ARCA pov 9

342 31 1
                                    

Happy reading :)











Dua hari yang lalu ...

Seorang pria dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja putih dengan seorang anak laki-laki memasuki ruang kepala sekolah.

"Permisi." ucap pria berjas tersebut

"Silahkan duduk pak." sahut seorang laki-laki paruh baya yang diketahui sebagai kepala sekolah di SMA Trinity.

Mereka pun langsung duduk, "jadi gini pak saya akan mendaftarkan anak saya HAIKAL ADI PRATAMA sebagai murid di SMA ini." ujar pria itu sambil melihat ke arah anak laki-lakinya.

"Bapak membawa semua persyaratan yang dibutuhkan?" tanya kepala sekolah.

Pria tersebut langsung menyodorkan sebuah map yang berisi persyaratan yang dibutuhkan, "silahkan bapak bisa periksa sendiri." balas pria tersebut.

Kepala sekolah membuka map tersebut sambil menganggukkan kepalanya, "sepertinya kamu siswa berprestasi di sekolah sebelumnya, tapi kenapa kamu malah memilih pindah?" tanya kepala sekolah bingung.

"Saya mau pindah karna saya mau masuk jurusan Ipa pak." balas Haikal ramah.

"Baiklah kalo begitu lusa kamu sudah bisa datang ke sekolah ini dengan seragam lengkap." ucap kepala sekolah.

Pria yang mengaku sebagai ayah dari Haikal pun berjabat tangan dengan kepala sekolah, "terima kasih pak, kalo begitu kami permisi."

Namun berbeda dengan Haikal sejak dia menjawab pertanyaan dari kepala sekolah itu, matanya terus menatap keluar.

Haikal tengah memperhatikan seorang perempuan yang sedang berjalan dengan seorang laki-laki sambil membawa tumpukan buku tulis ditangannya.



"Ica?" batin Haikal saat mata mereka tak sengaja bertemu.











Bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu tapi belum ada guru yang masuk ke kelas 11 Ipa 3.







"Pak Budi tumbenan belum masuk, biasanya bel baru dipencet aja dia udah ada di kelas." ujar Hamal pada Orca.

"Masih ada urusan kali." jawab Orca santai.

"Semoga aja jamkos, gue mau tidur." harap Hamal.

"Tidur aja kerjaan lo!" balas Orca.

Pintu kelas terbuka menampilkan pak Budi sambil membawa buku fisika dan di ikuti oleh seorang anak laki-laki dengan berseragam seperti mereka.

"Pagi anak-anak." sapa pak Budi.

"Pagi pakkk." balas semua siswa yang ada di kelas.

"Baiklah kalian sudah liat disini, dia ini akan menjadi teman baru kalian. Silahkan kamu perkenalkan diri kamu." perintah pak Budi.

"Haii semuanya, perkenalkan nama saya HAIKAL ADI PRATAMA. Saya pindahan dari Bandung." ujar Haikal.

"Ra dari pada lo sama si Arya mending sama dia, ganteng juga gak kalah sama si Arya." bisik Vela pada Aura.

"Apaan sih lo Vel, gue itu suka sama Arya udah dari kelas 10. Lo tau kan?" jawab Aura kesal.

"Kayaknya bakal jadi saingan Arya nih, ya gak Or?" tanya Hamal pada Orca yang masih melihat Haikal di depan Orca hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Baiklah, sekarang kamu boleh duduk." ujar pak Budi pada Haikal.

"Buka buku kalian, kita teruskan materi kita yang kemarin" ujar pak Budi sambil membuka bukunya.


Waktu istirahat hari ini tidak seperti biasanya, tidak ada siswa maupun siswi yang menyerbu kantin sekolah karena sedang ada pembersihan rutin area kantin.

Mereka ada yang memilih tetap di dalam kelas atau hanya duduk depan pintu kelas.

Seperti halnya yang lain Arya dan teman-temannya memilih untuk beristirahat sambil duduk di depan teras kelas 11 Ips 2.





"Padahal gue bawa uang banyak hari ini, eh kantin malah tutup." ujar Izar sambil menepuk kantong celananya.

"Gayaan lo biasanya juga makan di bayarin Arya." balas Hamal.

"Oh iya Ar soal kunjungan Groves yang sempet tertunda itu gimana?" tanya Orca.

Arya yang sedang memainkan hpnya melihat ke arah Orca, "itu nanti kita bahas di markas malam ini. Jadi lo hubungin aja semua buat kumpul di markas nanti malam." balas Arya.

Orca langsung membuka hpnya dan mengetikkan sesuatu, pasti pemberitahuan ke grup Groves untuk nanti malam.

"Oh iya, Ar kayaknya lo bakal ada saingan deh di sekolah ini." ujar Hamal.

Arya mengerutkan dahinya dan Izar langsung berpindah disamping Hamal, "maksud lo?" tanya Izar penasaran.

"Jadi tadi di kelas gue ada anak baru masuk, baru pindah dari Bandung, namanya Haikal. Sampe si vela bilang Ke Aura kalau Haikal gak kalah jauh sama lo Ar." jelas Hamal.

"Penasaran gue emang seganteng apa sih orangnya?" sahut Izar.

Orca melihat sekeliling, "tuh orangnya yang lagi jalan ke arah toilet, tapi kok dia sama temen lo itu kalo di liat-liat kayak udah kenal gitu." ujar Orca sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah Haikal.

Mereka semua mengikuti arah jari Orca, "nah bener itu." jawab Hamal.

"Eh itukan ... Ica" sambung Izar.

Arya yang melihat itu seperti biasanya dengan muka tanpa ekspresi dan tidak mengatakan apapun. Tapi Arya merasa kalo Ica tidak nyaman karena Arya melihat Ica buru-buru pergi dari hadapan Haikal.












To be continue

Kalo sempet nanti langsung Up lagi ya ,,

ARCA pov  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang