24

1.8K 223 20
                                    

HAI HAI HAAII.
TARAMA BAACK.
WIIIH GIMANA HARI INI ?? SEMOGA SEHAT DAN SENANG SELALU YA 

SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITANYA.
HAPPY READING ALL

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Rumah yang tadinya sepi kini mulai ramai. Orang - orang sekitar berkumpul untuk mengucapkan bela sungkawa.

Nio termenung disamping jasad ibu nya. Para tetangga ikut membantu mempersiapkan pemakaman ibu Nio. Ada yang membeli bunga, sabun, kain kafan, dan perlengkapan lainnya.

Niam juga ikut hadir diacara pemakaman ibu Nio. Si kembar dan Dika juga sibuk membantu pemakaman ibu Nio.

Namun kehadiran sosok Niam sempat menjadi perbincangan dari mulut ke mulut para tetangga.

Ada yang bilang kalau Niam kekasih ibu Nio, ada juga yang bilang kalau Niam dan ibu Nio sebenarnya sudah menikah siri.

Tama yang sempat mendengar percakapan ibu - ibu itu sedikit merinding.  Tama terpikir bagaimana bisa mereka menggosip saat jenazah ibu Nio belum dikebumikan.

Tak lama Tama merasakan tepukan pelan dipundaknya. Tama menolehkan kepalanya.

"Kenapa ?" Tanya Tama.

Rama mendekatkan bibirnya ke telinga Tama. "Temenin Nio" ucap Rama pelan.

Tama menganggukkan kepalanya. Tama langsung masuk kedalam rumah, dia duduk disamping Nio sambil mengelus pundaknya pelan.

Sekitar 10 menit kemudian, ustad setempat memberi arahan pada para wanita untuk memandikan jenazah.

Setelah dimandikan, jenazah langsung dikafani.

Pak ustad duduk dihadapan Nio. "Nak Nio. Apa sudah siap ?" Tanya Pak ustad.

Nio terdiam seperti posisi awal, pandangannya kosong.

"Nak Nio. Apa sudah siap jika ibu dikebumikan sekarang ?" Tanya pak ustad lagi.

Nio tetap tidak menjawab, Tama yang mengerti keadaan Nio langsung menjawab pertanyaan pak ustad mewakili Nio.

"Minta waktunya 15 menit lagi pak" jawab Tama.

Pak ustad mengangguk paham.

Tama memegang tangan Nio, dia memijat - mijat tangan Nio pelan.

"Yo. Istighfar Yo" bisik Tama.

"Ibu lu udah bahagia Yo" ucap Tama lagi.

5 menit Tama terus membisikkan kalimat yang sama pada Nio.

Nio tetap tidak merespon.

Tapi tak lama, Nio mengerjapkan matanya. Dia melihat sekelilingnya. Nio mendekat ke arah ibu nya.

"Ibu capek ya ?"

"Ibu capek banget ya Bu ? Ibu mau istirahat ya ?"

"Ibu kalau capek kan bisa tidur sebentar, tapi kenapa ibu milih tidur lama begini"

"Nio nakal ya Bu ?"

"Ibu capek ngurus Nio ya Bu ?"

"Coba ibu bilang kalau capek. Pasti Nio bakal bantuin ibu"

Air mata Nio jatuh bergiliran melewati pipinya. Nio tak bisa menahan air matanya, didalam dadanya terasa sangat perih dan sesak seperti tercekik.

Tama menepuk - nepuk punggung Nio.

"Ibu janji gak bakal ninggalin Nio. Ibu juga tau Nio cuma punya ibu. Alasan Nio hidup juga ibu. Kalau ibu pergi duluan Nio gimana bu ??"

Tanpa Tama sadari, air matanya ikut menetes mendengar ucapan Nio. Tama tidak pernah tau seperti apa wajah ibu nya, tapi Tama tau seperti apa sulitnya hidup tanpa kehadiran seorang ibu.

TaramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang