EMPAT BELAS

2.9K 89 10
                                    

"Di mana kau menyimpan pisau cukur yang baru?" tanya Julian yang keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Nate yang sedang mengeringkan rambut di depan meja rias segera memalingkan wajahnya.

"Ini, ada di laci," Jawab Nate.

Julian membuka laci dan menemukan kotak cincin kawin Nate di dalamnya.

"Kenapa kau tidak memakai cincinmu?" tanya Julian sambil membuka kotak cincin itu.

Nate menoleh ke arahnya. "Ah, bukankah aku pernah mengatakan padamu bahwa sekarang cincin itu kekecilan untukku? Aku tidak nyaman memakainya," jawabnya gugup. "Lagi pula, aku tidak terlalu suka memakai aksesoris. Aku memakainya kok, kadang-kadang."

"Kalau begitu, haruskah aku melepas cincinku juga? Aku juga tidak suka memakai aksesoris."

"Itu terserah padamu. Kalau kau memang merasa tidak nyaman, kau boleh melepasnya. Lagi pula, bukankah para wanita tetap menganggapmu lajang walaupun kau memakai cincin?"

Julian tidak menyahut dan kembali ke kamar mandi. Karena merajuk, Julian juga berangkat kerja tanpa berpamitan dengan Nate. Nate tidak peduli, pria itu selalu melakukan apapun semaunya. Nate tidak butuh izin dari Julian jika ia tidak ingin memakai cincinnya.

Tentu saja Nate tidak bisa berlama-lama jengkel dengan Julian. Saat tiba di kantor, Keith membawakannya sandwich dan salad lalu menemani Nate sarapan di ruangannya hingga Devi berjaga di mejanya.

"Aku kembali ke ruanganku dulu," bisik Keith sambil menjulurkan tubuhnya untuk mengecup bibir Nate lalu keluar dari ruangan.

Sejak hampir bercinta tempo hari, Nate menjadi lebih gugup di dekat Keith. Memang saat itu tidak ada penetrasi atau semacamnya, tetapi sebagai perempuan yang seumur hidup hanya pernah disentuh oleh satu pria, hal yang ia lakukan bersama Keith kemarin sudah cukup menjadi hal yang luar biasa baginya.

Namun, sejak kehadiran Penny yang kini menjabat sebagai purchasing junior, waktu untuk Nate bersama Keith jadi ikut berkurang. Selain karena Nate jadi tidak perlu sering pergi ke ruang marketing, Penny juga sering mengajak Nate makan siang bersama Layla dan Lily. Tentu saja Nate senang karena temannya bertambah, tetapi Penny tidak hanya makan siang bersama Nate, melainkan juga pulang bersamanya. Mereka naik bus jurusan yang sama, hanya saja Penny turun lebih dulu.

"Kalian tahu Keith memiliki kekasih?" tanya Penny tiba-tiba saat mereka sedang makan siang. Nate langsung menoleh ke arahnya.

"Bukankah dia lajang?" sahut Layla.

Penny menggeleng. "Tidak. Baru-baru ini dia mengatakan padaku bahwa dia memiliki seorang kekasih. Aku tahu beberapa mantannya, bahkan aku pernah ikut mengantarkan makanan untuk kekasihnya saat Keith menemaniku ke klien."

Nate mengunyah makanannya diam-diam. Kenapa dia cemburu mendengar mengenai mantan Keith?

"Tapi saat kutanyakan tentang kekasihnya yang baru, Keith tidak mau memberi tahuku," lanjut Penny. "Dia hanya mengatakan dia akan mengenalkannya nanti jika hubungan mereka lebih jelas. Maksudku, jika mereka sudah menjadi kekasih, bukankah artinya hubungan mereka sudah jelas?"

"Ah, aku tidak akan heran jika Keith memiliki kekasih. Mana mungkin pria tampan seperti dia terlalu lama melajang?" sahut Lily. "Yang membuatku heran, wanita mana yang menggantungkan perasaan seorang pria seperti Keith? Apa yang kurang darinya?"

"Terkadang seseorang yang terlihat sempurna dari luar belum tentu dia sempurna saat kau mengenalnya lebih dekat," kata Layla.

"Betul," kata Penny. "Kalian tahu, Keith itu memang akan melakukan apa saja untuk kekasihnya, tetapi dia juga sangat pencemburu. Dia pernah menceritakan tentang dirinya yang cemburu dengan sepupu dari kekasihnya."

Nothing Better (Than You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang