4

3.9K 363 4
                                    

HAPPY READING EVERYONE

_________________________

Pagi - pagi buta Niam sudah repot mempersiapkan semua perlengkapan sekolah si kembar.

"Tuan besar , biar kami saja yang mempersiapkannya" ucap pelayan dengan wajah khawatir.

"Gak usah , saya bisa sendiri. Siapin sarapan sama bekal aja. Huss huss jangan ganggu" Niam mengibaskan tangannya.

Niam memastikan sepatu dan kaos kaki siap , 3 buku kosong , buku mpls , tanda anggota mpls , topi dan seragam sudah siap.

Setelah semua dirasa siap , dengan bangga Niam membawa semuanya masuk kekamar si kembar. Niam meletakkan semua perlengkapan dimasing - masing meja belajar Rama dan Tama. Agar tidak tertukar , karena ukuran baju Rama dan Tama sudah sedikit berbeda , Rama sudah mulai lebih tinggi dari Tama. Niam berjalan menuju jendela , dia membuka gorden kamar.

"Pagi sayang papa" ucap Niam.

Niam membiarkan sinar terang masuk kedalam kamar , membuat Rama dan Tama terbangun.

"5 menit lagi" ucap Rama dan Tama kompak.

Niam menarik selimut Rama dan Tama bergantian. "Gak ada 5 menit , bangun sekarang. Upacara mpls gak bakal nunggu kalian. 30 menit lagi udah siap. Papa tunggu dimeja makan" Niam keluar dari dalam kamar.

Rama mengerjapkan matanya. Dia mengambil hp nya , Rama duduk sambil bersandar pada ranjang. "Tama mandi duluan" ucap Rama.

"Nggak , Rama duluan aja gapapa" ucap Tama sambil meringkuk mencari kehangatan.

"Tama kan kalau mandi lama , kaya cewek. Cepet bangun" ucap Rama.

"Nggak"

Rama melempar bantal miliknya kebadan Tama. "Tama sayangnya Rama , mandi sayang" rayu Rama.

"Nggak"

Rama menghembuskan napas kasar. Dia melompat ke kasur Tama , mengelus kepalanya. "Bangun. Cepet mandi" ucap Rama lembut.

"Masih ngantuk"

"Nanti telat dihukum. Cepet"

"Hmmmm"

Cup

Rama mencium kepala Tama.

"Mandi"

"Iya - iya bangun" Tama bangun dari tidurnya. Dia mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi.

Rama terkekeh pelan , terkadang Rama berpikir bagaimana hidup Tama kalau tidak bersamanya. Tama sangat pemalas , butuh rayuan ekstra agar manusia macam Tama mau bergerak.

Rama mengedarkan pandangannya , matanya terpaku pada seragam yang digantung , tas berwarna hitam , sepatu mengkilap , kaos kaki , topi , dan perlengkapan lainnya sudah siap di meja belajar.

"Papa" ucap Rama pelan.

○○○○○○○○○○○○○○○

"Jam 2 nanti papa jemput. Hati - hati , jangan nakal" ucap Niam dari dalam mobil.

"Iya pa"

Setelah berpamitan pada Niam , mereka berdua masuk kedalam Smp garuda. Smp yang disarankan oleh Niam karena kualitas sekolahnya sudah terjamin.

Saat masuk , hanya Rama dan Tama yang tidak diantar sampai ke kelas. Kebanyakan dari teman - temannya diantar oleh ibu mereka.

Tama sempat terpaku saat melihat seorang ibu dengan penuh kasih sayang membetulkan dasi anaknya.

TaramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang