- 006

26.4K 2.3K 142
                                    

"Kalo udah slesai langsung ke ruang bem ya," ucap Devan yang mengelus pucuk rambut kepala Kiara sedangkan Kiara hanya menganggukan ucapan Devan.

Setelahnya keduanya jalan terpisah, Devan yang berjalan ke ruangan presiden mahasiswa dan Kiara yang berjalan ke ruangan dosen pembimbingnya, Alvin.

"Pagi bapak!" ucap Kiara yang duduk di hadapan Alvin.

Hari ini suasana hati Kiara cukup baik karna sepulangnya dari kampus, Kiara tidak harus melakukan pemotretan untuk majalah yang akan keluar tahun ini.

"Hm," ucap Alvin tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputernya.

Alvin bukanlah dosen yang pilih kasih, semuanya ia perlakukan sama rata, bukan tanpa alasan Alvin menunda skripsi milik Kiara, hanya saja gadis satu ini selalu bertingkah layaknya anak dibawah umur membuat Alvin meragukan skripsi yang dibuat olehnya.

"Ini proposal skripsi Kiara," ucap Kiara sambil menunjukan hasil skripsinya pada Alvin dengan sangat anggun.

"Sabtu jam sembilan saya tunggu dirumah saya, alamatnya saya beritahu nanti melalui email," ucap Alvin yang membuat Kiara lagi lagi harus menahan kesalnya.

Satu mahluk seperti Devan saja sudah membuatnya frustasi dan sekarang Kiara harus berhadapan dengan dua mahluk sejenis siluman es.

"Langsung setujukan pak?" tanya Kiara berharap dosen gilanya ini akan segera mensetujui judul dari skripsi yang Kiara ajukan.

"Tergantung," ucap Alvin yang membuat Kiara langsung meninggalkan ruangan dengan raut wajah menahan emosinya.

***

Setelah keluar dari ruangan dosen terkutuknya, Kiara berjalan ke ruangan biasa anak BEM berkumpul.

"Lang, bubu mana?" tanya Kiara yang melihat Gilang sedang berjalan di area parkiran bersama Alana.

"Devan dateng?" tanya Gilang yang sedikit terkejut karna tidak biasanya Devan meninggalkan kantornya hanya demi urusan seperti ini.

"Iya, tadi berangkat sama gue," ucap Kiara sambil menganggukan kepalanya.

Mendengar itu akhirnya Gilang berjalan ke arah ruangan tempat biasa alumni dan anggota BEM berkumpul sementara Kiara dan Alana menyusul di belakangnya.

"Bubu," ucap Kiara yang berlari menghampiri Devan dan langsung memeluk lengan kanan milik Devan.

Devan, laki-laki itu bersandar di tembok sambil memainkan ponselnya sudah bisa du tebak bahwa Devan sedang mengurusi masalah di perusahaannya.

"Jangan manja!" ucap Devan dengan suara dinginnya sambil melirik ke arah Kiara dengan tatapan tajamnya.

"Iya iya, maaf," ucap Kiara yang langsung melepaskan tangannya dari lengan Devan dan sedikit bergeser ke samping agar tidak menyentuh lengan milik Devan.

"Kak Kia boleh foto bareng gak?" ucap salah seorang gadis dari rombongan adik tingkatnya yang tiba tiba menghampiri Kiara.

"Boleh dong, ayo mau dimana?" ucap Kiara tanpa meminta persetujuan dari Devan.

Untuk apa meminta izin lagi pula ini satu jenis dengan Kiara.

"Ikut dong gue, mau juga foto bareng kakak cantik," ucap mahasiswa laki-laki dari dalam ruangan anak BEM.

Tentu saja hal itu langsung menarik perhatian Devan, sedangkan Kiara hanya melirik ke arah Devan tanpa melakukan tindakan apa pun membuat Devan kesal sendiri dan pergi ke arah gedung GSG bersama dengan beberapa alumni lainnya.

"Gue jugaaa!" ucap mahasiswa yang lainnya.

Sepertinya setelah ini Kiara harus menghampiri Devan.

***

BUBUFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang