21

2.1K 235 25
                                    

HAIII
SEMANGAT PUASANYA

HAPPY READING :)

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Pelajaran selanjutnya mohon diperhatikan dengan seksama. Baris belakang ayok fokus, jangan main hp. Simpan dulu hp nya" ucap Bu Ros selaku guru biologi.

"Saya tidak suka diduakan. Kalau kalian nurut ke saya, nilai kalian aman" ucap Bu Ros.

Rama yang mulai gelisah karena kembarannya tak kunjung balik ke kelas, menjadi gelisah sendiri ditempat duduknya.

"Rama kenapa ? Gempa bumi tah ? Kok ga bisa diem gitu kakinya" tanya Bu Ros.

Rama menggelengkan kepalanya, "Gak papa bu" jawab Rama.

"Yasudah diam. Fokus ke materi. Saya gak mau ada anak didik saya yang tidak paham sama materi yang saya jelaskan hanya karena tidak fokus" ucap Bu Ros.

Dika mendorong - dorong pundak Rama pelan dengan jari telunjuknya.

Rama menoleh ke samping, dia menyandarkan punggungnya ke belakang.

"Tama mana ?" Tanya Dika pelan.

Rama menggelengkan kepalanya.

Rama menatap lurus ke arah papan tulis namun pikirannya tidak ada ditempat.

"Ada yang gak paham ? Kalau gak paham tanya, jangan cuma diem kaya yang paham banget padahal gak paham" ucap Bu Ros.

Bu Ros berjalan menuju meja guru, "Absen dulu ya" ucap Bu Ros.

Bu Ros mengabsen satu persatu nama murid dari urutan paling atas.

Sampai tiba nama Tama dipanggil, tidak ada sahutan dari sang pemilik nama.

"Tama mana ?" Tanya Bu Ros.

"Gak ada bu" jawab Rama.

"Kemana ?" Tanya Bu Ros.

"Bolos" jawab Rama.

Dika dan Nio membelalakkan matanya. Nio menepuk - nepuk pundak Rama.

"Adek kamu itu adek kamuuu. Cari sana" ucap Nio pelan.

"Saya cari aja gimana bu ?" Tanya Rama.

"Iya iya. Sana cari dulu" jawab Bu Ros.

"Permisi bu" Rama berjalan keluar kelas.

Dengan tergesa - gesa Rama berjalan kesana kemari mencari keberadaan Tama. Pertama dia mencari ke toilet, perpustakaan, aula, lalu terakhir lapangan upacara.

Rama bernapas lega ketika melihat kembarannya itu berdiri ditengah lapangan upacara menghadap bendera merah putih.

Rama berlari cepat menuju Tama. Dia menepuk pundak Tama.

"Ngapain disini, ayo masuk" ucap Rama.

Tama yang mendengar suara kembarannya langsung membalikkan tubuhnya.

"Ramaa" ucap Tama pelan.

Rama kaget saat melihat wajah Tama yang sudah memerah, keringat bercucuran dan mata yang sedikit bengkak.

"Kamu kenapa ? Sakit ?" Tanya Rama panik.

Rama mengelus keringat Tama, dia juga mengecek suhu tubuh kembarannya itu.

"Dihukum, dikira bolos" jawab Tama pelan.

"Sama ?" Tanya Rama.

"Bu Fia" jawab Tama.

Rama menatap Tama agak lama, dia membawa adiknya itu ke pinggir lapangan yang teduh.

Rama menyuruh Tama duduk disitu sebentar sedangkan dirinya bergegas ke ruang guru untuk berbicara dengan bu Fia.

TaramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang