Saat ini Kiara dan Nara sedang berada di area kampus, keduanya sama-sama memiliki urusan dengan dosen pembimbing.
Ini pertama kalinya dosen pembimbing Kiara rendah hati karna hadir di kampus dan menyuruh seluruh anak bimbingannya hadir untuk berkonsultasi.
"Kiaaa!" ucap Gilang yang menghampiri Kiara.
Gilang berjalan dari ujung area parkir mobil yang dekat dengan tempat Kiara berdiri sekarang. Kiara yang mendengar namanya dipanggil segera menolehkan kepalanya menghadap ke arah sumber suara.
"Gilang?" ucap Kiara yang sedikit terkejut karna biasanya ketika dikampus Kiara sangat jarang bertemu dengan Gilang, walaupun sama sama sedang menyusun skripsi dan satu jurusan perkuliahan.
Bukan tanpa alasan, Gilang memang sudah disibukan dengan pacar barunya apalagi pacar barunya adalah mahasiswi semester empat, yang juga tengah disibukan oleh tugas-tugas kuliah di kampus Aseanic.
"Lo sendirian?" tanya Gilang yang belum sempat dijawab oleh Kiara sudah dijawab oleh Nara.
"Sama gue," ucap Nara sambil membawa berkas dan laptop yang diyakini adalah skripsinya.
Sedekat apa pun mereka dulu, saat tiba-tiba mereka saling menjauh akan terasa begitu canggung jika dipertemukan kembali. Ternyata seseorang yang dulunya paling peduli, bisa menjadi sangat asing seiring berjalannya waktu.
"Oh," ucap Gilang yang canggung karna kehadiran Nara.
Sejak putusnya hubungan keduanya, baik Gilang atau pun Nara seperti menjadi orang asing, bahkan untuk saling menyapa kembali pun rasanya begitu canggung dan aneh bila dijelaskan menggunakan kata-kata.
"Kak, duluan ya," ucap gadis disamping Gilang.
Alana Christyn, gadis berhati lembut itu kini menjadi pacar Gilang sejak beberapa bulan terakhir, kalung berliontin rosario yang Alana gunakan seolah menjadi titik terang dari semua pertanyaan yang sampai kini belum Nara temukan jawabannya.
Yaitu, tentang pertanyaan mengapa ia dan Gilang tidak bisa bersatu untuk selamanya.
Kisahnya dengan Gilang memang sudah berakhir sejak lama, seberapa banyak usaha yang Nara lakukan juga tidak ada gunanya.
Nama yang selalu Nara sebut di sepertiga malamnya kini harus terhenti untuk selamanya, karna memang Tuhannya berbeda.
"Tunggu," ucap Gilang yang menggenggam tangan Alana hingga menghentikan langkahnya.
Kiara pikir hubungan antara Gilang dan Nara akan baik-baik saja walaupun Gilang memiliki Alana, nyatanya tidak. Nyatanya, laki-laki tidak akan bisa berteman dengan gadis yang pernah disukainya.
Nara yang sering kesal sendiri sedangkan Gilang yang masih labil hingga tidak tau harus mengambil tindakan seperti apa, benar-benar kisah yang rumit.
"Gue duluan ya," ucap Gilang sambil menggenggam tangan Alana lalu pergi meninggalkan Kiara dan Nara.
Nara, gadis itu merasakan sesak didada, tangan yang dulu hanya menggenggam tangannya kini sudah bukan miliknya lagi.
Sesak rasanya melepaskan seseorang yang sudah memberikan banyak kenangan dikehidupannya.
"Ra, sakit ya?" ucap Kiara sembari menatap pungung Gilang dan Alana yang mulai menjauh sedangkan Nara hanya terdiam ditempat.
***
"Siang pak," ucap Kiara yang masuk ke dalam ruangan dosen pembimbing.
Benar-benar bernasib menyedihkan, belum lulus sidang proposal pengajuan judul, pak Sanyoto dikabarkan digantikan oleh dosen lain untuk sementara waktu, dan sekarang dosennya lebih buruk dibandingkan dosen pembimbing sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBUFY
Romance"𝑨𝒏𝒅 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒊 𝒂𝒄𝒄𝒆𝒑𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒂𝒄𝒕 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒘𝒆'𝒍𝒍 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒃𝒆 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓," - 𝑩𝒖𝒃𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝑭𝒚. ••• Namanya Kiara pahlefy, periang dan penyuka kebebasan. Cantik, kaya raya, berpendidikan, tidak heran semua laki-l...