Ballroom Party

1.4K 288 14
                                    

[Author's POV]

Jam istirahat pertama sudah berlangsung, suasana kantin Altair School ramai seperti biasa, siswa-siswinya berbincang satu sama lain, canda tawa terdengar dari segala arah. Menyegarkan pikiran mereka setelah pelajaran pertama.

"Tempat duduknya udah penuh semua nih." ujar Zav.

Rylan, Azriel, dan Zav sedang berjalan bersama di kantin yang penuh bising itu. Masing-masing dari mereka membawa nampan makanan, sudah siap untuk menyantap makan siang mereka dengan perut yang kosong itu. Namun masalahnya hanya satu, tempat duduknya sudah terisi semua..

Mengenai Azriel, sejak pagi tadi ia memang langsung bergabung dengan Zav dan Rylan, walau kelasnya berbeda dengan Rylan dan Zav, tapi ia tetap berbaur dengan mereka sejak tadi. Sebenarnya tak apa, Rylan dan Zav hanya harus tetap hati-hati dalam berbicara, jangan sampai salah bicara.

Sejak Rylan menceritakan kekhawatirannya terhadap hubungan Kimberly dengan Ace yang tampak agak 'tak biasa', Zav dan Rylan jadi lebih berhati-hati pada lingkaran pergaulan Ace, dan juga teman-teman dekatnya. 

Azriel menjelajahi seluruh ruangan kantin itu dengan kedua matanya. "Eh itu!" ia menunjuk ke satu meja di paling ujung dan pojok kantin. "Meja yang itu masih kosong... cuma diisi satu orang." ujarnya, setelah menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas meja yang jauh di ujung sana.

Zav dan Rylan mengikuti arah pandang Azriel, kemudian Zav mengangguk setuju. "Iya tuh kosong tiga. Di situ aja, ayo!"

Belum mengatakan sepatah kata pun, Rylan masih menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas siapa yang duduk di situ.

Zav dan Azriel sudah berjalan ke arah meja di pojok kantin itu dengan sumringah karena tak sabar mengisi perut mereka. Namun Rylan masih tertinggal di belakang. Ia mengerutkan alisnya. "Itu kan Ruby." gumamnya pelan.

Dari belakang, gadis itu sudah pasti Ruby. 

'Ck! Kok Zav bisa gak sadar sih?!' ujar Rylan dalam hati, lalu segera berlari menyusul Azriel dan Zav di depan sana.

"Eh eh ehh!" Rylan menghadang Azriel dan Zav, saking terburu-burunya, salah satu makanannya sampai hampir terjatuh dari nampan milik Rylan.

"Ituu.. tuh kayaknya yang duduk disitu perempuan, gak enak ah.. cari yang lain aja deh, ayo!" ujar Rylan.

Zav menaikkan kedua alisnya. "Hah?" ia terkekeh, "Sejak kapan kau takut sama perempuan, Ry? Lagian cuma numpang makan aja kok... udah lapar nih."

Rylan tersenyum paksa, 'Zav bego..'

"Bukan gitu-"

"Gak apa-apa, nanti bilang aja permisi, gitu." potong Azriel, masih dengan sisa kekehannya. Kemudian Zav dan Azriel kembali berjalan ke arah Ruby.

Rylan yang lagi-lagi ditinggalkan di belakang, menghela napas pasrah. 'Zav... kadang kau pintar, tapi sekalinya bodoh, kebangetan.'

Akhirnya... 

Rylan, Zav, dan Azriel sudah berdiri di hadapan Ruby sekarang. Gadis itu sedang menyantap makanannya sendirian. 

Dua detik kemudian, saat Ruby menyadari bahwa ada orang di hadapannya, ia langsung mengangkat wajahnya, masih dengan mulut penuh nasi.

"Permisii..." Azriel tersenyum ramah, "Kau sendirian?" tanyanya lembut.

Ruby mengerutkan alisnya, kaget. Ia tahu lelaki di hadapannya ini adalah temannya Ace, karena Ruby pernah melihatnya bersama Ace, namun ia tak tahu namanya. Dan yang lebih mengagetkannya lagi...

Dua manusia ini.

Zav dan Rylan.

Rylan menatap Ruby pasrah, sedangkan Zav terlihat panik (walau agak telat) saat mengetahui bahwa perempuan yang duduk di sini adalah Ruby.

AGENT 2: The Parallel DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang