Pagi hari, Jaemin masih mengantuk sebenarnya. Masih ingin tidur di kasurnya lebih lama. Salahkan Minjung yang mengajaknya mengobrol hingga pukul tiga. Perutnya terasa begah karena tidur dalam kondisi kekenyangan.
"Tidur jam berapa kalian semalam?" Joohyun yang tengah memotong sayuran menggeleng pelan melihat kedatangan Jaemin yang diikuti Minjung di belakang dengan wajah mengantuk yang tidak jauh berbeda.
"Eomma, perutku sakit." Minjung duduk lalu menumpukan kepala di meja makan.
"Tentu saja. Kalian menghabiskan 5 bungkus ramen."
Jaemin menghampiri Joohyun yang sibuk mengomeli putrinya. "Ada yang bisa aku bantu?"
"Tidak perlu. Kau duduk saja bersama Minjung."
Menurut, Jaemin duduk di hadapan Minjung. Tangannya menopang kepala yang berat karena kantuk. "Kau yakin bisa masuk kelas pagi ini?"
Minjung mendongak, "tidak yakin tapi aku harus."
Jaemin menggeleng pelan melihat Minjung kembali tidur.
"Jaehyun jadi pergi pagi ini?"
Suara Youngho mengalihkan perhatian Jaemin. Jaehyun pergi? Kemana? Kenapa tidak mengabarinya? Sudah pergi atau mau pergi?
"Iya. Tadi tidak sempat sarapan."
Jaemin ingin sekali bertanya, tapi bertanya tentang Jaehyun pada Youngho atau Joohyun terasa canggung untuknya. Lebih baik bertanya langsung pada Jaehyun saja nanti.
"Jaehyun ada pekerjaan di luar kota seminggu ini." Ucap Youngho
Jaemin menoleh, Youngho hanya tersenyum sekilas sebelum menghampiri istrinya ke dapur.
.
.
Youngho sudah pergi pergi bekerja, Minjung juga sudah berangkat ke kampus. Sedangkan Minhyung akan bertemu teman-temannya, perpisahan sebelum kembali ke Kanada katanya.
"Eomma, kapan Minhyung Hyung berangkat?" Taya Jaemin. Saat ini ia tengah menemani Joohyun belanja bulanan.
"Minggu depan." Joohyun yang tengah menelusuri rak bahan roti menoleh sekilas pada Jaemin yang mendorong troli di sampingnya. "Harusnya Minggu ini supaya bisa istirahat di sana, tapi katanya mau lama lama di sini saja."
"Apa di sana tidak betah?"
"Justru kalau sudah berangkat, dia jarang sekali pulang. Bahkan setiap libur semester tidak tentu pulang."
Melihat kedekatan Minhyung dan keluarganya, Jaemin kira sulung itu akan selalu menyempatkan pulang. Tapi jika dipikir lagi, 3 tahun mengenal Minjung, Jaemin baru tahu perempuan itu memiliki kakak saat mulai tinggal bersama.
"Di sana Minhyung tinggal dengan keluarga Papanya."
Keluarga Papanya? Satu fakta baru yang Jaemin baru tahu. Apa Youngho bukan ayah kandungnya?
"Kau lebih suka coklat atau vanila?"
"Vanila." Jaemin mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut. Ia segera mendorong troli mengikuti Joohyun yang sudah beberapa langkah di depan.
"Kalau Minhyung bersikap ketus padamu, biarkan saja. Dia memang seperti itu jika belum mengenal lama."
"Minhyung Hyung baik padaku, Eomma." Semalam Minhyung bahkan menyelematkannya dari Sooyoung.
"Syukurlah. Dia banyak berubah sejak aku berpisah dengan Papanya."
"Eomma!"
Itu panggilan dari Minhyung. Bagaimana bisa ada di sini? Apa berbelanja juga? Karena laki-laki itu datang dengan troli kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Call It Ours (2Jae)
Fanfiction[JAEJAE] Jaehyun yang selalu gagal dalam percintaannya dengan wanita, bertemu Jaemin-si anak asuh pasangan gay-yang tengah mencari jati diri. "Kau tahu? Cinta bisa tetap dimiliki tanpa harus saling memiliki."