DUA PULUH SATU

2.1K 97 13
                                    

⚠️WARNING! PART INI BERISI ADEGAN DEWASA (21+) SILAKAN TINGGALKAN JIKA TIDAK BERKENAN. PLEASE, BE A WISE READER ⚠️

♤♡◇♧

Nate terbangun saat rambutnya diusap. Ia berusaha membuka matanya yang terasa berat. Samar-samar dilihatnya Julian berada di depannya.

"Ada apa?" tanya Nate sambil memejamkan matanya kembali. Ia sangat mengantuk. Semalam ia tidak bisa terlelap karena perasaan bersalahnya pada Keith.

"Ayo bangun. Kita pergi." Julian masih mengusap-usap rambut Nate.

Nate memicingkan matanya. "Ke mana?"

"Jalan-jalan. Sekalian merayakan ulang tahun pernikahan kita."

"Hm? Bukankah itu masih..." Nate kembali memejamkan matanya, berusaha membuat otaknya untuk bangun dan mulai bekerja. "Entahlah. Minggu depan?"

"Apa masalahnya? Itu hanya tanggal."

Nate membuka matanya tepat saat Julian menjulurkan tubuhnya dan mencium kening Nate. Pria itu mengenakan kemeja hitam bergaris-garis putih dan celana hitam. Pastilah ia bukan akan sekadar mengajak Nate jalan-jalan ke taman. Nate berusaha menahan bibirnya untuk tidak terangkat saat melihat rambut Julian yang telah dipotong rapi. Entah mengapa hal kecil seperti itu sudah cukup membuatnya senang.

Nate berganti pakaian dengan blus putih dan rok putih. Julian menyunggingkan senyum sambil mengawasi Nate yang sedang memakai sepatunya.

"Kenapa?" tanya Nate.

"Rok untukku, huh?" gumam Julian sambil berbalik keluar dari kamar.

Nate mengikuti Julian ke mobil sambil mengernyitkan dahi. Ia sengaja meninggalkan ponsel lipatnya di rumah agar ia tidak kelimpungan jika sewaktu-waktu Keith menghubunginya selama ia bersama Julian.

"Mau ke mana kita?" tanya Nate, sementara Julian mengendarai mobilnya.

"Kencan," jawab Julian.

Nate mendelik ke arah Julian. "Aku serius."

"Aku merasa tidak enak karena tidak mengizinkanmu pergi. Jadi, aku akan mengajakmu jalan-jalan. Tempatnya tidak kalah bagus dengan Edinburgh, pasti kau akan menyukainya," tutur Julian. "Bibi Fanny juga mengundang kita makan siang besok."

Nate terbelalak. "Jadi, kita akan ke Newport? Kenapa kau tidak bilang sejak awal? Aku tidak membawa pakaian ganti!"

"Kita bisa membelinya nanti."

Pikiran Nate langsung dipenuhi oleh Keith. Ia menyesal tidak membawa ponsel lipatnya. Bagaimana jika Keith mencarinya? Bagaimana jika Keith bertambah kesal karena Nate tidak bisa dihubungi? Selama perjalanan Nate terus memandang keluar jendela agar ia tidak perlu mengobrol dengan Julian.

Hampir tiga jam kemudian akhirnya mereka tiba di Wales. Nate terpukau melihat pemandangan Taman Nasional Brecon Beacon yang membentang di hadapannya. Julian memarkir mobilnya di depan sebuah pondok lalu mengajak Nate masuk.

"Aku sengaja memajukan liburan kita karena sulit sekali untuk memesan tempat ini," kata Julian.

Pondok itu merupakan private cottage berlantai dua. Di lantai bawah terdapat ruang tamu dengan sofa dan televisi, dapur beserta ruang makan, serta toilet. Lalu di lantai dua terdapat dua buah kamar, masing-masing dilengkapi dengan satu tempat tidur besar. Di sana juga terdapat satu kamar mandi dengan shower dan bath tub.

"Aku tidur di kamar yang ini," kata Nate sambil menunjuk kamar di sebelah kanan.

"Apa maksudmu? Memangnya kita akan tidur terpisah?" tanya Julian.

Nothing Better (Than You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang