Happy reading :)
Hari minggu ini Arya tidak memiliki kegiatan apa pun untuk di lakukan. Arya hanya akan menghabiskan hari ini dengan berdiam diri di dalam kamar.
Tapi hal itu gagal Arya lakukan.
Karena tiba tiba hp Arya berbunyi pertanda ada panggilan masuk, yang menampilkan nama Orca disana. "Kenapa?" tanya Arya
"Lo harus ke basecamp sekarang Ar!" ujar Orca.
"Oke." Arya langsung mematikan sambungan telponnya dan keluar dari kamarnya.
"Mas Arya mau kemana?" tanya bi Imah orang yang merawat Arya dan mengurus rumahnya sejak orang tuanya sibuk.
"Saya mau keluar dulu bi, nanti kalo mama sama papa udah sampe bilang aja saya ke rumah Orca." jawab Arya.
Setiap Arya akan pergi berkumpul dengan Groves memang Arya selalu bilang bahwa dia pergi ke rumah Orca. Orang tua Arya bahkan tidak tau kalau Arya mengikuti komunitas vespa tersebut.
Di sekolah Ica tengah sibuk mempersiapkan keperluan untuk diklat PMR hari ini. Sejak mengikuti ekskul ini memang banyak sekali kegiatan yang dilakukan di hari libur seperti kegiatan diklat saat ini.
"Ca kok lo masuk Ips sih?" tanya Sena teman satu ekskul Ica, yang sekarang berada di kelas 11 Ipa 1.
"Gue kurang minat Ipa." jawab Ica sambil merapihkan meja dan kursi.
"Nama lo Ipa banget, ekskul juga Ipa banget tapi masuk Ips." sambil menggelengkan kepalanya.
"Nama itu dari orang tua gue, kalo gue ikut eksul ini karena jiwa solidaritas gue." jawab Ica.
"Iya-iya percaya Ica. Ya udah yok ke lapangan udah beres juga disini." Ica hanya mengangguk dan mengikuti Sena menuju lapangan.
Kini Arya sudah berada di basecamp Groves hanya saja ada pemandangan yang tak enak disana.
"Kenapa nih?" tanya Arya pada temannya yang ada disana.
"Ini bang kemaren sore kan kita beli bahan sembako buat kita bawa kunjungan besok ke panti jompo besok tapi waktu di jalan ada yang ngehadang jalan kita dan mereka merusak semua barang-barang yang kita orang bawa." jawab Aldi salah satu anggota Groves.
"Dan kata mereka anak geng motor Ar yang nyerang mereka." sahut Orca.
"Geng motor? emang kita punya urusan sama mereka?" tanya Arya.
"Lo gak inget Ar dulu waktu kita berantem sama mereka terus ada polisi dan warga sekitar yang bilang kalo Groves gak salah tapi geng motor itu yang nyerang kita duluan." ujar Hamal.
"Ohhh iya-iya gue inget terus yang di bawa ke kantor polisi itu si geng motor itu kan Groves di bebasin di tempat gitu aja kan." timpal Izar.
"Gue rasa mereka dendam sama kita." sahut Orca.
"Al ketua geng mereka pake penutup wajah?" tanya Arya meyakinkan.
"Iya bang dan mereka juga ngasih tau nama geng mereka itu OXY." ujar Al
"Oke tapi kalian ada yang luka?"
"Enggak bang kita semua aman, cuma itu bahan sembakonya aja."
"Gini aja kita sekarang pilihan bahan yang masih bagus yang masih bisa dibawa nanti kalo yang udah rusak nanti kalian catet apa aja biar kita beli lagi. Dan kita atur ulang jadwal buat ke pantinya. Paham!" perintah Arya
"Oke bang, paham." seru semua anggota Groves.
Sekarang jam sudah menunjukan pukul 17:30 WIB namun dari tadi bunda masih mondar mandir didepan pintu cuma buat nungguin Ica pulang.
"Bunda ngapain sih dari tadi bolak-balik depan pintu?" tanya Lio sambil menonton acara tv kesukaannya.
