Ariana༄♡̸̷֦᪶֟ " Dua Puluh Enam"

885 38 0
                                    

Kenapa jantungku tidak bisa dikontrolkan saat ku dekat dengan nya, sungguh tolong aku

Ariana

Pagi ini mereka semua sudah berkumpul dilapangan seperti kemarin malam, dan hari ini adalah puncak acara camping di Sma Nusa Bangsa, dan acara terahir hari ini adalah game serta api unggun.

Sekarang semua murid Sma Nusa Bangsa sudah dibagi tugas serta kelompok untuk mempersiapkan acara hari ini, tapi beda dengan panitia, semua panitia sudah mempunyai tugas sendiri, seperti hal nya dengan Nana dan Putra, mereka ditugas kan untuk mencari kayu bakar dihutan.

Saat ini Nana dan Putra berjalan bersama, dan diperjalanan hanya diam dan tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka berdua, tapi selang beberapa waktu putra memulai bicara kepada gadis yang telah membantunya kemarin malam.

"Lo itu kenapa sih diam aja, lo gak rasa gitu? ada gue, apa lo itu pantung yang gak bisa ngomong" ucap Putra kepada gadis itu, dan Nana yang mendengar itu dia kaget dengan ucapan pria itu.

"Apa maksud nya sih, kan dia sendiri yang kepatung, apa dia sedang untuk ngelawak gitu ya?" batin Nana, dia tidak percaya itu adalah Putra yang bicara, bukannya Putra itu kasar gak ke gini, gitulah pikiran gadis itu sekarang.

"Eh lo itu ya, gue ajak ngomong juga, jangan so mahal lo, masih untung gue mau ngomong sama lo" ucap Putra lagi, dia sungguh kesal karena gadis itu hanya diam, padahal tadi sudah dikasih kode pikir putra.

"Dasar gadis aneh, gue ngajak ngomong eh dianya gak jawab, apa perlu gue cari topik dulu gitu" batin putra dihatinya.

"Eh lo napa sih Put jadi gini, lo itu ingat lo itu jijik sama cewe itu" Kata putra pelan dia menyadarkan diri sendiri dengan pikiran yang aneh menurutnya ini.

"Hmm maaf put, tadi aku gak dengar kamu ngomok apa jadi aku diam aja gitu " ucap Nana berbohong , dia masa akan menjawab" Aku gak pantung ke kamu" kalau Nana jawab gitu sudah pasti dia akan ditinggal disini.

"Dasar budeg lo, kalau punya kuping itu dikoreki, biar gak budeg, cewe ko jorok" ucap Putra yang nada nya sewot.

"Kenapa jadi pria ini yang sewot kan seharus nya gue, kan dia katain gue,ihs dasar aneh , Putra Aneh" ucap Nana pelan tapi diahir kalimat Nana sedikit teriak karena dia sangat tidak suka ucapan pria itu tadi.

"Apa lo tadi katain gue aneh, eh lo itu ngaca dong siapa yang aneh, lo atau gue" ucap purta yang tidak kala sewot seperti tadi.

"Eh apa , kamu yang aneh, sudah katain orang aneh, jorok, budeg lagi malah situ yang sewot, bukanya kebalikan nya ya" ucap Nana yang berani kepada Putra, dia sungguh marah kepada pria itu, dasar tukang sewot.

"Apa lo bilang tadi, jadi lo katain gue budeg gitu, sama aneh,jorok, wah wah lo itu ya udah berani sama gue, awas lo " ucap putra dengam berjalan mendekati gadis itu.

"Apa, Apa , kamu mau ngapain aku, kamu sih yang salah dengar, tadi maksud ku itu,aku nya yang sewot bukan kamu Putra, ihss kamu itu napa sih sedari tadi sewot mulu" ucap Nana yang nampak gelisa karena putra mendekatinya, dan gadis itu berjalan mundur sampai kepohon dibelakangnya.

"Napa lo mundur, takut ya gue ngapain-ngapun lo, dan gue gak peduli maksud lo tadi, serah-serah gue dong kan yang punya nih mulut gue bukan lo" ucap Putra dan dia saat ini sudah pas didepan  wajah gadis itu, dan putra mendekat lagi, dan lagi, sampai hidung nya menyentuh kulit wajah gadis itu, dan Nana hanya bisa diam seperti patung dan jantung nya berdetang dengan kencang, seperti orang marathon lari aja. dan setelah itu Putra berbisik.

"Lo jangan harap gue cium lo, HaHaHa lo lucu dah "  ucap Putra dan berdiri seperti tadi, sedangkan Nana dia sungguh malu kenapa dia sempat berfikir seperti itu.

"Si-apa yang berharap gitu, aku gak ko" ucap Nana yang sedikit berbata, dia harus mengontrol nafas nya tadi dan jatung nya juga .

"Eh gue udah mau terbang, tapi udah jatuh aja" ucap Nana dalam hati.

"Udah-udah yok jalan, jangan lama-lama nanti gue hilaf sama lo, dan lo kalau mau pakei mereha-merah di pipi sedikit aja tar kebadut lo nya" ucap Putra dan berjalan terlebih dahulu dengan disertai tawanya.

"Apa merah-merah dipipi gue" ucap Nana dan memegang pipi nya yang terada panas, ah dia itu bullshit bukan nya memakai blush on .

"Ihss dasar aneh , kenapa itu anak sih, apa kurang obat ya, apa es nya udah model timur dasar gila kalau gitu" ucap Nana dengan menghentakan kakinya, dia sungguh malu, marah, pokok nya campur.

"Eh lo itu napa dah, ayok jalan, lo mau disini aja gitu" ucap Putra yang melihat kearah gadis itu yang sedang mengehentakan kakinya, dasar aneh yah aneh.

"Iya iya aku jalan ini" ucap Nana dan sedikit berlari untuk menyusul pria itu, dan meteka berdua melanjutkan perjalanannya, serta diselang seling dengan tawa meski cuma sedikit.

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

Dilain tempat dua orang yang sedang berbicara serius, kedua pria ini membicarakan  tentang sebuah rahasia yang mereka sembunyikan, dan ganya satu orang yang mengetahui yaitu hanya Nana, iya gadis itu sudah tau ini semua, dan Nana saat mengetahui ini dia berumur sekitar 6 tahun, waktu itu dia tidak sengaja mendengarkan seorang yang berpakaian jas putih dan jas hitam sedang berbicara hal penting, dan hal itu sangat menyangkut masa depanya.

"Apa kita bujuk Nana untuk mengikuti semua yang harus dia jalani" ucap pria yang memakai setelan jas hitam itu.

"Saya sudah mencoba menghubungi nya tapi, dia selalu menolak nya tuan, saya tidak bisa memaksa non Nana untuk ikut itu semua" ucap pria itu dengan membenarkan kaca mata nya, dan pria itu melihat sebuah catatan kecil tentang gadis itu.

"Saya harus lakuin apa, kepada Nana, saya tidak mau kejadian dimasa lalu itu terjadi" ucap pria itu dengan sedikit frustasi memikirkan gadis itu.

"Saya akan mencoba lagi untuk membujuk non Nana, tua tidak usah kawatir, saya akan selalu memantau non Nana dari jauh, dan saya akan selalu memberi tau tentang semua yang terjadi kepada non Nana" ucap pria itu agar tuan nya bisa tenang.

"Saya serah kan ini kepada kamu , dan saya tidak mau ada kesalahan sedikit pun, dan satu lagi jangan ada yamg tau semua ini, sebelum waktu nya itu tiba" ucap pria itu dan  keluar dari ruangan anak buah nya itu.

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

"Lo itu bisa bawa gak sih, kalau gak bisa itu bilang" ucap Putra yang melihat Nana kesulitan membawa kayu bakar yang  mereka cari.

"Aku bisa ko, cuma keberatan doang ko" ucap Nana yang bingung harus jawab apa, anataara kesusahan bawa sama gensi nya cukup tinggi gengsi nya.

"Lo itu gak usah gengsi dah,kalau gak ya gak, busa ya bisa, lo itu cewe ko gengsian" ucap Putra dan segera mengambil kayu yang berada ditangan gadis itu.

"Lah emang benar kali kalau cewe itu gengsian ya" ucap Nana pelan tapi pria itu masih bisa mendengarnya.

"Iya cewe benar gengsian nya selangit ketuju, dan lo gak usah ikut ke cewe lainya yang ribet" ucap Putra dan berjalan terlebih dahulu.

"Iya deh apa sih yang gak buat kamu " ucap Nana dengan cenggesan dan berjalan mengikuti Putra dari belakang dengan senyum yang berkembang sungguh hari ini sangat mengesankan, dari sikap pria itu berubah dengan sikap nya tidak seperti es berjalan.





█║▌│█│║▌║││█║▌║▌║

Udah dulu ya , comen dan vote jangan lupa . Oke ✅
Karena semangat ku nulis dan semangat ku mikir cerita ini dari kalian 💕

Komen and vote ya makasih yang udah vote dan makasih juga yang udah mampir di cerita ini 😉

Sayang kalian ♡ banyak-banyak😇

Happy Reading !♡ diselanjutnya🤓

Maaf kalau ada yang salah ya 🙂

Cerita ku terlalu lengkap ya?
Apa mau gak lengakap ?

ARIANA ( Lengkap )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang