Hari ini adalah hari ketiga untuk kelima agen itu di sekolah baru ini. Mereka berlima sudah berpisah ke kelas masing-masing sejak dua puluh menit yang lalu. Sekarang Kimberly sudah duduk manis di bangku kelasnya.
"Pokoknya hari ini kamu harus makan di kantin sama aku!" Eleazar memeluk tangan Kimberly. "Ya ya ya?" ujarnya memelas.
Tapi tetap saja, tak mengganggu konsentrasi Kimberly dengan buku tebalnya itu.
"Iya.. iya.." ujar Kimberly meng-iyakan, tanpa beralih dari tulisan-tulisan pada bukunya itu.
Setelah mendengar jawaban Kimberly, Eleazar menyengir lebar, senang akan persetujuan Kimberly barusan. Setelah itu, ia baru bisa menutup mulutnya dan lanjut memperhatikan guru di depan yang sedang menerangkan. Di kelas mereka, guru memang sudah masuk sedari tadi.
Eleazar melirik buku yang dibaca oleh Kimberly, lalu menyernyit bingung. "Ini kan pelajaran bahasa, kok kamu belajar fisika?" tanyanya bingung.
"Prioritasku yang ini." Kimberly menoleh pada Eleazar, lalu menunjuk buku fisikanya itu.
Eleazar ber-oh ria, kemudian kembali memperhatikan guru di depan, sambil melirik Kimberly sesekali.
Ia masih belum terlalu mengenal Kimberly, dikarenakan sifatnya yang cuek dan misterius. Tapi itu bukanlah masalah untuk Eleazar. Ia pandai dalam bergaul, teman-temannya juga banyak. Dari semua kelas setidaknya temannya ada empat atau lima. Ia bukanlah tipe orang yang kuper, jelas. Tapi alasan mengapa ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama Kimberly belakangan ini adalah karena ia masih penasaran dengannya.
Tentu saja ia tahu tentang Valerie, Ruby, dan kakak kelasnya yang dikagumi karena ketampanannya yaitu Zav dan Rylan, mereka juga adalah anak baru bersamaan dengan Kimberly. Tapi... bukankah itu aneh? Mereka berlima datang bersamaan.
"Kim," Eleazar memanggilnya.
"Hm?"
"Kamu kenal sama Kak Zav dan Kak Rylan, gak?" tanyanya memancing.
Kimberly terdiam, walau tak bereaksi berlebihan, tetapi ia diam-diam langsung waspada.
"Dia kakak kelasku di sekolah lama." jawab Kimberly singkat, tapi cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersembunyi Eleazar.
El ber-oh ria. "Kenal dekat, gak?" tanyanya lagi. Kini ia terlihat lebih tertarik dengan topik ini.
Kimberly mengangguk. "Kenapa? Kamu menyukai salah satunya?"
El tertegun. Ia tertangkap basah. "E-enggak kok! Haha.. gak laah!" jawabnya gelagapan.
Kimberly mengangguk pelan. "Baguslah, sebaiknya jangan." ujar Kimberly, sedikit memelankan suaranya pada kata-kata terakhir.
El menoleh seketika. "Eh?? Memangnya kenapa?" tanyanya penasaran.
"Jangan saja." ujar Kimberly lagi-lagi misterius. Ia bahkan tak mengalihkan pandangannya dari buku tebalnya itu.
El terdiam sejenak. Ia tak mengerti mengapa Kimberly selalu bersikap seolah-olah menyembunyikan sesuatu terus menerus.
Kalau begitu, ia akan memakai triknya kali ini.
"Tapi... sebenarnya aku suka dengan salah satunya." El tersenyum malu seraya mengakuinya.
Kimberly menyernyit. Ia menoleh pada perempuan di sebelahnya itu, "Jangan." ujarnya halus tetapi terdengar tegas.
El menaikkan kedua alisnya. "Memangnya kenapa?" ia yakin, kali ini Kimberly akan memberitahu alasannya.
"Dua-duanya sudah punya pacar." jawab Kimberly berbohong. Karena sebenarnya, yang berpacaran hanya Zav dengan Valerie.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT 2: The Parallel Dimension
Fantasy--Sequel kedua dari AGENT: Agent of mutants-- [The Parallel Dimension; adalah perjalanan kelima mutan itu dalam dimensi paralel, dan secara tidak sengaja menemukan seseorang yang ternyata adalah kunci terkuat untuk mereka semua.] Setelah kiamat men...