SATU

11.2K 262 5
                                    

"Tolong letakkan di sebelah sana saja. Hati-hati."

Nate mengawasi beberapa pengangkut barang menggotong lemari pakaian dan memasukkannya ke kamar. Mereka menurunkannya dengan hati-hati sementara Nate mengangguk, menyetujui penempatannya.

"Ma'am, meja ini ingin ditaruh di mana, ya?" tanya seorang pengangkut barang yang muncul sambil menggotong meja makan bersama seorang rekannya.

"Oh, tolong dibawa ke sebelah sana, Pak," jawab Nate sambil mengikuti mereka menuju dapur.

Nate menggelung rambutnya yang panjang sepunggung lalu menghela napas. Ia tidak mengira pindahan rumah akan melelahkan seperti ini, padahal ia dibantu oleh pengangkut barang. Untunglah perabot pesanannya datang tepat waktu, jadi Nate tinggal merapikan barang-barang yang dibawanya dari rumah orang tuanya.

Setelah memastikan seluruh perabot telah turun dari mobil pengangkut, Nate berterima kasih pada para pengangkut itu dan memberikan mereka uang tip. Setelah mobil pengangkut pergi, ia kembali ke dalam rumah.

"Para pengangkut sudah pergi?" tanya Mom sambil menuruni tangga dengan sapu di tangannya. Nate mengangguk.

Nate dan ibunya mulai sibuk memisahkan dus-dus yang isinya akan mereka keluarkan dengan dus yang akan disimpan di gudang. Nate mengeluarkan sebuah pigura kecil yang saat dibuka terdiri dari lipatan-lipatan pigura lain berisi foto-fotonya bersama Annie, kakaknya. Mereka terlihat berbeda sekali sejak kecil. Annie selalu terlihat kalem dengan gaun dan pita di rambutnya, sementara Nate senang memakai jumpsuit dan selalu memasang wajah konyol di sebelah kakaknya.

Nate ingat sering merasa iri pada Annie karena kakaknya yang berbeda dua tahun dengannya itu selalu mendapat perhatian lebih dari keluarga mereka. Annie juga memiliki lebih banyak teman, sampai-sampai Nate lebih sering bergaul dengan teman-teman Annie dibandingkan dengan teman-temannya sendiri. Bahkan tidak sedikit pria yang Nate sukai malah menyukai Annie setelah mereka bertemu dengannya. Oleh sebab itu, Nate tidak pernah berhubungan serius dengan pria manapun, apalagi membawanya ke rumah untuk mengenalkannya pada keluarganya.

"Kau memajang fotomu dengan Annie? Apa Julian tidak akan protes?" tanya Mom.

"Tidak akan. Julian sendiri yang membantuku memilih foto-foto ini," jawab Nate.

Nate menoleh ketika mendengar suara mobil berhenti di halaman rumah. Ah, rupanya mereka sudah datang. Ia bergegas keluar rumah untuk menyambut Tara dan Will.

"Nate, sayang, bagaimana kabarmu?" sapa Tara sambil memeluk Nate.

"Baik," balas Nate. "Kau datang berdua dengan Will saja?"

"Ya, adikmu sibuk dengan tugas akhirnya."

"Maaf, kami belum selesai merapikan barang-barang," kata Nate sambil mengajak Tara dan Will masuk ke rumah.

"Di mana Julian?" tanya Will sambil memandang berkeliling.

"Dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, jadi dia tetap berangkat ke kantor hari ini," jawab Nate. Kemudian Mom muncul dari kamar dan menyambut kedatangan mereka.

Nate kembali sibuk dengan pengaturan perabot, kali ini dibantu dengan Tara dan Will. Mereka adalah orang tua Julian—suami Nate—yang tinggal di Newport, Wales, dan datang berkunjung di hari pindahan mereka ke rumah yang baru. Nate dan Julian tinggal di rumah orang tua Nate di Brighton selama tiga tahun ini. Karier Julian meningkat sehingga mereka memutuskan untuk hidup mandiri.

Nate mengeluarkan ponsel dari tas lalu menekan nomor telepon Julian. Tadi pagi pria itu memintanya untuk mengabari jika orang tuanya sudah datang. Namun, Julian tidak kunjung menjawab teleponnya.

Nothing Better (Than You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang