Arsen meletakkan buku nikahnya dan Cherry di laci nakas yang ada di kamar mereka. Ia sengaja tak membawa buku nikah itu pulang ke rumah orang tuanya karena takut kalau-kalau ketahuan. Dengan diletakkan di rumahnya dan Cherry seperti ini, otomatis tidak akan ada yang bisa tahu selain mereka berdua.
Sekarang ini Arsen sudah bagaikan seorang laki-laki brengsek yang takut ketahuan karena telah menyembunyikan istri simpanannya. Padahal sebenarnya yang dirinya sembunyikan adalah istri sahnya. Ia pun bingung pada dirinya sendiri mengapa tidak langsung mengenalkan Cherry pada orang tuanya. Karena jika saja orang tuanya tahu kalau dirinya sudah menikah, mungkin mereka akan sangat senang. Terlebih mamanya. Hanya saja entah mengapa ia masih ragu untuk memperkenalkan Cherry pada keluarganya.
Arsen ragu kalau-kalau Cherry memanglah jodohnya. Apalagi mereka tidak saling mencintai. Bisa saja nanti setelah Cherry berhasil menghapus perasaannya untuk Kenan, wanita itu malah jatuh cinta kepada laki-laki lain dan bukan dirinya. Kalau saat itu terjadi, ia pun akan melepaskan Cherry demi kebahagiannya.
"Ayo makan siang dulu, Mas."
Arsen menoleh ketika Cherry memasuki kamar dan mengajaknya makan siang. Ia menggerakkan kakinya untuk mengikuti langkah istrinya itu menuju ruang makan. Belum sampai di meja makan saja Arsen sudah bisa mencium aroma masakan Cherry yang terasa menggugah selera.
"Bisa masak juga kamu rupanya?"
"Iya dong, Mas. Pas almarhumah Mama masih hidup, aku 'kan sering bantu-bantu," sahut Cherry seraya tersenyum.
"Mama kamu pasti bangga punya anak kayak kamu. Jangan lupa didoain terus biar Mama kamu tenang di sana."
"Iya, Mas. Makasih ya."
"Sama-sama."
Hari ini tepat satu minggu sudah pernikahan Arsen dan Cherry. Mereka menjalaninya dengan tanpa paksaan sedikit pun. Dalam kurun waktu satu minggu itu, mereka baru dua kali melakukan hubungan suami istri.
Arsen akan datang ke rumah untuk menjemput dan mengantar Cherry kuliah setiap pagi jika istrinya itu memiliki jadwal. Sementara malam hari, ia tetap pulang ke rumah orang tuanya. Pertemuan mereka cukup terbatas hingga belum sempat berhubungan lagi.
Kebetulan hari ini minggu, Arsen pun datang ke rumah dan makan siang bersama Cherry seperti ini.
"Gimana soal kondom yang kemarin itu, Mas? Udah nyampe paketnya?" tanya Cherry disertai kekehannya.
"Udah."
"Itu beneran kalo Mas mesan sebanyak yang kemarin dikirim ke aku? Buat nyetok beneran nih ceritanya?" goda Cherry.
"Hm. 'Kan katanya kamu gak keberatan."
"Iya sih. Sekarang juga aku siap kok kalo Mas mau," balas Cherry sambil mengedipkan matanya ke Arsen.
"Gak bisa kalo sekarang. Soalnya habis ini saya ada janji sama pelanggan."
"Oh ya udah, kapan-kapan aja kalo gitu," sahut Cherry masih dengan senyum di bibirnya. Ia cukup tahu kalau Arsen tak mungkin menginap malam ini karena nanti keluarganya semakin curiga.
"Hm."
***
Keesokan harinya Arsen tak bisa menjemput dan mengantar Cherry ke kampus mengingat ia ada panggilan untuk memeriksa kesehatan beberapa hewan di kebun binatang. Arsen diminta datang lebih pagi sehingga terpaksa tak dapat mengantar Cherry.
"Iya gak apa-apa. Mas semangat aja kerjanya."
Arsen menganggukkan kepalanya dan tanpa sadar tersenyum. Kalau seperti ini ceritanya mereka sudah seperti pasangan suami istri sungguhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vet's Secret Wedding
RomanceSpin off Crazy & Sweet Agreement Joshua Arsen Antonie atau yang kerap disapa Arsen, pernah merasakan apa yang dinamakan cinta. Dulunya ia melabuhkan hati pada seorang gadis bernama Naila yang kemudian menjadi kakak iparnya. Hal itu terjadi dikarenak...