Another Kim

1.3K 282 4
                                    

[Author's POV]

Kimberly terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang putihnya yang besar. Dengan wajahnya yang pucat. Meski begitu, Ruby sudah mengganti pakaiannya, supaya seragam Kimberly yang penuh darah tadi bisa langsung dicuci bersih. Kini, gadis itu beristirahat sendirian di kamarnya, sementara yang lain menunggu di ruang tamu. Menunggu gadis itu sadar.

"Kembali ke topik yang tadi... kok bisa ya dia selamat?" Valerie buru-buru meralat, "Maksudku.. syukurlah. Tapi bagaimana bisa?"

"Ace." ujar Rylan tanpa mengangkat wajahnya. Ia menunduk dengan kedua tangan menopang dagunya, tampak sedang berpikir.

Kemudian Zav mengangguk, "Kalian pasti berpikiran sama denganku. Tidak mungkin tidak, kan?" ujar Zav sambil melihat teman-temannya satu persatu dengan raut wajah serius. 

"Sejujurnya? Iya." ujar Ruby sambil mengerutkan alisnya, berpikir keras.

Valerie menyernyit bingung melihat raut wajah teman-temannya yang seperti sedang memikirkan hal yang sama. "Apa yang kalian pikirkan?" tanyanya tak mengerti.

"Pertama, kalau Kim memang diantar pulang oleh Ace, mengapa ia bilang bahwa akan membawa Kim ke rumah sakit, sampai membuat kita berkeliling mencari Kim ke seluruh rumah sakit di kota ini seharian, padahal ia membawa Kim pulang." Rylan menautkan alisnya serius.

"Lalu.. pintu rumah dikunci dengan sidik jari sebagai keamanan. Bagaimana dia bisa masuk?" Ruby menambahkan.

"Dan pintunya masih bagus," Zav mengalihkan pandangannya pada pintu putih di ujung sana, "tak ada tanda-tanda habis didobrak."

Valerie menelan ludahnya. Benar. Ia baru terpikir itu semua sekarang.

"Ace teman kalian kan? Apa ada yang aneh darinya?" tanya Valerie pada Zav dan Rylan.

Keduanya menggeleng.

"Manusia biasa. Sejauh ini sikapnya selalu baik." Rylan menoleh pada Zav untuk meminta persetujuan.

Zav mengangguk setuju. "Bahkan lebih dari baik." ujar Zav.

Ruby menghela napas panjang. "Oke, kita cari tahu tentang itu nanti. Sekarang... apa ada yang tahu sampai kapan Kim akan sadar?" 

Hening.

Ruby memperhatikan raut wajah teman-temannya satu persatu..

"Jadi tak ada yang tahu, ya?"

"Bukankah harusnya sebentar lagi akan sadar?" tanya Rylan.

Valerie menggeleng, "Kau sudah bilang itu sejak 6 jam yang lalu, Ry... lagi pula ini bukan pingsan karena penyakit biasa."

"Kalau besok masih belum sadar juga, aku bolos sekolah aja, mau menemani Kim." ujar Ruby yang dibalas anggukan setuju dari Valerie.

"Bagaimana cara kita menyembuhkannya ya?"

Kalimat tanya dari Zav membuat seluruh isi ruangan itu kembali hening.

"Aku gak pernah tahu apapun tentang penyakit karena konsekuensi melanggar hukum alam." ujar Valerie, memecah keheningan.

"Kalau penyakit itu rahasia, mungkin cara menyembuhkannya juga rahasia..?" ujar Rylan.

"Yang berarti... kalau kita mau menyembuhkannya, kita harus membuat Kim membocorkan rahasia hukum alam lagi..." gumam Zav, "Tidak tidak... nanti kondisinya semakin parah." lanjutnya.

"Tapi Zav..." Ruby menoleh pada Zav, "Kau bilang, luka di pergelangan tangan Kim seharusnya gak bisa berhenti, kan?"

Zav mengangguk mantap.

AGENT 2: The Parallel DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang