Tiga hari kemudian...
Zav menatap ke arah tiga perempuan di hadapannya. "Disini siapa yang gak bisa mengendarai motor?" ujarnya dengan tangan dilipat di depan dada, seolah menghakimi mereka dengan berkata: 'kenapa tak bisa naik motor, sih?'
Ruby dan Valerie mengangkat tangannya. Sementara Kimberly memberi seringaian penuh kemenangan pada Zav.
"Jelas bukan aku." gumam Kimberly masih dengan seringaian bangganya, walau bergumam, tapi masih bisa terdengar bahkan oleh Rylan yang sudah duduk manis di atas jok motornya. Entah memang bermaksud pamer atau apa.
Sebelum Kimberly naik pangkat menjadi tim inti, ia memang mempunyai geng motor... yang anggotanya khusus agen mata-mata.
Zav terkekeh mendengar itu, "Ya sudah.. kita punya dua motor dan satu mobil. Aku dan Rylan akan memakai motornya. Kalian bertiga naik mobil saja."
Kimberly mengerutkan alisnya. "Lah? Aku mau pakai motor saja." ujarnya tak terima. Kalau langsung diputuskan begini, lalu untuk apa Zav bertanya tentang siapa yang tak bisa mengendarai motor tadi?
Zav memiringkan kepalanya, menatap Kimberly dengan alis bertaut. "Kau mau naik motor dengan rok begitu?"
Setelah Kimberly menyadari roknya yang pendek itu, ia menggerutu sebal. "Ck, siapa sih yang buat seragamnya?" gumamnya.
Rylan terkekeh pelan. "Sudahlah... kalian bertiga masuk ke mobil sana. Aku dan Zav naik motor. Nanti terlambat, nih."
Ruby menoleh ke arah Valerie dan Kimberly bergantian. "Siapa yang bisa menyetir mobil?"
"Aku bisa." ujar Valerie. Lalu tanpa menunggu lama lagi, ia segera masuk ke dalam mobil, disusul kedua temannya. Valerie duduk di kursi pengemudi, Kimberly di sebelahnya, lalu Ruby di belakang.
"Nah, begini kan cepat." gumam Zav yang masih terdengar oleh Rylan.
"Perempuan itu selalu ribet." bisik Rylan pelan sekali. Takut terdengar oleh telinga tajam Kimberly.
○○○
Sesampainya mobil putih itu ke dalam parkiran sekolah, Ruby adalah orang pertama yang keluar, lalu disusul Kimberly dan Valerie yang keluar terakhir."Itu motor Rylan dan Zav tadi, kan?" tanya Ruby pada Kimberly dan Valerie, sambil menunjuk dua motor yang letaknya tak terlalu jauh dari parkiran mobil.
"Iya, mereka pasti sudah masuk duluan." ujar Valerie.
Setelah itu, mereka bertiga memasuki lobi sekolah, dari sana sudah terlihat banyak murid berlalu lalang, banyak yang sambil bercanda tawa bahkan bergosip ria.
Sekolah itu tampak seperti bangunan sekolah biasa, tak ada yang spesial... tak seperti sekolah mereka dulu yang dari luar saja penampakannya sudah sangat elit dan penuh teknologi maju. Bangunannya berwarna putih, di bagian atas terdapat tulisan Altair School, lantainya bercorak marble dengan warna putih dan hitam, dindingnya pun berwarna putih. Sekolah itu tampak sangat bersih walau sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT 2: The Parallel Dimension
Fantasy--Sequel kedua dari AGENT: Agent of mutants-- [The Parallel Dimension; adalah perjalanan kelima mutan itu dalam dimensi paralel, dan secara tidak sengaja menemukan seseorang yang ternyata adalah kunci terkuat untuk mereka semua.] Setelah kiamat men...