Arsen mengaduh pelan ketika Cherry sedang memijit punggung belakangnya. Istrinya itu berinisiatif melakukan itu karena tak tega melihatnya yang beberapa kali meringis kesakitan. Semua ini tak lain karena ulah pukulan Kenan tadi.
"Sakit banget ya, Mas?" tanya Cherry merasa khawatir. Sama sekali tak pernah ia duga kalau Kenan bisa berbuat jahat dengan memukul Arsen seperti ini. Entah apa yang terjadi pada kakak tirinya itu hingga tidak bisa menerima kenyataan.
"Lumayan."
"Apa mau manggil tukang urut beneran aja, Mas? Takutnya kamu kenapa-napa loh. Kalo aku mana tau," ujar Cherry lagi. Tentu saja ia merasa sangat khawatir dan takut terjadi sesuatu pada sang suami. Apalagi Kenan memukul Arsen menggunakan balok kayu yang bisa saja menyebabkan Arsen mengalami pembekuan darah di tubuhnya.
"Gak usah, Cherry. Sekarang udah malem. Mending kamu tidur karena besok masih ada jadwal kuliah 'kan?" tanya Arsen lembut. Ia menurunkan tangan Cherry dari pundaknya lantas berbalik menghadap istri cantiknya itu.
"Iya. Tapi Mas gimana?" tanya Cherry masih tak tenang.
"Ya saya juga mau tidur. Moga aja besok sakitnya udah berkurang. Kamu gak usah terlalubkhawatir begitu. Saya gak kenapa-napa," sahut Arsen lagi. Tangannya terangkat untuk mengelus pipi mulus istrinya agar menenangkannya.
Cherry mengangguk lantas menghambur memeluk Arsen. Wajahnya ia senderkan di dada telanjang lelaki itu. Sementara Arsen, menggerakkan tangannya untuk membalas pelukan Cherry dan mengelus rambut istrinya.
"Maaf ya, Mas, karena ini semua terjadi gara-gara aku. Tapi aku mohon, jangan laporin Kak Kenan ke polisi. Aku gak mau kalo Papa sama Mama Anita sedih," gumam Cherry pelan. Ia tahu apa yang dilakukan Kenan ini sudah termasuk tindak kejahatan dan kriminal. Tetapi dirinya tidak ingin kalau sampai Arsen membawanya ke jalur hukum.
"Kamu tenang aja. Saya gak akan ngelaporin Kenan."
"Beneran?"
"Iya."
"Sekali lagi makasih ya, Mas."
Arsen mengangguk masih sambil mengelus rambut Cherry. Ia pun memberikan sebuah kecupan di puncak kepala istrinya itu. Barulah kemudian ia melepaskan pelukan mereka karena harus sama-sama beristirahat.
Keduanya berbaring dengan Cherry yang sengaja mendekatkan diri pada Arsen. Ia bahkan ikut merebahkan kepalanya di bantal yang sama dengan sang suami. Tangannya tergerak untuk menyentuh dada telanjang suaminya itu.
"Ngomong-ngomong, Mas tumben pulang tapi gak ngasih tau," gumam Cherry pelan. Kalau saja ia tahu Arsen malam ini datang, mungkin tidak akan ada kejadian ia yang sempat menerima ciuman Kenan tadi.
"Rencananya saya mau ngajak kamu ke pasar malam, Cherry. Tapi gak taunya saat saya sedang masukin anak kunci ke pintu, pundak saya dipukul," sahut Arsen. Ia menyentuh dan menahan tangan Cherry yang sudah semakin berani membelai dan mengelus dadanya. "Kamu sendiri, diapain aja sama Kenan?" tanya Arsen ingin tahu.
"Seperti yang Mas lihat tadi, dia nyium dan berusaha melecehkanku. Aku bener-bener gak kenal sama sikap dia yang sekarang, Mas. Kak Kenan sudah banyak berubah."
"Dia dibutakan obsesinya sama kamu, Cherry," sahut Arsen seraya menatap mata Cherry. Yang ditatap pun balik menatap Arsen dengan pandangan lekat. Lalu Cherry malah semakin mendekatkan wajahnya lantas mengecup singkat bibir sang suami.
"Makasih karena sudah hadir dan menyadarkanku, kalo apa yang kami lakuin selama ini salah ya, Mas. Karena kalo aja gak ada kamu, mungkin sampai saat ini aku masih menjalin hubungan terlarang itu sama Kak Kenan," ujar Cherry tulus. Ia mengulas senyum ketika Arsen menyentuh pipinya disertai senyuman manis lelaki itu. Mereka sama-sama tersenyum kemudian saling berciuman dengan tanpa paksaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vet's Secret Wedding
RomanceSpin off Crazy & Sweet Agreement Joshua Arsen Antonie atau yang kerap disapa Arsen, pernah merasakan apa yang dinamakan cinta. Dulunya ia melabuhkan hati pada seorang gadis bernama Naila yang kemudian menjadi kakak iparnya. Hal itu terjadi dikarenak...