[Kimberly's POV]
Aku terbelalak, lalu melihat ke arah tanganku yang masih berpegangan pada tangannya, kemudian langsung melepas tangannya dengan cepat. "Ah.. m-maaf.. tadi aku sedikit pusing."
Ace menatapku tanpa ekspresi, tapi sepersekian detik kemudian ia kembali tersenyum seperti biasa. "Iya, gak apa-apa."
Sambaran yang tadi... apa hanya aku yang merasakannya?
Tapi wajah tanpa ekspresinya tadi... seolah ia sedang kaget.
Sensasi sambaran macam apa itu tadi... aku belum pernah merasakannya seumur hidupku.
"Ayo masuk, kamu harus istirahat di ruang kesehatan.." ujar Ace dengan lembut.
APA DIA BENAR-BENAR TAK MERASAKAN SAMBARAN TADI?!
Aku ingin menyernyit bingung, tapi... jangan. Harus kutahan. Aku harus bersikap tenang dan biasa saja seperti Ace.
Ace berjalan mendahuluiku, lalu membukakan pintu ruang kesehatan yang sedari tadi sudah di depanku.
Apa yang mau disembuhkan sekarang?
Aku merasa energiku sudah kembali, kesehatanku sudah pulih semua.
"Kak-"
"Aku akan lebih senang kalau kau panggil aku tanpa 'Kak'." Ace tersenyum, sorot matanya menatapku lembut.
Ah. Aku bisa gila...
"Ace, tapi kurasa aku gak perlu ke sini lagi... aku harus mengikuti pelajaran." ujarku akhirnya.
....
....
....
Tiga detik sampai aku menyadari bahwa.. MENGAPA KALIMATKU JADI LEMBUT BEGINI?
Aku semakin menyadari kesalahan bicaraku saat kulihat Ace yang tersenyum miring.
"Bisa begitu juga?" tanyanya dengan senyuman miringnya.
Astaga.... ya ampun.....
Tolong jangan begitu.
Atau aku akan marah besar padamu karena membuat jantungku berdegup aneh.
"Apa?!! Memangnya kau mau aku marah-marah melulu?!"
Akhirnya aku kembali ke nada yang biasa kupakai setiap berbicara dengannya. CK!
Ace terkekeh kecil, belum sempat ia mengatakan apa-apa lagi, tiba-tiba aku merasakan sakit yang luar biasa pada kepalaku.
Aku meringis kesakitan, lalu memegang kepalaku kuat-kuat.
"Arrghh!"
Kepalaku sakit sekali! Terasa seperti ada sesuatu yang menusuk kepalaku sampai tembus ke dalam! Sesakit itu!
Ace menunduk panik, ia berusaha melihat wajahku yang kutundukkan karena menahan sakit. "Kenapa?! Kenapa Kim?!"
Seluruh tubuhku gemetar... pandanganku kabur.
Namun aku masih bisa melihat.... samar-samar... Ace berlutut agar dapat melihat wajahku dari bawah... ia berteriak memanggil namaku berkali-kali...
Tapi... aku hanya bisa mendengar samar-samar suaranya...
Aku merasakan sentuhan tangannya... kedua tangannya... memegang bahuku, menahanku agar tak jatuh...
Ta... pi...
Ta... k bisa..
Ak.. u merasakan diriku lemas... sepenuhnya, lalu... semuanya gelap.
[Author's POV]
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT 2: The Parallel Dimension
Fantasy--Sequel kedua dari AGENT: Agent of mutants-- [The Parallel Dimension; adalah perjalanan kelima mutan itu dalam dimensi paralel, dan secara tidak sengaja menemukan seseorang yang ternyata adalah kunci terkuat untuk mereka semua.] Setelah kiamat men...