- 016

23.3K 2.4K 1.5K
                                    


Sekarang pukul empat sore dan Kiara baru saja menyelesaikan tugas yang diberikan leh Alvin.

Dan, sekarang keduanya tengah berada di salah satu mall kota Jakarta untuk mencari buku sekaligus beberapa barang keperluan Alvin sebelum akhirnya makan dan pulang.

Tapi, saat ingin menaiki eskalator terlihat Devan yang tengah berjalan bersama Mila dengan asiknya, sedangkan Kiara yang melihatnya langsung buru buru mengajak Alvin putar balik.

sayangnya semua itu sudah terlambat karna Devan yang telah memanggil namanya.

"Kiara," ucap Devan yang melihat Kiara berjalan bersama laki-laki lain.

Awalnya Devan begitu curiga bahwa itu memang Kiara, istrinya. Tapi, setelah di perhatikan itu memang benar benar Kiara sekalipun gadis itu menggunakan masker dan kaca hitamnya.

"Eh, b-bubu?" ucap Kiara ketika melihat Devan berada di mall tempatnya dan Alvin berada.

Perlahan Kiara melepaskan kacamatanya dan menurunkan masker yang dipakainya, ia benar benar merasa seperti gadis yang terciduk selingkuh oleh pasangannya sendiri sekarang.

"Kamu ngapain disni?" tanya Devan yang menatap Kiara dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Devan tidak seberapa peduli sebenarnya tentang kepentingan Kiara, karna pasti itu hanya tentang dirinya atau kuliahnya. Karna yang Devan tau Kiara selalu meminta izin jika mau berbelanja di mall.

"Nemenin gue," Ucap Alvin dengan santainya sedangkan Kiara justru bersembunyi dibalik badan tegap milik Alvin

Sebenarnya Alvin tau bahwa Devan juga berada di mall karna tujuan Alvin meminta nomor telpon milik Devan adalah untuk melacaknya bukan untuk apa pun.

Alvin ingin menunjukan bahwa Kiara yang lemah lembut dan polos bisa tegas dan berbalik marah pada dirinya, Alvin ingin Kiara tidak terlihat lemah didepan laki laki seperti Devan.

"Pulang!" ucap Devan yang menarik tangan Kiara dengan paksa.

Melihat hal itu tentu saja Alvin langsung paham bagaimana perlakuan buruk Devan selama ini pada Kiara.

Ia yakin Devan adalah orang yang pengatur dan tidak boleh dibantah.

"Pacar lo?" ucap Alvin tepat di samping telinga kanan Devan.

Alvin melihat gadis yang diyakini bahwa itu adalah sekertaris Devan yang dimaksudkan oleh Kiara.

Devan melirik ke arah yang ditatap oleh Alvin, dan terlihat Mila yang dengan wajah tegangnya berdiri kaku disana.

"Bukan urusan lo!" ucap Devan yang menarik paksa Kiara untuk pulang tapi Kiara justru menarik ujung baju milik Alvin.

Kiara tidak tau harus melakukan apa sekarang karna dari dulu hingga kini ia tidak pernah berada di situasi seperti ini.

Kiara ingin menurut pada perintah Devan tapi ia juga takut jika Devan memarahinya. Kiara ingin bersama Alvin dan mencoba bertindak tegas tapi Kiara takut Devan justru akan memilih sekertarisnya dan menganggap Kiara seperti gadis yang berlebihan dan kekanak kanakan.

"Jangan kasar sama cewek!" ucap Alvin yang melepaskan genggaman tangan Devan dari Kiara.

Alvin paham Kiara takut sekarang, gadis seperti Kiara memang harus dibimbing cara memperlakukan pria brengsek seperti Devan.

"Dia punya gue!" ucap Devan yang ingin mendekati Kiara tapi dengan sigap Alvin menyembunyikannya dibalik tubuh miliknya dan menjadikan dirinya sebagai tameng untuk Kiara.

Bagi Kiara ini pertama kalinya ada seseorang yang rela menjadi tameng untuk dirinya.

"Dia bukan barang," ucap Alvin dengan suara rendahnya sambil perlahan mundur sebelum akhirnya berbalik badan dan pergi bersama Kiara.

Baru tiga langkah berjalan pergi dari Devan, suara Devan kembali terdengar ditelinga Kiara.

"JADI GINI PERLAKUAN KAMU DIBELAKANG SAYA?!" ucap Devan dengan suara baritonnya yang membuat Kiara berhenti melangkahkan kakinya.

Kiara takut Devan marah, Kiara tidak suka Devan melontarkan kata kata membentaknya pada dirinya tapi Devan tidak pernah paham bahwa perlakuannya juga membuat Kiara merasa tidak dihargai setiap hari.

"MAIN SAMA COWOK GAK BENER KAYA DIA?!" sambung Devan yang menatap tajam ke arah punggung Kiara.

Alvin yang mendengar itu langsung berbalik badan dan berjalan menghampiri Devan sambil menarik tangan Kiara dengan hati hati agar Kiara tidak merasa takut dengan situasu yang tengah terjadi.

"Lo juga bawa cewek ngapain masih minta ni cewek?" ucap Alvin sambil berjalan menghampiri Devan.

"Dia istri-" ucap Devan yang terpotong ucapannya karna suara bentakan Alvin.

"TERUS ITU PACAR LO?!" ucap Alvin yang terbawa emosi.

Biar pun begitu Alvin mengelus punggung tangan Kiara yang berada digenggamannya secara perlahan dengan ibu jarinya seolah berkata semua akan baik baik saja.

"Sekertaris," ucap Devan dengan suara rendahnya sambil menatap tajam ke arah Alvin.

Jika saja Devan berada di situasi yang benar pasti Devan akan menghajar Alvin tapi sayangnya Devan berada disituasi yang sebaliknya.

"Oo sama dong, ni cewek juga asisten gue," ucap Alvin dengan senyum evilnya seolah meremehkan ucapan Devan.

Devan yang mendengar itu langsung dibuat paham bahwa Kiara juga telah berbohong padanya, berkata bahwa dosennya sudah tua, nyatanya masih terlihat seperti seumuran dengan Mario.

"Kita pergi," ucap Devan yang menarik tangan Mila untuk ikut bersamanya sebelum pergi laki laki itu juga menatap Kiara dengan tatapan kecewa.

Kiara yang melihat tatapan itu langsung dibuat sedih karna ia baru saja menghancurkan kepercayaan Devan.

Tapi jika Kiara jujur yang ada skripsi Kiara tidak akan selesai dan Kiara tidak bisa menjadi sekertaris Devan dikantor.

"Jangan dikejar!" sentak Alvin yang membuat Kiara berhenti ditempatnya sambil menundukan kepalanya

Kiara takut Devan akan pergi meninggalkannya, Kiara takut Devan lebih memilih Mila dibandingkan dengannya, bagi Kiara menjadi kedua atau ketiga itu tidak masalah selagi Mila atau siapa pun tidak memiliki hubugan yang sah secara hukum.

"Kita pulang," ucap Alvin yang menarik tangan Kiara untuk pergi dari tempat ini.

Sesampainya didalam mobil Kiara bingung harus pulang ke rumah Alvin atau langsung pulang ke rumahnya.

"Bapak!!" ucap Kiara yang sudah frustasi karna tidak menemukan jalan kluarnya.

"Kenapa, hm?" tanya Alvin yang fokus menyetir dengan tangan kanannya sedang yang kiri melihat ke layar ponsel miliknya.

Sebenarnya yang dilakukan Alvin adalah untuk mengecek keberadaan Devan. Alvin juga tidak tau sejak kapan ia tertarik dalam hal seperti ini.

"Kenapa bapak gituin bubu tadi, kan Kia jadi takut pulang ke rumah," Ucap Kiara yang protes dengan tingkah laku Alvin sedang Alvin hanya melirik ke arah Kiara dengan perasaan ingin mencubit pipi gadis itu karna terlalu menggemaskan jika marah.

"Pulang aja tempat orang tua kamu," Ucap Alvin yang juga bingung harus memberi saran apa pasalnya Kiara bukanlah gadis pemberani

"Orang tua Kia gak di indonesia, disini Kia cuma sama bubu doang," Ucap Kiara yang membuat Alvin kesal dengan jawabannya

Sudah dibuat kecewa masih saja gadis itu tidak mengganti nama panggilan untuk Devan.

Apa susahnya menyebut nama Devan saja.

"Terus? Mau tinggal sama saya?" tanya Alvin yang membuat Kiara langsung berbalik tanya dengan wajah polosnya.

"Emang boleh?" tanya Kiara yang membuat Alvin ikut menatap ke arah gadis itu.

BUBUFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang