Telepathy

1.8K 330 5
                                    

"Hari ini kita akan mulai menyelidiki apakah ada 'kembaran kita' di dimensi ini." ujar Kimberly mantap.

Ia dan keempat temannya sedang berkumpul di parkiran sekolah. Walau sebentar, tapi mereka menyempatkan untuk berkumpul dulu sebelum masuk ke gedung sekolah. Parkiran sekolah memang bukan pilihan yang tepat, banyak orang yang memperhatikan mereka dari jauh, tapi lebih baik dari pada di dalam sekolah. Mereka akan lebih banyak mencuri perhatian.

Bagaimana tidak, tiga perempuan bak bidadari dan dua lelaki tampan sedang mengobrol secara rahasia dengan membentuk lingkaran kecil, tentu saja menarik perhatian murid yang lainnya. 

"Mereka murid baru itu, kan?"

"Iya, yang baru pindah kemarin! Mereka berteman ya ternyata?"

"Semuanya cantik dan tampan sekali... mereka kelihatan kayak gak nyata, deh!"

"Dengar-dengar, perempuan yang bermata amber itu kemarin ditemani Kak Ace ke kelas, loh!"

"Ohh.. tapi kan Kak Ace memang baik! Pasti bukan apa-apa."

"Tapi aku melihat perempuan itu duduk bersama Kak Ace di kantin, sama Kak Azriel dan Kak Leo juga lagi!"

"Iya? Ck, beruntung sekali!"

"Kudengar dua lelaki tampan itu juga sepertinya teman baru Kak Ace dan Kak Leo!"

"Serius?! Wah parah, kenapa mereka gak membuat geng khusus manusia tampan saja sekalian?"

Semua bisikan-bisikan gosip dari orang-orang yang memperhatikan mereka tetap tak mengusik kelima orang itu.

"Tapi, kita gak punya earzoom, ya?" tanya Rylan mengenai rencana mereka yang biasanya dapat berkomunikasi lewat earzoom, tapi sekarang mereka tak memiliki itu lagi sepertinya.

"Hehe, siapa bilang?" Zav menyengir, membuat para perempuan yang memperhatikan mereka dari tadi, meleleh melihat wajah lelaki itu dengan senyuman tampan (bagi mereka).

Zav mengeluarkan lima kotak kecil dari saku jaketnya. "Aku membawa ini sebelum kiamat." ujarnya bangga, sementara keempat temannya itu menautkan alis kebingungan. Mereka belum pernah melihat kotak kecil itu sebelumnya.

Kotak kecil itu terbuat dari kaca yang berwarna putih, saking putihnya sampai tak terlihat apa isinya.

"Apa itu?" tanya Ruby keheranan. 

"Earzoom yang bahkan lebih canggih dari earzoom kita dulu. Ini adalah Invisible Earzoom." Zav membuka salah satu kotak kecil itu, lalu tampaklah sebuah benda seperti earbuds tanpa kabel,  berwarna putih, kecil seukuran lubang telinga.

Keempat orang itu tersentak. 

"Itu bukannya aset rahasia AOM barat di Amerika?! Bagaimana kau bisa mengambil itu?!" ujar Valerie sambil berbisik, tapi tetap terdengar nada panik pada suaranya.

Anehnya, hanya Valerie yang terlihat kaget, yang lainnya hanya mengangguk paham.

"Lah kok kamu kaget? Dia kan memang pemilik gedung AOM barat." ujar Ruby enteng.

Valerie terbelalak. "WHAT?!" Ia menoleh pada kekasihnya itu. "ZAV KAMU-"

"Ssshh. Sudah ya, urusan kalian dibicarakan berdua saja lain waktu, jangan sekarang." ujar Rylan menyela. 

Ia menyadari Kimberly tadi memutar mata malas. Pertanda buruk. Karena sekalinya ia kesal, mengembalikan mood perempuan itu bukanlah hal yang mudah.

"Nanti aku jelasin.." bisik Zav pada Valerie. Kemudian ia membagikan empat kotak kecil itu pada teman-temannya.

"Tadi katamu benda ini invisible?" tanya Kimberly dengan alis bertaut. Jelas-jelas benda itu bisa dilihat olehnya... dan ia yakin teman-temannya juga dapat melihat benda itu dengan baik.

AGENT 2: The Parallel DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang