- 005

27.3K 2.5K 145
                                    

"Permisi," ucap Mila yang masuk ke dalam ruangan milik Devan.

Mila Arabela, gadis berhati lembut yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya di panti asuhan, Devan yang saat itu merasa kasian akhirnya memilih Mila untuk jadi sekretarisnya. Bukan tanpa alasan, Devan rasa Mila tidak akan berpotensi merusak hubungannya dengan Kiara. Lagi pula Kiara juga menyetujuinya dan menganggap Mila sudah seperti kakak sendiri, bahkan yang menyuruh Mila memanggil Devan tanpa menggunakan pak adalah Kiara.

Kiara memang baik hati jika tidak sedang marah.

Gadis itu tidak pernah suka orang yang gila akan jabatan hingga harus dihormati sungguh-sungguh.

Baginya jabatan hanya sekedar undakan, semakin tinggi jabatan seseorang maka kita harus memberikan sedikit lebih tinggi rasa hormat.

Tapi, bukan berarti yang jabatannya rendah tidak dihormati.

"Dev-" ucap Mila yang belum sempat menyelesaikan ucapannya tapi langsung diberi kode oleh Devan melalui gerakan matanya untuk mengecilkan volume suaranya.

Posisinya sekarang adalah Kiara yang tertidur dan menjadikan paha Devan sebagai bantalannya dan yang dilakukan Devan sendari tadi adalah memperhatikan wajah Kiara yang tertidur.

"Ini laporan minggu ini," ucap Mila dengan suara pelannya.

Mila gadis itu merasa beruntung mempunyai atasan seperti Kiara, bahkan Devan pun akan berubah menjadi sangat jinak ketika ada Kiara.

"Bubuuu," ucap Kiara dengan lirih sambil mengeratkan pelukannya pada tangan kanan Devan yang di peluk oleh kedua tangannya agar tidak pergi kemana pun.

"Sshhtt," ucap Devan yang mengelus kepala Kiara menggunakan tangan kirinya agar merasa nyaman.

"Dev, sepuluh menit lagi meeting," ucap Mila sambil melihat ke arah jarum jam.

"Cancel," ucap Devan yang membuat Mila terkejut karna pasalnya ini adalah pertama kalinya Devan meminta untuk membatalkan rapat dadakan.

Tapi itu semua akan menjadi wajar ketika Mila menyadari jika Kiara sedang tertidur, Mila berharap ia mempunyai laki-laki seperti Devan nantinya.

"T-tapi Dev, ini rapat peting," ucap Mila yang langsung dipotong oleh Devan.

"Istri saya bakal kebangun kalo saya pergi," ucap Devan yang sudah pusing terhadap Kiara juga pekerjaannya.

"Oke, aku cancel," ucap Mila kemudian pergi meninggalkan ruangan.

***

Sekarang pukul lima sore dan Devan belum juga berganti posisi, gerak sedikit saja Kiara pasti akan bangun dari tidurnya.

"Bubuu," ucap Kiara khas suara orang bangun tidur, akhirnya Devan merasa pahanya yang kram bisa terselamatkan.

Perlahan Kiara membuka kedua kelopak matanya dan melirik ke arah jam tangannya, sudah lewat satu jam para pegawai kantor pulang dan yang Kiara pikirkan adalah kenapa Devan tidak membangunkannya.

"Hm, udah puas tidurnya?" ucap Devan sambil menatap ke arah Kiara sedangkan gadis itu terlihat seperti sedang mengumpulkan nyawanya.

"Pulang?" sambung Devan yang di angguki langsung oleh Kiara.

Keduanya akhirnya berjalan ke parkiran perusahaan dan hanya ada mobil Devan sendirian disana.

Sepanjang perjalanan Kiara melihat ke arah luar jendela kaca mobil, rasanya ia ingin memakan makanan pedas akhir akhir ini.

"Bubu Kia mau makan seblak!" ucap Kiara sambil melihat ke arah Devan yang tengah fokus menyetir.

"Gak!!" ucap Devan dengan tegas tanpa mengalihkan tatapannya ke arah Kiara.

BUBUFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang