Hampir enam jam Kiara memikirkan tentang hubungannya dengan Devan didalam kamar tapi tidak juga menemukan jawabannya.
Hingga akhirnya Kiara memilih untuk membereskan semua barang barangnya dan memasak makan malam sebelum Devan pulang.
Jika Kiara meninggalkan rumah, tapi ia bukan anak kecil lagi. Masalah ini tidak akan selesai jika ia meninggalkan rumah. Lagi pula siapa yang akan merawat Devan, jika Devan sakit atau kelelahan siapa yang akan menjadi tempat pulangnya.
Setelah berpikir lama hingga makan malam pun sudah disiapkan dengan baik, akhirnya Kiara mendapatkan ide yang cukup bagus untuk dilakukannya sekarang.
Setelah memasak makan malam, Kiara berniat ke kamar untuk mengambil koper miliknya, mungkin ini ide yang terbaik dari semua ide ide yang sempat terpikirkan dibenaknya.
"Fy?" ucap Devan yang tiba tiba berjalan memasuki rumah.
Panggilan itu, selalu membuat Kiara senang tapi berbeda dengan hari ini, setelah triakan Devan tadi siang, Kiara merasa panggilan itu terasa sangat menyedihkan ditelinganya.
"Kamu mau kemana?" tanya Devan ketika Kiara berjalan menuruni anak tangga sambil membawa koper berwarna peach miliknya.
Kini Kiara tengah berdiri di hadapan Devan, sebenarnya Kiara merasa sedikit tidak tega melihat Devan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi.
"Saya gak izinin kamu ninggalin rumah ini," ucap Devan yang mengambil koper milik Kiara dengan paksa
Devan menyukai Kiara, ia tidak berbohong soal itu. Hanya saja jika dibandingkan dengan Mila, situasinya akan berbeda, Mila mengingatkannya pada masa lalunya yang belum bisa ia lupakan, sedangkan Kiara adalah dunianya saat ini yang juga tidak bisa ia tinggalkan atau pun ditinggalkan.
Kiara yang melihat raut wajah panik yang terpancar dari wajah lelah milik Devan berusaha menahan perhatiannya pada laki laki itu untuk mandi dan makan malam.
Tidak, Kiara tidak boleh melakukan itu karna saat ini situasinya sedang tidak bisa dijelaskan.
"Bubu, Kia cuma pindah kamar doang," ucap Kiara yang menarik kopernya dari tangan Devan
Ya, ini adalah keputusan final yang Kiara ambil, Kiara memindahkan barang barangnya di kamar lantai satu yang seharusnya menjadi kamar tamu. Karna, jika dirinya berada di satu ranjang dengan Devan pasti akan sangat mudah bagi Devan meluluhkan hati Kiara kembali.
"Kita pindah dikamar bawah?" tanya Devan yang berjalan mengikuti Kiara dari belakang
Devan memang brengsek tapi bukan berarti ia bisa melepaskan Kiara begitu saja. Devan akan mengejar Kiara kemana pun gadis itu pergi.
Devan hanya butuh waktu untuk menyelesaikan masa lalunya yang belum selesai.
"Bukan bubu. Tapi, Kia," ucap Kiara sambil menyusun pakaiannya di walk in closetnya
Sedangkan Devan, laki laki itu masih setia membuntuti Kiara dari belakang.
Wajah dan pakaiannya boleh saja keren, apalagi tingkahnya. Tapi, lihat saja Devan jika Kiara sudah marah, anak kecil pun kalah gemasnya dengan tingkah laku Devan.
"Terus saya tidur sama siapa?" tanya Devan yang mengikuti Kiara dari belakang kemana pun gadis itu melangkah
Hingga membuat Kiara geram sendiri.
"Mila," ucap Kiara yang kemudian diangguki oleh Devan.
"Oke," ucap Devan sambil mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya.
Tentu saja Kiara yang melihat tingkah laku mencurigakan Devan langsung merebut ponsel milik Devan.
"Bubu mau ngapain?" tanya Kiara yang yang merebut ponsel Devan secara tiba-tiba.
Terlihat panggilan Devan yang tengah menelfon ponsel milik Mila, tanpa berpikir psnjang langsung saja Kiara matikan panggilannya sekaligus menonaktifkan ponsel milik Devan.
"Katanya saya suruh tidur sama Mila," ucap Devan dengan suara memelasnya.
Kiara yang mendengarnya gemas sendiri pada Devan sedangkan Devan justru sebaliknya ia geli sendiri terhadap dirinya, jika bukan pada Kiara, ia tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini.
"Jangan coba-coba!" ucap Kiara yang sudah mematikan ponsel milik Devan dan mengembalikannya lagi pada pemiliknya.
Devan yang melihat itu dibuat gemas sendiri, cara Kiara cemburu terkadang menggemaskan biar pun sesekali sulit ditebak.
Setelah selesai membereskan kamar, Kiara mengusir Devan secara halus dengan kata kata andalannya.
"Mandi gih, abis itu makan malemnya jangan lupa di abisin, tidur yang nyenyak," ucap Kiara sambil memberikan kecupan singkatnya pada Devan yang akhirnya membuat Devan seperti anjing yang jinak pada majikannya.
Masalah Devan dengan Mila mungkin Devan punya alasannya tersendiri. Dan itu bukan hak Kiara untuk tau segalanya bisa jadi itu privasi Devan dengan Mila. Yang Kiara harapkan adalah Devan yang menceritakan sendiri hubungannya dengan Mila.
Bukan berarti Kiara tidak berusaha dan akan luluh pada Devan begitu saja, tidak.
Kiara sedang mencari cara agar Devan bersuara tentang hubungannya.
***
Sekarang pukul dua pagi, dan sepagi pagi ini masih ada saja yang menganggu Kiara untuk beristirahat.
Kiara yang mendengar suara ketukan pintu yang tak kunjung berhenti akhirnya berjalan ke arah pintu.
"Mau sampe kapan marahnya?" tanya Devan yang kini berdiri di depan pintu kamar Kiara.
Terlihat jelas wajah kantuk milik Devan serta mata panda yang sudah mulai terlihat, sepertinya laki laki ini belum tidur sama sekali.
"Sampe Kia bosen!" ucap Kiara yang tidak habis pikir pada Devan, sudah tidak mengklarifikasi hubungannya dan sekarang dengan mudahnya bertanya hal yang sudah jelas haram untuk dipertanyakan.
"Saya gak bisa tidur " Ucap Devan yang terlihat sudah sangat mengantuk karna matanya yang sayu
"Tidur di sofa " Ucap Kiara yang merasa kasihan pada laki laki itu
Mendengar itu Devan langsung masuk ke kamar milik Kiara, dan duduk disofa yang memang sudah disediakan untuk tamu rumah.
***
"Ih bubu!!" ucap Kiara yang mendorong Devan agar jauh jauh dari dirinya tapi justru mempererat pelukannya.
Pagi hari seharusnya menjadi awal yang baik, tapi sepertinya tidak untuk Kiara hari ini.
Kiara menyesal sudah membiarkan Devan masuk semalam.
"Sshhtt... masih pagi fy," ucap Devan yang membuat Kiara tambah kesal dan memilih untuk diam.
Karna seorang Devan, tidak akan pernah bisa ditolak keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBUFY
Romance"𝑨𝒏𝒅 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒊 𝒂𝒄𝒄𝒆𝒑𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒂𝒄𝒕 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒘𝒆'𝒍𝒍 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒃𝒆 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓," - 𝑩𝒖𝒃𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝑭𝒚. ••• Namanya Kiara pahlefy, periang dan penyuka kebebasan. Cantik, kaya raya, berpendidikan, tidak heran semua laki-l...