TIGA PULUH

2.4K 136 34
                                    

"Kau bukan sedang hamil, kenapa keluar untuk mengangkat telepon saja tidak bisa?" panggil Ibu Miranda dari lantai dua ketika telepon di meja Devi terus berbunyi.

Nate segera bangkit dari kursinya lalu menutup pintu ruangannya dengan sedikit lebih keras. Ia kembali ke mejanya sambil menggigit bibirnya untuk mencegahnya merutuk Ibu Miranda. Padahal saat itu Nate sedang berbicara di telepon di ruangannya sendiri dan ia tidak tahu Devi tidak ada di mejanya. Nate tahu ia akan mendapat masalah dengan Ibu Miranda, tetapi ia sudah tidak tahan. Bukan hanya Ibu Miranda gagal menunjukkan sensibilitasnya, melainkan ia juga menguji tingkat kesabaran Nate. Wanita itu berkali-kali menyinggungnya bahkan dengan hal terkecil yang Nate lakukan.

"Menurut kalian, apakah aku harus mengajukan surat pengunduran diri satu bulan sebelumnya?" tanya Nate saat ia, Layla, Penny, dan Lily keluar untuk makan siang.

"Kau akan mengundurkan diri?" tanya Penny kaget. Nate mengangguk.

"Kontrak kerjaku akan berakhir bulan depan dan kurasa aku tidak akan meneruskannya karena suamiku pindah ke Stockholm," jawab Nate.

"Tapi itu jauh sekali. Kita akan sulit bertemu lagi nanti," keluh Layla.

"Menurutku, sebaiknya kau tidak perlu mengajukan pengunduran diri," sahut Lily. "Dari pengalaman yang ada, Ibu Miranda akan mempersulit proses pengunduran dirimu. Pernah ada staf gudang yang mengajukan pengunduran diri, tetapi Ibu Miranda membuatnya harus mengganti beberapa barang yang hilang bahkan sejak sebelum dia bekerja di perusahaan."

Nate ternganga. "Ibu Miranda melakukan itu?"

"Kurasa karena barang-barang itu baru diketahui hilang setelah ada staf yang keluar," jawab Lily. "Aku pun sudah berencana mengundurkan diri sejak ditugaskan di gudang, tapi Emma akan kesulitan jika ia harus menerima staf baru."

"Ah, benar juga," sahut Layla. "Sebelum Nate datang ke kantor ini, pernah ada seorang marketing yang mengajukan untuk mengundurkan diri jika kontraknya berakhir. Lalu tiba-tiba keesokan harinya marketing itu diberi tahu bahwa itu adalah hari terakhirnya bekerja. Padahal kontraknya masih dua minggu lagi dan dia tidak menerima sisa gajinya hingga hari ini."

"Alicia juga tidak menerima gajinya selama empat hari bekerja karena dia mengundurkan diri tanpa pemberitahuan," lanjut Lily. "Aku mendengar Keith pernah bertanya pada Ibu Miranda soal itu."

"Tapi aku selalu memberi tahu jika aku ingin mengundurkan diri," kata Nate gundah.

"Kurasa semua terserah padamu," kata Lily. "Kau bisa mengajukannya sebelum kontrakmu berakhir, mungkin tidak akan ada masalah."

Nate benar-benar mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari perusahaan itu. Ia tidak lagi merasa nyaman berada di sana—juga karena bertemu dengan Keith setiap hari yang mengingatkannya dengan pengkhianatannya pada Julian. Nate benci setiap kali mengingat betapa ia pernah begitu terpikat pada segala ucapan manis yang diberikan Keith padanya.

"Sebenarnya aku ingin mengundurkan diri karena aku berencana kembali ke rumah orang tuaku di Brighton. Aku dan suamiku sudah berpisah," kata Nate ketika ia dan Layla akhirnya berdua saja sambil duduk di halte bus.

Layla terperangah, tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Nate memang sudah mengirimkan kembali surat gugatan cerai itu tempo hari. Ia mengurungkan niatnya untuk menolak perceraian itu karena ia tidak ingin menyakiti Julian lagi. Pria itu terluka karena dirinya dan Nate merasa ia tidak layak untuk tetap berada di sisi Julian. Julian pantas untuk bahagia, Julian pantas untuk mendapatkan wanita yang lebih baik darinya.

"Keith sudah tahu?" tanya Layla hati-hati. "Maksudku, dia terlibat dalam kekacauan ini, kan? Kau akan diam saja melihatnya menikahi Alicia sebentar lagi?"

Nothing Better (Than You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang