26

1.8K 233 23
                                    

I'M BAAACKKK

OH IYA PERTAMA - TAMA. SELAMAT DATANG BUAT YANG BARU JOIN KE CERITA TARAMA SEMOGA KALIAN SUKA YA.

KEDUA. THANK YOU BUAT KALIAN PEMBACA SETIA TARAMA. LOP LOP BUAT KALIAN.

KETIGA. GIMANA NIH YANG ABIS UJIAN ?? CIEEE LIBURAN NIH YEEW.

KEEMPAT. ADA YANG IKUT UTBK ?? AKU HARAP KALAU ADA YANG IKUT SEMOGA HASILNYA MEMUASKAN YAA. INTINYA APAPUN HASIL YANG DIPEROLEH KALIAN TETAP HARUS BERSYUKUR DAN SEMANGAT YAA.

MASIH BANYAK JALAN MENUJU UNIV EHEK.

HAPPY READING BUAT SEMUAAAAA

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Aku udah bilang gak mau Ram"

"Sekali ini aja Tama. Sekali ini aja kita ke sana"

"Nggak. Kamu ngerti gak sih, aku gak mau ke sana"

"Kan cuma sekali ini. Udah lama kan gak pernah ke sana. Ayolaaah" Rama menarik - narik tangan Tama.

"Gak mau"

"Nanti aku beliin jajan oke ? Aku beliin ayam oke ? Ayok"

"Jangan maksaaaa. Aku benci kalau harus datang ke sana. Aku benci tempat itu. Aku benci semua orang yang ada disana. Mereka semua itu pembohong" ucap Tama.

"Gak usah manja. Ayok cepet, papa nungguin di depan" Rama menarik tangan Tama lebih kencang supaya adiknya itu mau berjalan.

"GAK MAUUUUUUU" Tama berteriak kencang. Rama yang kaget dengan teriakan Tama tidak sengaja mencengkram tangan Tama dengan erat.

"BERISIK!" bentak Rama.

"Kamu kenapa sih jadi sering bentak - bentak aku ?!" Tama ikut emosi mendengar Rama membentaknya.

"Kalau kamu gak sus---"

"APA ? SUSAH DIATUR ? KAMU SENDIRI GAK MAU DIATUR KAN ?! KENAPA AKU HARUS NURUT SAMA ATURAN KAMU ?!" Bentak Tama.

Rama memejamkan matanya, dia menggertakkan giginya kuat - kuat.

Tama terdiam dia menggigit bibir bawahnya.

"Kamu mau aku urus atau nggak ? Mau nurut nggak ?" Tanya Rama tegas.

"Iya" jawab Tama.

"Bagus, ayok" Rama menarik paksa tangan Tama, Tama sedikit meringis karena pegangan tangan Rama yang begitu kuat. Bukan berjalan bersama malah lebih seperti Rama menyeret Tama keluar rumah.

Sampai dihalaman depan, sudah ada Niam yang bersender pada mobil kesayangannya.

"Ayok, udah ditungguin. Janjinya dateng jam 8, ini udah mau jam 9"ucap Niam.

"Emang susah dia diajaknya. Naik sendiri duduk dibelakang, ga usah manja" Ucap Rama tegas.

Tama terdiam, air matanya menumpuk, wajahnya mulai memerah. Dia masuk kedala mobil dengan patuh. Tama duduk sendirian dibelakang. Rama memilih duduk didepan bersama dengan Niam.

Selama perjalanan tidak sekalipun Rama melirik kearah Tama atau mengajaknya berbicara. Rama memilih untuk berbincang - bincang kecil dengan Niam membahas sedikit tentang perusahaan.

Sekitar 30 menit kemudian mereka sampai ditempat yang dituju. Niam dan Rama turun lebih dulu, Tama turun belakangan.

Tama menundukkan kepalanya, mereka bergegas masuk menemui seseorang. Niam dan Rama berjalan berdampingan sedangkan Tama berjalan tepat dibelakang Rama, dia memegang sedikit ujung jaket yang Rama kenakan.

TaramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang