Setelah pulang dari kampus menjemput Kiara, Devan langsung tertidur dikamarnya dan ketika bangun jam sudah menunjukan pukul delapan malam.
Kiara masuk kekamar dengan membawakan baskom berisi air hangat dan handuk kecil karna suhu badan Devan yang mencapai empat puluh derajat membuat tubuh Devan sangat panas.
"Fy, pusing," ucap Devan yang kini tengah berbaring di tempat tidur sambil menghadapkan kepalanya ke arah pintu kamar tepat Kiara berdiri.
Kiara yang melihatnya langsung mendekat ke arah Devan sembari mengompres Devan dengan air hangat.
"Fy, mau minum," ucap Devan memeluk pinggang Kiara dengan tangan kanannya.
Suara Devan yang biasanya terdengar seperti bariton kini berubah menjadi serak pun dengan kelakuannya yang biasanya dingin kepada Kiara kini menjadi sangat manja.
Setelah diberikan minum kini Devan berulah lagi dengan alasan lapar.
"Fy, laper," ucap Devan yang membuat Kiara sejenak menghela nafasnya lelah sebelum akhirnya turun ke bawah untuk membuatkan Devan makanan.
Lima belas menit berlangsung kini Kiara sudah selesai dengan urusan dapurnya.
Kiara berjalan ke arah kamar sambil membawa nampan yang berisi bubur dan juga susu putih hangat.
Dengan sangat hati hati Kiara menyuapkan bubur ke mulut Devan.
"Fy, mau es krim," ucap Devan setelah menghabiskan bubur yang Kiara buatkan.
Mendengar itu Kiara langsung menggelengkan kepalanya.
"Gak, bubu masih sakit," ucap Kiara dengan suara lembutnya.
Mendengar itu Devan langsung mengerucutkan bibirnya dan tidur dengan memunggungi Kiara sedangkan Kiara yang melihatnya hanya bersikap seolah tidak peduli.
Kiara turun ke bawah sambil membawa air kompres yang sudah tidak lagi hangat juga dengan gelas dan mangkok yang tadi digunakan oleh Devan.
Setelah semuanya beres Kiara berjalan menaiki tangga untuk menuju ke kamar kembali.
Terlihat Devan yang duduk diatas ranjang dengan rambut yang berantakan serta baju yang sudah dilempar ke lantai.
Bisa dipastikan laki laki itu kepanasan sekarang karna AC kamar yang sengaja Kiara matikan.
"Fy, peluk," ucap Devan yang merentangkan tangannya sambil menghadap ke arah Kiara.
Jujur saja jantung Kiara sudah berdetak secara tidak normal sendari tadi, memang tidak baik berlama lama dengan Devan saat laki laki itu sedang sakit.
Kiara yang mendengarnya langsung berjalan ke arah Devan dan memeluk laki laki itu sedangkan Devan menjadikan bahu Kiara sebagai tumpuan dagunya.
"Fy, panas," ucap Devan yang merengek seperti anak kecil.
Kiara benar benar kesal sekarang, rasanya ingin sekali membawa laki laki ini ke rumah sakit agar para suster dan dokterlah yang merawatnya tapi Kiara merasa sangat tidak berguna nantinya karna dirinya juga adalah seorang dokter.
Kiara menghela nafasnya kasar sebelum akhirnya meledakan kekesalannya.
"BUBU KIA CAPEK," ucap Kiara yang berteriak kesal membuat Devan yang tadinya bertingkah seperti anak anak kini terdiam sambil menatap takut ke arah Kiara.
Pasalnya gadis itu mendorong Devan hingga membuat laki laki itu terkejut karna pelukannya yang tiba tiba terlepas.
"Fy kok jadi galak si," ucap Devan yang perlahan menggeser posisinya menjauhi Kiara.
Kiara yang melihat tingkah Devan hanya diam ditempatnya tanpa melakukan pergerakan apa pun.
"Itu kan mukanya serem, udahlah mau sama Mila aja," ucapnya lagi ketika Kiara tidak henti hentinya menatapnya dengan wajah kesalnya.
Sedangkan Kiara yang mendengar nama Mila lagi lagi disebut oleh Devan langsung dibuat naik darah kembali.
"YAUDAH SANA!" ucap Kiara dengan suara tingginya yang membuat Devan mendekatkan tubuhnya ke arah Kiara sambil tersenyum pada gadis dihadapannya.
"Bercanda sayang, sini peluk," ucap Devan dengan suara paraunya tapi terdengar begitu lembut ditelinga membuat Kiara yang marah menjadi jinak kembali.
Devan merebahkan tubuhnya dikasur sambil merentangkan tangannya.
"Tidur ya," ucap Kiara yang memeluk Devan dan langsung dibalas oleh Devan.
"Gak bisa," ucap Devan sambil mengelus lembut pucuk rambut milik Kiara.
"Katanya sakit kepalanya," ucap Kiara yang menatap ke arah Devan
Dengan jailnya Devan menatap mata Kiara dengan smirknya yang membuat Kiara menaruh curiga pada laki laki itu.
"Kiss dulu," ucap Devan yang memejamkan matanya berharap Kiara memenuhi ucapannya.
"BUBU UDAH DEH!" ucap Kiara yang mendorong Devan menjauh dari tubuhnya.
Sudah Kiara duga, seorang Devan sangat mustahil jika tidak membuat Kiara kesal setiap harinya.
"Iya iya tidur, galak banget," ucap Devan yang menarik tubuh Kiara kembali agar bisa ia peluk semalaman.
***
Pagi ini Kiara sudah sibuk dengan dapurnya, setelah tidur semalaman dengan Devan, Kiara merasa akhir akhir ini hidupnya terbilang cukup rumit.
Banyak masalah yang datang dikehidupannya tapi terselesaikan dengan waktu yang sangat singkat hingga membuat dirinya terkadang bingung sendiri.
"FY!" pekik Devan yang membuat Kiara terkejut karna triakannya.
"Iyaa," ucap Kiara sambil membawa nampan berisi sarapan pagi khas orang sakit.
"Kenapa pergi pergi sih," ucap Devan dengan wajah kesalnya.
"Bubu mau apa?" tanya Kiara yang membuat Devan langsung berubah ekspresinya dengan raut wajah sumerigah.
"Makan," ucap Devan sambil menatap kearah nampan dipegang oleh Kiara.
"Bentar," ucap Kiara sambil duduk dipinggir ranjang dan mengambilkan mangkuk bubur untuk Devan.
"Suapin," ucap Devan yang langsung di iyakan oleh Kiara.
"Handphone aku mana?" ucap Devan yang membuat Kiara yang terdiam sambil memegang sendok yang sudah berisikan bubur.
Ini pertama kalinya untuk seorang Kiara mendengar Devan mengatakan kata 'aku,' dihadapannya.
"Hah?" ucap Kiara yang membuat Devan kesal karna Kiara yang tidak mendengarkannya.
"Handphone!" sentak Devan yang membuat Kiara langsung mengambilnya dari nakas disamping tempat tidur.
"Nih," Ucap Kiara sambil memberikan ponsel milik Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBUFY
Romance"𝑨𝒏𝒅 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒊 𝒂𝒄𝒄𝒆𝒑𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒂𝒄𝒕 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒘𝒆'𝒍𝒍 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒃𝒆 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓," - 𝑩𝒖𝒃𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝑭𝒚. ••• Namanya Kiara pahlefy, periang dan penyuka kebebasan. Cantik, kaya raya, berpendidikan, tidak heran semua laki-l...