Hari-hari berlalu, Jaehyun sudah menghabiskan banyak waktu bersama Jaemin. Tidak ada hari terlewat tanpa mereka bertukar pesan, tidak ada akhir pekan terlewat tanpa mereka menghabiskan waktu bersama, bahkan beberapa pertemuan singkat disela kesibukan masing-masing.
Malam itu, Jaehyun pulang setelah mengantar Jaemin mencari buku. Hanya mencari sebuah buku yang menghabiskan berjam-jam sampai Jaehyun bosan mengikuti si manis berpindah dari satu toko ke toko lain, yang tentu saja akan membuat Jaehyun mengomel sepanjang waktu jika itu Minjung.
Masih mengenakan setelan kantornya, Jaehyun baru merasakan lelah begitu sampai rumah.
"Mereka sedang berkumpul?"
Ini bukan akhir pekan atau liburan panjang, cukup mengherankan melihat mobil kakak keduanya yang tinggal di luar kota itu terparkir di halaman rumah.
"Jaehyun, kau sudah pulang?"
Ibu menghampiri Jaehyun, lalu membawanya duduk bersama Youngho dan Sooyoung yang entah tengah membicarakan apa dengan ayah. Raut mereka begitu serius saat Jaehyun masuk tadi.
"Noona sendirian?"
Jaehyun mengambil setoples cookies yang pasti adalah buah tangan kakak perempuannya saat berkunjung, meletakkannya dipangkuan dan menikmati setiap gigitan kue yang lebih enak dari buatan ibu-jangan mengadukan Jaehyun tentang ini.
"Sungjae dan Jisung akan menyusul hari Sabtu."
"Apa ada acara penting? Tumben sekali kalian berkunjung-"
"Apa salah aku mengunjungi orangtuaku? Sudah sana mandi. Kau bau sekali."
Beruntung ada cookies yang bisa ia masukkan ke mulutnya hingga hilang sudah mood untuk bertengkar dengan sang kakak.
"Kenapa masih di sini?"
Jaehyun mendengus pada Sooyoung yang mendorong tubuhnya. Sebenarnya ia penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, tapi ia terlalu lelah. Jadilah ia pergi bersama setoples cookies di pelukan.
.
.
Jaehyun memarkirkan mobilnya di depan sebuah minimarket 24 jam. Dalam jarak pandangnya, ia bisa melihat gerbang sekolah menengah atas mulai dibuka. Jam pulang sudah tiba. Tidak lama siswa siswinya mulai keluar dari sana.
Jaehyun menyandarkan punggungnya santai. Maniknya tidak lepas dari puluhan remaja berseragam sekolah yang berhamburan bagai burung keluar dari sangkar. Sebahagia itu rasanya pulang sekolah.
Drrrttt drrrttt
Panggilan diterima pada detik pertama.
"Kau dimana?"
"Depan minimarket."
"Di sini ada banyak minimarket kalau kau belum tahu."
Jaehyun terkekeh membuat orang di seberang sana mendengus. "Kalau begitu, turuti arahanku. Sekarang, menyebranglah."
Jaehyun tidak bisa melihat Jaemin diantara banyaknya siswa di sana. Jaraknya cukup jauh untuk dapat mengenalinya. Tapi ia yakin jika si manis masih berdiri di depan gerbang.
"Sudah."
"Berjalanlah ke arah utara."
"Dimana? Kau tidak sedang mengerjaiku 'kan? Jangan-jangan kau lupa menjemputku dan sekarang masih di kantor? Aku tidak melihat mobilmu dimanapun."
Jaehyun berdecak. Pikiran si manis buruk sekali. "Aku sudah melihatmu," senyumnya melebar melihat Jaemin menoleh kesana kemari dengan wajah bingung. Ingin mengerjai si manis, tapi terlanjur iba melihat wajah lelah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Call It Ours (2Jae)
Fanfiction[JAEJAE] Jaehyun yang selalu gagal dalam percintaannya dengan wanita, bertemu Jaemin-si anak asuh pasangan gay-yang tengah mencari jati diri. "Kau tahu? Cinta bisa tetap dimiliki tanpa harus saling memiliki."