Ia sadar kalau apa yang dirinya lakukan bersama Kenan itu salah. Tapi mau bagaimana lagi, mereka saling mencintai dan tak bisa dipisahkan. Mereka pula terpaksa menjalani hubungan terlarang itu diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua.
Tubuh Cherry tersentak ketika ia merasakan pelukan posesif dari belakangnya. Kepalanya menoleh dan ia tersenyum manakala melihat kehadiran kenan. "Kak Kenan ngapain di sini? Kalo Mama ngeliat gimana?"
"Sebentar aja pisah sama kamu, rasanya aku udah kangen."
"Gombal!" cibir Cherry seraya mencubit lengan Kenan. Mereka berdua sama-sama terkekeh kecil. Kemudian Kenan semakin mengeratkan pelukannya di badan Cherry dan mengecup leher kekasihnya itu. Kecupannya beralih ke bibir ketika kekasih cantiknya itu menoleh padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vet's Secret Wedding
Lãng mạnSpin off Crazy & Sweet Agreement Joshua Arsen Antonie atau yang kerap disapa Arsen, pernah merasakan apa yang dinamakan cinta. Dulunya ia melabuhkan hati pada seorang gadis bernama Naila yang kemudian menjadi kakak iparnya. Hal itu terjadi dikarenak...