Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan oleh Kiara. Karna hari ini hari sabtu dan Devan masih tertidur, Kiara berinisiatif untuk menempelkan note di setiap makanan dan keperluan Devan untuk hari ini karna Kiara harus meninggalkan rumah demi skripsinya.
Lagi lagi Alvin membebaninya, tapi inilah kehidupan seorang pejuang skripsi. Rumit dan sulit mungkin dua kata itu yang cocok untuk para mahasiswa/i yang mendapatkan dosen pembimbing yang kejam.
Setelah selesai menempelkan note yang berisikan pesan dari dirinya Kiara langsung bergegas memesan ojek online dan pergi ke rumah Alvin selaku dosen pembimbingnya
Sebenarnya Kiara ingin izin dengan Devan tapi laki laki itu masih tertidur pulas dan jarang sekali Devan bangun siang jadi Kiara lebih memilih untuk tidak membangunkannya karna tau Devan pasti sangat kelelahan.Sepanjang perjalanan Kiara memikirkan kejadian kemarin, entah mengapa masih ada perasaan kesal hingga detik ini, padahal Kiara sudah tau bahwa Devan adalah miliknya.
Tapi, tidak ada yang tau alur pemikiran seorang Devan.
***
"Ini skripsi Kia pak, gimana?" ucap Kiara yang kini sudah berada di hadapan Alvin sedangkan Alvin langsung mengambil penanya dan memberikan tanda tangannya.
Kini keduanya tengah berada di ruang tamu milik Alvin, rumah Alvin memang bisa dibilang cukup luas hanya saja cuma ada Alvin seorang diri disini karna Kiara tidak melihat orang lain selain Alvin.
"Gak dibaca dulu pak?" ucap Kiara yang tidak dihiraukan oleh Alvin.
Menjadi dosen juga bukan kemauannya, jika bukan karna pamannya yang memintanya menggantikan posisinya sementara, Alvin pasti tengah fokus pada proyeknya.
"Kamu boleh pulang," ucap Alvin yang menatap Kiara dengan ekspresi datarnya.
"Hah, gitu doang?" ucap Kiara yang bingung sendiri, jika hanya untuk tanda tangan saja bukannya kemarin juga bisa.
"Apa?" ucap Alvin yang belum melepaskan tatapannya di hadapan Kiara.
"Enggak gapapa, terimakasih pak," ucap Kiara yang langsung keluar dari pekarangan rumah Alvin setelah menerima proposal pengajuan judulnya.
Dosennya satu itu benar benar seperti es batu, tidak jauh berbeda dengan Devan.
***
Sekarang Kiara tengah berada didalam taksi, karna sudah hampir jam sebelas siang sangat panas jika dirinya harus menaiki ojek online.
Kota Jakarta memang sangat gresang tapi anehnya jika hujan deras masih ada tempat tempat yang kebanjiran membuat Kiara terkadang merasa tinggal di tempat rawan bencana padahal di ibu kota.
"Dari mana?" tanya Devan yang ternyata sudah berdiri di depan pintu rumah.
Baru saja bertemu dengan mahluk kutub utara sekarang sudah dipertemukan lagi dengan kutub selatannya.
Nyatanya, hanya Samudra yang bisa membuat Kiara berhenti latihan jantung. Hanya saja kenapa Dilannya tidak pernah kembali lagi?
"Acc?" sambung Devan ketika melihat proposal yang sedang dipeluk oleh Kiara dengan menggunakan kedua tangannya sedangkan Kiara langsung menganggukan kepalanya sambil tersenyum kepada Devan.
"Bubu hari ini liburkan?" tanya Kiara yang diangguki langsung oleh Devan.
'Bubu,' entah kenapa panggilan itu terasa begitu spesial untuk Devan, dirinya selalu merasa orang paling beruntung bisa mendapatkan panggilan manis itu dari seorang gadis cantik yang kini berada di hadapannya.
"Temenin Kia seharian dong, untuk hari ini aja," ucap Kiara dengan menggunakan puppy eyesnya yang menatap Devan dengan tatapan memohon.
"Hm, mau kemana hari ini?" ucap Devan sambil mengusap pucuk kepala milik Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBUFY
Romance"𝑨𝒏𝒅 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒊 𝒂𝒄𝒄𝒆𝒑𝒕 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒂𝒄𝒕 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒘𝒆'𝒍𝒍 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒃𝒆 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓," - 𝑩𝒖𝒃𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝑭𝒚. ••• Namanya Kiara pahlefy, periang dan penyuka kebebasan. Cantik, kaya raya, berpendidikan, tidak heran semua laki-l...