SEMBILAN

2.7K 99 0
                                    

Nate melirik ke arah ruangan Keith. Pria itu terlihat sedang sibuk di mejanya. Keith masih tidak membalas pesan Nate hingga pagi ini dan Nate tidak bisa bertanya padanya.

"Ini daftar PC yang akan masuk minggu depan. Tolong kabari aku agar aku bisa follow up ke customerku," kata Harry sambil menyodorkan beberapa lembar kertas pada Nate.

"Baiklah." Nate mengerling ke arah ruangan Keith. Ia berdiri tepat di samping jendela besar itu, jadi mustahil bagi Keith untuk tidak melihatnya. Namun, Keith nampak tidak peduli dan sibuk membaca sesuatu di komputernya.

Nate kembali ke ruangannya dengan lesu. Bukan salah Keith jika kecewa karena Nate membohonginya. Tidak, Nate juga tidak sepenuhnya berbohong. Ia tidak pernah mengatakan pada Keith atau siapapun bahwa ia melajang. Ia hanya tidak pernah menyebutkan status pernikahannya.

Nate menyibukkan diri sambil mendengarkan musik melalui pengeras suara di komputernya. Saat tiba waktu makan siang, ia mematikan musiknya dan bersiap untuk pergi makan. Nate membuka laci mejanya untuk mengeluarkan bekalnya dan terbiasa memeriksa ponsel lipatnya. Ia baru menyadari ada pesan yang masuk, sepertinya Nate tidak mendengarnya tadi.

Mau pergi makan siang bersama?

Nate menoleh ke arah ruang marketing, tidak tahu jika Keith masih ada di sana atau tidak. Pesan ini sudah dikirim sejak tadi, mungkinkah Keith sudah pergi karena Nate tidak membalasnya?

Nate bergegas keluar dan menoleh ke arah parkiran. Skuter Keith sudah tidak ada di sana. Kemungkinannya pria itu memang sudah pergi atau—itu dia. Pria itu sedang duduk di atas skuternya cukup jauh dari kantor seperti biasa. Nate langsung menghampirinya.

"Maaf, aku tidak mendengar pesanmu tadi," kata Nate.

"Tidak apa-apa," jawab Keith sambil menyodorkan helm pada Nate.

Mereka tidak saling bicara hingga tiba di restoran dan menunggu pesanan mereka tiba. Nate tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Maaf karena membuat Keith kecewa? Namun, apa pria itu memang kecewa karena dirinya?

"Maaf aku tidak membalas pesanmu semalam," kata Keith tiba-tiba. "Aku... jujur saja aku terkejut mendengarmu sudah menikah. Aku hanya... kau tahu, aku hanya menduga kau sudah memiliki kekasih, tapi tidak pernah menyangka jika ternyata kau memiliki seorang suami."

Nate menggigit bibirnya. "Maaf karena tidak pernah memberi tahumu. Aku tidak pernah berniat untuk menyembunyikan statusku darimu. Apa kau marah?"

"Aku tidak marah, hanya sedikit kecewa." Keith menghela napas. "Sejujurnya saat pertama kali kau bekerja di sana, hampir seluruh staf pria membicarakanmu, memuji betapa memesonanya dirimu dengan mengatakan bahwa belum pernah ada staf wanita yang seperti dirimu. Itu membuatku penasaran dan ingin bertemu secara langsung denganmu."

Wajah Nate memerah mendengar penuturan Keith. Ia tidak pernah tahu jika ia menjadi bahan perbincangan di kantornya.

"Lalu setelah bertemu denganmu, aku merasa akhirnya mitos di kantor tidak akan berlaku bagiku. Kau tahu, aku hampir percaya pada mitos itu karena aku sama sekali tidak bisa menemukan perempuan untuk kukencani setelah bekerja di sana," lanjut Keith.

"Mana mungkin tidak ada perempuan yang mau berkencan dengan pria tampan sepertimu," kata Nate.

"Tapi kenyataannya memang tidak ada. Sungguh," balas Keith, walau Nate bisa melihat salah satu ujung bibir Keith terangkat setelah mendengar kata-kata Nate. "Jadi setelah lebih dekat denganmu, sejujurnya aku menaruh harapan padamu, tapi aku tidak pernah menyangka akan seperti ini. Maksudku, kau bahkan tidak mengenakan cincin kawin. Hal pertama yang kupastikan saat aku bertemu dengan seorang perempuan."

Nothing Better (Than You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang