Sekali lagi aku ingatkan yaaa, semua yang ada di cerita ini hanya fiksi. Jadi jangan dihubungkan dengan realita yang sebenarnya, ya..
Happy reading! <3
"AAAAAAA!!"
"AAAAAAA!!"
"Teriak sekali lagi kutinggalkan kalian di portal in-"
"AAA! P-PLEASE- AAAAAA!!"
BRUUUUGHH!
BRUUUUGHH!
BRUUKHH!
BRUUKHH!
BRUUKHH!
Kelima orang itu jatuh dari langit, mereka mendarat di tanah kosong.
Yang pertama bangkit adalah perempuan dengan manik amber itu. Kimberly Fern, pastinya. Ia menoleh pada teman-temannya yang sedang meringis kesakitan.
Kimberly menghela napas, 'merepotkan' pikirnya. Tapi di sisi lain, ia maklum juga akan teman-temannya yang lemah begitu. Jelas, mereka tak pernah masuk ke dalam portal dimensi paralel lalu melewati partikel-partikel kosmos yang rata-rata beracun dan merusak otak.
"Setidaknya pemandangan tadi bagus, kan?" ujar Kimberly berniat menghibur. Padahal ia terlihat seperti teman kejam yang berdiri menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap teman-temannya alih-alih membantu mereka berdiri.
"Bagus bapakmu, mana sempat lihat pemandangan kalau gak bisa bernapas." ujar Rylan sambil bangkit berdiri, lalu ia membantu perempuan di sebelahnya berdiri. "Ruby, kamu gak apa-apa?" tanyanya dengan nada lembut tiba-tiba.
Perempuan yang dipanggil 'Ruby' tadi bernama Ruby Chase, perempuan itu memiliki rambut hitam bergelombang yang panjang sampai pinggang. Karena rambutnya yang berkilau dan tebal, sampai-sampai kalau dilihat dari jauh ia terlihat seperti Luna, si kucing Sailor Moon ketika jadi manusia. Gadis itu memiliki kulit yang eksotis dengan wajah cantik tanpa polesan apa-apa.
Aksi Rylan barusan mendapat kekehan dari Kimberly, "Sudah jadi mantan juga masih saja, hahaha! Kau menyesal ya, Ry?" celetuk Kimberly, membuat dua teman lainnya ikut terbahak.
"Hahaha! Makanya jangan sok! Kau gak mengira kan hari ini akan kiamat? Gak bisa cari pacar baru, deh." ujar perempuan berambut cokelat terang sepanjang bahu.
"PFFFT." Zav menahan tawanya, lalu menoleh pada perempuan itu."Val, ada yang luka gak?" tanyanya sambil membantu perempuan itu berdiri.
Perempuan itu mengadah melihat Zav, lalu tersenyum."Aku gak apa-apa, kok."
Valerie Kasen. Gadis dengan manik cokelat terang yang indah itu dapat menyihir orang-orang dengan tatapannya yang tajam. Ia memiliki sorot mata yang hangat, tetapi tajam. Dalam sekali perintah, orang yang ditatapnya akan langsung tersihir.
Sebenarnya bukan tersihir namanya kalau yang menyihir perempuan secantik dirinya. Tapi begitulah kenyataannya, setidaknya untuk sekarang, itulah metafora yang cukup untuk menggambarkan sesuatu yang tersembunyi dalam diri Valerie.
Zav menghela napas lega, "Alright, babe."
Satu fakta lagi, mereka adalah sepasang kekasih.
Mungkin bisa dibilang kalau mereka adalah kekasih terawet sejagat raya. Kenapa begitu? Oh jelas, mana ada sepasang kekasih yang lebih awet dari mereka? Dunia sudah kiamat tapi mereka masih bersama, masih saling berpegangan tangan seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT 2: The Parallel Dimension
Fantasy--Sequel kedua dari AGENT: Agent of mutants-- [The Parallel Dimension; adalah perjalanan kelima mutan itu dalam dimensi paralel, dan secara tidak sengaja menemukan seseorang yang ternyata adalah kunci terkuat untuk mereka semua.] Setelah kiamat men...