Haiii!!!
Cerita ini makin melebar dari draft awal.. banyak scene yang aku bikin di draft malah ga kepake..
Semoga feel-nya ga ilang yaa
...
If it's your choice
Live with the consequences
You have no such courage, I do
You live because you can't avoid it
(Go by NCT Dream)Jaemin memutar bagian yang sama berkali-kali, mengeraskan volume lalu menurunkannya hingga paling kecil, lalu mengeraskannya lagi.
Terlihat tidak bernilai sekali waktunya dibuang percuma. Apalagi headphone di telinga membuatnya benar-benar tidak sadar dengan keadaan sekitar.
Cafe yang masih sepi saat Jaemin masuk sudah penuh dengan pengunjung di jam maka siang. Ice Americano hitam pekatnya sudah sepenuhnya mencair bahkan nyaris berada di suhu ruang, tapi pikiran Jaemin tetap mengarah pada satu hal.
Jika itu pilihanmu, kau harus hidup dengan apapun konsekuensinya. Meski tidak ada keberanian, kau tidak akan pernah bisa menghindarinya.
Itu yang sedari tadi ia dengarkan.Jika remaja seusianya tengah sibuk belajar demi masuk ke universitas impian, maka Jaemin dengan pikiran buntunya lebih mementingkan urusan hati.
Cinta dan keluarga.
Tanpa berpikir, Jaemin akan memilih cinta. Selama cintanya itu Jaehyun tentu saja.
Sejak lahir ia tidak punya keluarga, Chanyeol dan Sehun yang ia anggap keluarga pun pernah meninggalkannya. Jaemin tidak mau ditinggalkan lagi.
"Lepas benda ini atau telingamu akan rusak."
Jaemin hampir saja memaki orang yang berani mengganggunya sebelum melihat sosok itu.
"Daddy."
Dari dulu Chanyeol selalu tahu apa yang Jaemin pikirkan tanpa si manis itu mengungkapkannya.
"Studio Daddy ada di dekat sini kalau kau lupa."
Begitulah pertanyaannya terjawab, membuat Jaemin menoleh kesana kemari baru menyadari cafe itu adalah cafe favoritnya dan Chanyeol.
"Masih bekerja di bar?
Jaemin menggeleng. Memilih memusatkan tatapan pada layar datar di tangan. Mereka memang jarang bertemu, tapi Chanyeol rutin mengirimi pesan yang dibalas seadanya oleh Jaemin.
"Baguslah."
Bagaimana bisa ia tetap bekerja jika Jaehyun membuatnya izin hampir setiap hari? Tentang bar yang ia katakan milik orangtuanya, itu bohong. Nyatanya ia akan mendapat ceramah panjang lebar jika ketahuan Chanyeol atau Sehun.
Kemudian Jaemin baru menyadari jika Chanyeol tidak datang sendiri. Ada makhluk lain di pangkuannya.
Jaemin menatapnya tidak suka, apalagi saat makhluk yang tidak lain adalah anak kecil itu memeluk lengan Daddynya.
"Kau membuatnya takut."
Jaemin mengalihkan pandangan, berusaha tidak peduli meski ia cemburu setengah mati. Apalagi pikirannya mulai melayang.
Tolong, jangan biarkan apa yang Jaemin pikirkan benar adanya.
"Ini Chenle, keponakanku." Chanyeol tersenyum seolah mengerti apa yang ada di kepala anak laki-lakinya. "Chenle, ayo kenalan dengan Jaemin Hyung."
Jaemin yang hanya diam membuat anak itu beringsut takut. Lalu Chanyeol yang mengusap punggungnya saat Chenle nyaris menangis.
Bukankah pemandangan yang menghangatkan? Seperti seorang ayah dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Call It Ours (2Jae)
Fanfiction[JAEJAE] Jaehyun yang selalu gagal dalam percintaannya dengan wanita, bertemu Jaemin-si anak asuh pasangan gay-yang tengah mencari jati diri. "Kau tahu? Cinta bisa tetap dimiliki tanpa harus saling memiliki."