ARCA pov 32

221 22 1
                                    

Happy reading :)








Pagi ini Ica sedang duduk di bangku nya, kebetulan bel masuk masih 15 menit lagi. Ica memutuskan untuk membaca novel yang ia pinjam dari Puspa, entah sejak kapan Ica menyukai novel.

"Novel lo tulisannya banyak banget!" keluh Ica pada Puspa.

"Ya iya dong Ica, masa banyak angka emang buku MTK, hihihi" balas Puspa mencoba melucu.

"Ish garing lo! Maksud gue itu jangan banyak tulisan kayak gini nih, kayak penulisnya yang cerita gitu. Gue itu maunya kayak lebih banyak percakapan tokohnya gitu loh" jelas Ica.

"Ohhh, kalo gitu Ica baca komik aja. Lagian sejak kapan Ica suka baca novel?" tanya Puspa heran.

"Sejak liat novel lo nganggur" balas Ica jutek. "Nih gue balikin novelnya" sambungnya sambil memberikan bukunya pada Puspa.

Tak lama muncul lah Izar memasuki kelas, "Good morning eperibadeh!" seru Izar dari depan pintu kelas.

"Loh Zar, tumben lo sendiri. Calon imam gue mana?" tanya salah satu cewek di kelas yang mereka semua tau bahwa dia sangat menyukai Arya.

"Apa lo bilang calon imam? Arya maksud lo?" tanya balik Izar.

"Ya iya lah Arya, ya kali pak Kasman!" balas cewek tersebut.

"Arya aja masih jadi makmum gue, sok-sokan mau lo jadiin imam" sahut Izar, yang mendapat tatapan mengejek dari cewek itu.

"Arya sakit, jadi dia gak berangkat" jelas Izar sambil berjalan ke arah meja dan meletkan tasnya sembarang.

Ica yang sejak tadi hanya menyimak percakapan Izar dengan cewek tersebut hanya diam, "Sakit, perasaan kemaren malem .." gumam Ica sambil mengingat kejadian Ica bersama Arya.





Kemarin malam ....

"Ikut gue!" ucap Arya sambil menarik tangan Ica dengan paksa.

Ica menarik kembali tangannya, "g--gue beresin bukunya dulu" balas Ica sambil memasukan semua buku yang ada di meja ke dalam tasnya lalu menggendongnya.

Ternyata Arya membawa Ica menggunakan mobilnya. Sejak dari rumah Arya sampai di perjalanan sekarang Arya dan Ica hanya diam tidka ada yang berniat memulai percakapan lebih dulu di antara mereka.

"Gue harap lo gak akan cerita ke siapapun tentang kejadian yang lo liat di rumah gue tadi!" ujar Arya tanpa melihat ke arah Ica.

Ica melihat ke arah Arya, terlihat jelas raut wajah Arya yang dingin, seperti orang yang sedang menahan amarahnya. "Gue gak suka ikut campur urusan orang lain" balas Ica sambil mengalihkan pandangannya kedepan.

Tak lama sampai lah mereka di sebuah rumah, ternyata Arya mengantarkan Ica pulang, "Sorry gue gak bisa lanjutin belajarnya" ucap Arya.

"It's okey, terus abis ini lo mau kemana?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Ica.

"Bukan urusan lo!" jawab Arya yang sempat terdiam cukup lama saat mendengar pertanyaan dari Ica.

Ica hanya terdiam mendengarnya sambil merutuki dirinya dengan percaya diri menanyakan hal seperti itu seolah perduli dengar Arya.

"Oh. Harusnya tadi lo gak usah repot-repot gue bisa pulang sendiri!" balas Ica sambil membuka pintu mobil dan keluar.

Setelah itu, Arya melaju dengan kencang bersama mobilnya pergi dari rumah Ica. Sedangkan Ica hanya memandang datar kepergian Arya kemudian masuk ke dalam rumahnya.











ARCA pov  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang