PART 26 🔞

3.6K 138 0
                                    

WARNING
INI AREA DEWASA 🔞
UNTUK DIBAWAH UMUR
SKIP AJA YA
AUTHOR GAK MAU TANGGUNG DOSANYA...!!!!!

.
.
.

Aku masuk ke kamarku, tapi bedanya sekarang aku berbagi kamar dengan laki2 yg dulu sangat aku benci dan laki2 yg pernah menjadi sopir pribadiku. Sekarang juga akan menjadi sopir pribadiku selamanya.

.
.
.

"Sayang?"

Suara itu, iya suara suamiku. Orang yang sangat aku cintai. Kenapa baru kali ini jantungku berdebar.

"Sayang kenapa melamun?"

Dia memelukku dari belakang.

"Sayang, aku hanya berpikir sesuatu"

"Kamu memikirkan apa J?"

"Memikirkan kenapa aku bisa mencintaimu tuan limario"

"Hey lihat aku, kau masih meragukanku J?"

"Aku tidak ragu sayang, hanya belum percaya kau memilihku menjadi pendampingmu"

"Sudahlah, ini kenyataan kita adalah suami istri sekarang. Kita saling melengkapi, saling percaya dan mengingatkan"

"I love you limario"

"I love you more sayang"

Lim menatapku dan mencium bibirku. Dia sangat lembut.

Aku pun mengikuti permainannya. Aku membalas ciumannya. Dia turun mencium leherku.

"Aahhh limmm" tetap saja geli meski aku sudah pernah melakukannya dengan lim.

"Cup cup muah muah muah"

Dia meninggalkan kissmark di leherku.

Lim membuka piyama ku dengan kilat. Aku sudah bertelanjang. Lalu aku menarik celananya. Dia yg masih mencium bagian2 sensitifku. Aku tentu sangat menikmatinya.

Dia menyingkap pahaku.

"Ahhh limmmhhh, awwww ggeeliiih sahyaaanng"

"Emp emp emp ckk ckk"

"Ooohhh arrrghhh sayang"

Setelah selesai membuatku tak tahan. Dia menindihku lalu mencium bibirku kembali, nafasnya sudah memburu.

Aku melihatnya mengarahkan Mr P nya ke Ms V ku.

"Wow this very big, lebih besar dari sebelumnya" bathinku

"Aawwwwhhh sssshhh sakit sayang"

"Ini baru setengah baby, tahan ya akan aku pelankan"

Aku hanya mengangguk karena akupun sudah sangat ingin.

"Enggghhhh eeehhh aaaassshhhh sayaaaaaaangghhhh"

Jennie mendesah begitu lantang ketika aku berhasil memasukan seluruh Mr P ke dalam Ms V nya. Meski ini bukan yg pertama ia tetap kesakitan. Aku membiarkannya mengatur nafas sebelum aku memompanya. Setelah ku lihat dia tenang, dia tersenyum pertanda aku boleh bermain sekarang.

DREAM (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang