Begitulah, setelah sekian lama akhirnya Jaemin pun harus kembali tidur dikamar sang Jenderal. Jangan lupakan bagaimana malunya ia begitu mengetahui bahwa komandannya - Lee Taeyong sendiri yang menyarankan padanya agar menuruti anjuran sang Jenderal pimpinan pasukan elite Red Ribbon tersebut.
Masalahnya adalah jika sebelumnya rekan - rekan teamnya belum mencium gelagat jika sang Jenderal diam - diam mempunyai perhatian lebih padanya, kini mereka semua telah mengetahui hal tersebut.
Dan sialnya bukan hanya rekan - rekan teamnya saja. Namun rekan - rekan Tiongkoknya pun sama ..
Taeyong tidak berkomentar apa - apa, namun Jaemin yakin sepintas lalu ia melihat senyuman samar terlukis pada wajahnya yang tampan ketika mengatakan hal tersebut kepadanya.
Bagaimana dengan rekan - rekan teamnya yang lain? Jangan ditanya! sudah pasti menimbulkan kehebohan ketika kabar itu sampai ke telinga mereka. Untunglah Jaemin sudah menyiapkan mentalnya ketika Jungwoo asyik ber cie - cie ria padanya ketika ia tengah menyeduh teh hijaunya beberapa jam sebelum ia pergi ke paviliun Yukhei ..
Atau sang wakil pimpinan - Johnny beserta Jaehyun yang hanya senyam senyum tidak jelas ketika berpapasan dengannya.
Jeno dan Sungchan? jangan ditanya! kedua perusuh itu selalu menggodanya tiap kali ada kesempatan yang membuat Jaemin sibuk mengelus dada.
"Awas jangan ena ena ya" bisik Jeno yang sukses mendapat lemparan bantal tepat pada wajahnya
Jujur ia sangat malu, apalagi jika nanti malam mimpi itu kembali terulang dan desahannya terdengar oleh sang Jenderal.
Mau ditaruh kemana muka ini? batin Jaemin dalam hati ..
Jaemin mengetuk pintu kamar tidur Yukhei ketika waktu istirahatnya telah tiba. Ia sedikit gugup ..
Padahal ini bukan pertama kalinya Jaemin tidur dikamar sang Jenderal.Tak lama pintu kamar tidur Yukhei pun terbuka dengan sang empu pemilik kamar tersenyum begitu melihatnya.
"Masuklah" ujar Yukhei sambil membuka lebar - lebar daun pintu kamarnya
"Terima kasih" ujar Jaemin sedikit gugup
Malam itu Jaemin menggunakan kimono putih tidurnya yang dilapisi oleh beizi berwarna sage green bercorak. Ia nampak menggeraikan rambutnya karena sudah memasuki waktu untuk beristirahat.
Jaemin hanya terpatung ditengah kamar menunggu sang pemilik kamar selesai mengunci pintu kamarnya.
Yukhei hanya keheranan melihat Jaemin yang tengah berdiri ditengah - tengah kamarnya
"Apa yang kau lakukan?" tanya Yukhei sambil tertawa renyah
"Tidak usah malu Na" ujar Yukhei menyentuh bahu Jaemin dengan lembut
"Yukhei-ssi .. aku kira ini bukan ide yang bagus" tukas Jaemin sambil menundukan wajahnya karena malu
"Na, aku tidak ingin mengambil resiko kau diserang kembali oleh vampire tersebut .. hanya masalah waktu saja sampai kau kembali didatangi olehnya" ujar Yukhei seraya meraih dagu Jaemin dan sedikit mengangkatnya agar pandangan mereka bertemu satu sama lain
Dada Jaemin berdegup kencang karenanya ..
Pandangan mereka saling bertemu. Yukhei menatapnya dengan begitu lembut seperti biasanya saat mereka sedang berdua
"Tapi-"
"Tidak ada tapi .. keselamatanmu adalah tanggung jawabku" ujar Yukhei dengan tegas
Didebatpun percuma ujar Jaemin dalam hati ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String Of Fate
FanfictionTakdir akan selalu menemukan jalannya sesulit apapun jalan yang dihadapi .. Jaemin x Lucas story! slightly noren + jaeyong + johnten. BXB. not suitable for homophobic. 21+. explicit s** scene.