"Lio coba kamu jemput kakak kamu sana, kok dia belum pulang ya mana ditelpon gak diangkat. Soalnya tiba-tiba perasaan bunda gak enak." sambil menarik Lio untuk bangun dari depan tv.
"Bentar lagi juga nyampe paling kak Ica ke jebak macet bund."
"Yaudah kalo kamu gak mau biar bunda." sambil melangkah menuju pintu.
"Iya-iya Lio aja bunda dirumah aja ya." sambil menahan tangan bundanya.
Setelah itu Lio berpamitan untuk pergi mencari Ica ke bundanya.
Sekarang Lio ada di halte tempat biasa Ica menunggu bus nya, setelah meliat sekolah yang sudah sepi berarti sudah tidak ada siapapun lagi disana.
"Lo dimna sih kak?" sambil berulang kali menelpon ke nomor Ica namun nihil.
Saat Lio uring-uringan gak jelas di halte tiba-tiba sebuah motor berhenti tepat didepan Lio.
"Lagi ngapain lo?" tanya Arya sambil mematikan mesin motornya.
"Bang Arya, bang tolongin gue bang. Kak Ica bang!" jawab Arya panik.
"Kenapa dia? marah lagi lo kerjain?" tebak Arya.
"Bukan bang dia ilang gak tau kemana, ditelpon juga gak diangkat gue takut dia kenapa-kenapa." jelas Lio didepan Arya.
Arya diam dan dia mulai menyalakan motornya, "Lo cari ke arah sana, gue cari kesana. Kemungkinan dia masih ada di daerah sini." tunjuk Arya.
...
"Hayooo mau kemna sih neng?" tanya preman itu pada Ica.
"Awas ya lo jangan macem-macem kalo gak gue teriak! TOLONGGGGGG!! SIAPAPUN TOLONGIN GUE!!!! Hiks hiks" teriak Ica sambil menangis.
"TERIAK TERIAK YANG KUAT!! gak ada yang akan denger teriakan lo, ini tuh jalan buntu gak ada orang yang lewat cantik." ujar salah satu preman sambil mendekat ke arah Ica.
Setelah diklat selesai Ica memang langsung pulang. Namun saat Ica di halte ada 2 orang preman yang mengganggunya. Ica berinisiatif berlari untuk mencari bantuan tapi malah terjebak di gang kecil di jalan buntu ini. Sekarang Ica hanya bisa berdoa semoga ada yang bisa menyelamatkannya.
Arya dan Lio berpencar agar lebih mudah untuk menemukan Ica. Arya menelurusi setiap gang yang ada disana sampai di berhenti karna jalannya buntu.
"Sial jalannya buntu!" gumam Arya namun saat Arya akan berbalik arah, Arya mendengar suara cewek minta tolong dan Arya langsung mencari sumber suaranya.
"Kurang ajar lo mau ngapain dia hah!" teriak Arya.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Arya langsung menghajar 2 preman itu Sampai babak belur dengan tangannya sendiri meski sekarang sudut bibir Arya sedikit sobek akibat tonjokan salah satu preman itu.
Ica yang melihat perkelahian itu hanya bisa menangis sambil menutup telinganya karna takut.
"Ica, lo gak papa?" tanya Arya lembut tapi masih dengan nafas memburu.
Ica langsung memeluk Arya, "Arya gue takut hiks! hiks! hiks!." jawab Ica sambil menangis dipelukan Arya.
"Gak usah takut ada gue." ujar Arya menenangkan sambil mengelus rambut Ica.
To be continue
Arya mulai hangat ya bund 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCA pov [End]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA!! ⚠️ ⚠️ TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN KOMEN :) ⚠️ ⚠️YANG JAGAIN JODOH ORANG 🙌 COBA SINI !! ⚠️ Haikal. Dia itu sahabat lama, selalu mengungkapkan rasa, berusaha selalu ada meski tidak pernah terasa akibat di masa lalu menor...