- 017

22.1K 2.1K 434
                                    


Alvin mngantarkan Kiara kerumahnya karna waktu yang sudah pukul sembilan malam.

Tentang masalah dimobil, tentu saja Alvin menolaknya mentah mentah.

Sebelum pulang Alvin juga mengajak Kiara jalan jalan ke pasar malam untuk membuat gadis itu senang.

"Bubu," ucap Kiara ketika melihat Devan yang berdiri di depan pintu rumah.

Melihat wajah Devan yang datar membuat Kiara kesal sendiri dibuatnya.

"Yaudalah terserah, mau marah? Marah aja sana!" ucap Kiara yang langsung menerobos masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya.

"Kia gak peduli!" sambung Kiara tapi Devan masih terdiam ditempatnya.

"Bubu juga jalan sama Mila, kenapa harus marah liat Kia sama pak Alvin," ucap Kiara yang kemudian menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang.

'Brakkkk,'

"Cepet mandi terus ganti baju, saya udah siapin makan malem," ucap Devan dengan suaranya yang serak serak basah.

Kiara yang mendengarnya langsung dibuat terdiam di kamarnya, Kiara tidak percaya bahwa Devan tidak marah padanya.

Karna biasanya, mendengar Kiara dekat dengan laki laki lain saja sudah bisa membuat Devan panas sendiri.

***

"Bubu yang masak?" tanya Kiara ketika sampai di ruang makan.

Tidak biasanya Devan membuatkan makan malam untuk Kiara, Devan yang biasanya adalah seseorang yang sibuk dan cuek tidak pernah semanis ini.

"Mila," ucap Devan sambil menyiapkan piring di meja Kiara.

Sepontan Kiara langsung terdiam sambil menatap ke arah Devan dengan wajah datar tanpa eksprsinya.

"Bercanda," ucap Devan yang mengacak pucuk rambut Kiara dengan tangan kanannya sambil tersenyum kecil.

"Bubu gak marah?" tanya Kiara yang mulai mengambil steak yang telah dibuat oleh Devan.

"Marah," ucap Devan sambil memotong daging steaknya.

"Maaf," ucap Kiara dengan begitu lirih.

Kiara tau ia salah karna jalan dengan Alvin tanpa izin, Kiara juga tau tidak seharusnya ia meminta maaf karna Devan juga melakukan hal yang sama, tapi Kiara tidak mau menjadi orang yang pendendam.

Jadi tidak ada salahnya untuk meminta maaf.

"Hm," ucap Devan tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Kiara.

"Fy mau buat janji sama saya?" tanya Devan yang membuat Kiara berhenti memakan makanannya.

"Jangan deket deket sama cowo lain, saya janji saya juga akan lakuin hal yang sama," ucap Devan dengan wajah seriusnya

Sudah dibilang Devan adalah seseorang yang posesif, pecemburu, otoriter, dan protektif terhadap Kiara.

"Kia gak deket deket sama pak Alvin," ucap Kiara yang tidak memperdulikan ucapan Devan.

"Tapi saya cemburu," ucap Devan yang membuat Kiara menoleh kearahnya.

Karna bingung ingin menjawab apa akhirnya Kiara menggunakan kesempatan ini untuk mencari tau tentang Mila sebenarnya.

"Jelasin siapa Mila dulu ke Kia," ucap Kiara yang kemudian fokus pada makanannya lagi.

"Mila cuma ingetin saya sama Ara!" ucap Devan dengan nada kesalnya yang membuat Kiara merasa sedih.

"Tapi bubu sering tidur sama Mila, bubu juga pernah makan malem diliuar sama Mila, bubu juga belanjain Mila barang barang terus, bubu perlakuin Mila bukan kaya Mila ingetin bubu sama Ara tapi kaya bubu suka sama Mila," ucap Kiara yang berhenti memakan daging steaknya.

"Saya gak pernah tidur bareng, waktu itu emang kantor lagi ada masalah beberapa rekan kerja juga tidur dirumah Mila karna dia juga lagi jagain ibu pantinya yang sakit, maaf saya gak bilang saya takut ganggu skripsi kamu," ucap Devan yang menatap Kiara.

Mungkin sudah saatnya Devan berkata jujur kali ini.

"Soal makan malem itu, maaf saya gunain Mila untuk acara resmi perusahaan, karna saya gak mau banyak klien deketin kamu cuma untuk kerjasama sama perusahaan," ucapnya.

"Saya gak mau kamu ngerasa risih," ucapnya lagi dengan sangat lirih.

"Belanja, sebenernya itu untuk kamu, sebagai tanda trimakasih saya juga beliin Mila," sambung Devn yang kali ini merasa kesal sendiri karna harus memberi tahu hal ini sekarang.

"Untuk Kia?" tanya Kiara yang reflek berbicara ketika Devan menyebutkan namanya.

"Udahlah saya capek," ucap Devan yang berdiri dan pergi ke kamarnya.

Detik itu juga Kiara baru sadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya dan Devan akan masak hanya untuk hari hari spesial.

"Happy birthday to me," ucap Kiara dengan lirih dan berjalan ke arah ruang keluarga.

Kiara duduk di sofa tanpa tau maksud tujuan sebenarnya. Ia hanya memikirkan, siapa yang salah sekarang, apa Devan marah atau tidak, dan apa Mila benar benar suka terhadap Devan atau hanya sekedar membalas kebaikannya saja dengan cara membantu Devan.

Semuanya menjadi rumit sekarang, apa maksud Mila dan apa tujuan Devan sebenarnya.

Belum lagi Alvin yang akhir akhir ini menjadi pahlawan sekaligus rumah untuk Kiara, bagaimana jika semuanya adalah renacana Devan untuk membuat Kiara tetap baik baik saja dan bisa memberikan kejutan dihari ulag tahunnya.

Apa setelah ini Kiara harus terpaksa menjauh dari Alvin?

BUBUFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang