EPILOG

4K 146 57
                                    

"Maaf, aku akan sangat sibuk sampai pertengahan tahun depan. Kecuali kau mau menunggu."

Nate sempat kecewa saat Rick, adik Julian, mengatakan tidak bisa menemaninya pergi ke Stockholm. Setelah dua tahun berpisah dengan Julian, akhirnya Nate memutuskan untuk menyusul pria itu, mengejar cintanya kembali yang ia tidak yakin masih tersisa di hati Julian.

Berkat Abby, temannya sekaligus rekan kerjanya, Nate berkesempatan untuk menjadi sukarelawan di Stockholm. Kini ia bisa menjejakkan kakinya di daratan yang sama dengan Julian, melihat langit yang sama, dan menghirup udara yang sama!

Nate berkeliling kota berbekal alamat yang diberikan Rick. Namun, ia tidak bisa menemukannya walau sudah memakai aplikasi peta di ponselnya. Kemudian Nate memutuskan untuk menaiki trem yang biasa membawa turis berkeliling kota karena kakinya sudah pegal setelah berjalan seharian. Ia melewati banyak bangunan berwarna merah dan oranye yang sangat indah dan sebuah taman besar dengan air mancur di tengahnya.

Akhirnya trem tiba di sebuah gereja yang cukup besar. Sopir trem tersebut menjelaskan bahwa itu adalah Gereja Katarina, gereja yang cukup terkenal di Stockholm dan juga menjadi tempat kunjungan wisata.

Para penumpang turun dari trem dan pergi menuju gereja untuk berfoto. Nate mengikuti mereka dan melihat sebuah karpet merah terbentang melewati bagian bawah pintu gereja yang tertutup hingga menuruni tangga. Sepertinya sedang ada pernikahan di dalam karena tak lama kemudian sebuah mobil pengantin lengkap dengan hiasan berhenti di depan gereja.

Nate menunggu dengan dada berdebar-debar. Walaupun dia tidak mengenal orang yang mengadakan pernikahan ini, tetapi dia sendiri pernah merasakan antusias sebuah pernikahan. Nate dan beberapa pengunjung lain menunggu hingga pintu depan terbuka. Beberapa pengiring pengantin terlihat keluar lalu berdiri di tangga dengan keranjang bunga di tangan mereka.

Nate menunggu dengan gugup hingga akhirnya pengantin yang menjadi sorotan hari ini muncul sambil melambaikan tangan. Pengantin wanitanya terlihat cantik dengan gaun putih berekor panjang yang harus dipegangi oleh salah seorang pengiringnya. Nate tidak mengenakan gaun seperti itu saat dia menikah dulu dan dia tidak iri karena gaun itu terlihat merepotkan. Namun, wanita itu terlihat bahagia dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya sementara dia menggandeng pria yang sudah menjadi suaminya. Nate melirik pengantin prianya dan merasa jantungnya berhenti berdetak.

Tidak, ini tidak mungkin. Mata Nate tidak lepas dari sepasang suami istri yang kini menuruni tangga diiringi sorak-sorai dari orang-orang di sekelilingnya. Tidak, mungkin itu hanya pria yang kebetulan mirip. Walau dilihat dari sisi mana pun, pria itu sangat mirip Julian, tapi tidak mungkin itu dia, kan? Tidak mungkin tidak ada satu pun anggota keluarga Julian yang memberi tahu Nate jika putra sulung mereka menikah lagi?

"Matilda?"

Nate menoleh. Ia hampir menangis saat melihat Tara sedang memandang ke arahnya dengan wajah yang jelas terlihat kaget. Begitu pula dengan Will yang menyusul Tara. Tidak, ini semua tidak nyata. Nate segera berbalik menjauh ketika akhirnya Rick muncul dan menyadari kehadiran Nate di sana.

"Nate! Nate!" Rick menarik lengan Nate dan menghentikan langkahnya. "Bagaimana kau bisa ada di sini? Kapan kau sampai?"

"Kenapa kalian tidak memberi tahuku?" tanya Nate dengan suara bergetar karena akhirnya ia tidak bisa menahan air matanya. "Kenapa tidak ada yang memberi kabar bahwa Julian akan menikah?"

Rick memegangi bahu Nate untuk menenangkannya. "Tadinya aku mau memberi tahumu..."

"Kapan?" potong Nate. "Kenapa kau menyembunyikannya? Selama ini aku selalu membagi keresahanku padamu. Kau orang yang paling tahu betapa aku belum bisa melupakan Julian. Kenapa kau melakukan ini padaku?"

Nate melirik orang-orang yang perhatiannya teralih pada mereka, termasuk Julian. Pria itu menatapnya dari tangga dengan ekspresi yang tidak bisa Nate tebak, sementara istri di sampingnya berusaha mengajak Julian untuk melanjutkan langkah mereka.

"Aku sudah lama berniat untuk menceritakan tentang pernikahan ini padamu," kata Rick membela diri. "Tapi ibumu..."

"Astaga, Mom," gumam Nate sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Rick menghela napas.

"Ini sudah dua tahun, Nate. Aku tahu kau masih sulit untuk melupakan kakakku, tapi kini dia sudah membuka lembaran yang baru. Aku sungguh-sungguh berharap kau juga melanjutkan hidupmu," kata Rick.

Nate mengangkat kepalanya. Ia memandang Julian yang masih membeku di tempatnya berdiri. Mungkin ini terakhir kalinya Nate bisa bertemu dan melihat Julian secara langsung. Nate tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Walau dulu Rick selalu mengatakan bahwa Nate adalah cinta pertama Julian dan satu-satunya wanita yang Julian cintai, ternyata perasaan seperti itu dapat dengan mudah terhapus dalam waktu dua tahun. Nate tidak bisa menyalahkan Julian, Nate-lah yang membuat perasaan itu sirna karena perbuatannya sendiri.

Nate berbalik pergi sambil tersedu-sedu tanpa mengucapkan sepatah kata pada Rick. Ia akan pulang, ia akan pergi untuk menata hatinya kembali karena harapannya sudah pupus. Nate tidak akan bisa lagi memiliki Julian. Kesempatan itu sudah hilang di hari Nate mengucapkan perpisahan mereka.

"Tillie! Tillie!"

Nate sempat tergoda untuk menghentikan langkahnya. Ia tahu hanya satu orang di dunia ini yang masih memanggilnya dengan nama kecilnya. Namun, Nate tetap meneruskan langkahnya, bahkan setengah berlari menyeberangi jalan.

"Tillie, tunggu!"

"Julian!"

Nate berbalik setelah mendengar jeritan hampir seluruh orang di belakangnya. Kali ini dunia terasa berhenti berputar saat Nate melihat sebuah mobil melaju kencang dan menyambar Julian yang sedang menyusulnya. Tubuh Julian terpelanting cukup jauh lalu mendarat di sisi jalan. Nate menjerit histeris saat melihat tubuh itu tidak lagi bergerak.


- END -

7 April 2021

Terima kasih telah membaca dan mendukung cerita saya selama ini, walau sering kali updatenya molor 2 minggu-1 bulan hehehe. Terima kasih atas semua vote dan komentarnya. Saya selalu menikmati bertukar pendapat dengan teman-teman. Namun, saya juga tetap menghargai silent reader yang bersedia membaca cerita saya sampai selesai. Saya hanyalah penulis amatir dan sangat terharu bisa mendapat dukungan sebanyak ini. Semoga pesan dari cerita ini juga tersampaikan kepada semua pembaca. Terima kasih semuanya!


Update 20 Juli 2021:

Epilog diganti!


Nothing Better (Than You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang