HALO HALOOO AKU KEMBALI LAGII
HAPPY READING...°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Jam ke 4 dan 5 diberi jamkos karena guru sedang ada keperluan mendadak. Suara gaduh didalam kelas memekakkan telinga.
Anak perempuan langsung mengambil posisi bergibah, yang laki laki main game dan sisanya tidur.
Rama terdiam mematung , dia masih teringat dengan mimpinya semalam. Mimpi itu terasa sangat nyata bagi Rama , tubuhnya kembali bergetar ketika mengigat darah yang mengucur deras dari tangan Tama.
"Rama" , Tama memegang tangan Rama. Dia kembali khawatir ketika melihat tubuh Rama gemetaran seperti tadi malam.
Tama memegang dahi Rama , mengecek suhu tubuhnya.
"Hmm ga panas"
"Kamu sakit ? Kalau sakit ke uks aja" ucap Tama.
Rama tersenyum kecil , "Gapapa. Cuma dingin" sahut Rama.
"Udah ilang otak lu ? Panas begini lu bilang dingin" ucap Dika.
"Dika mending diem" ucap Nio.
Dika hanya berdehem. Dia mengambil hoodie didalam laci lalu melemparkannya pada Rama.
"Pake terus ke uks sana. Ntar lu disangka abis pake narkoba sama guru kalo gemeteran gitu" ucap Dika.
"Heh , bahasanya" Nio menggeplak pelan tangan Dika.
Dika melirik ke arah Nio , dia tertawa kecil. "Adu aduuuh. Nio yang comel udah berani mukul gua hmm" ucap Dika.
"Penggal kepala kamu juga aku berani" sahut Nio acuh.
"Jangan. Nanti lu kangen gua lagi" ucap Dika.
Sementara Dika terus menggoda Nio yang sedang asyik membaca buku. Tama terus mengerutkan dahinya karena semakin lama wajah Rama semakin pucat.
Tama berdiri dari duduknya. "Ayo".
Tama langsung menarik tangan Rama keluar kelas menuju uks. Dia berinisiatif sendiri karena saudaranya itu tidak akan pernah memiliki keinginan untuk ke uks.
Sampai di uks , Rama langsung disuruh masuk ke salah satu bilik untuk berbaring lebih dahulu oleh Tama.
Tama mengisi data absensi dibuku uks.
"Sakit apa ?" Tanya dokter penjaga uks.
"Ga tau pak. Abang saya gemeteran terus keringetan , pucet juga" jawab Tama.
"Saya cek dulu ya" ucap dokter tersebut sambil tersenyum.
"Iya pak"
Tama dan dokter itu masuk kedalam bilik yang ditempati Rama.
Dokter itu mengecek mata Rama , detak jantungnya , suhu tubuh. Namun yang sangat ketara terlihat dimata dokter itu adalah ekspresi takut dan gelisah.
"Suka film horor ?" Tanya dokter.
"Nggak. Adik saya yang suka" jawab Rama.
"Ada masalah sama temennya ?" Tanya dokter lagi.
"Nggak" jawab Rama.
Dokter itu menatap ke arah Tama lalu kembali menatap Rama. "Masalah sama adiknya ?"
Rama terdiam sejenak , "Nggak" jawab Rama.
Dokter itu menganggukkan kepalanya , "Cuma kecapekan. Saya kasih obat langsung diminum terus istirahat ya".
Rama hanya menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarama
Teen Fiction"Woe banci, kemana abang lu ?" "Gak bisa apa - apa tanpa abang lu, banci" "Gua cuma numpang lewat" Tama memutar bola matanya malas "Banci banci, abang lu mati ?" ......... Dari kejauhan Rama berlari cepat, tanpa aba - aba pukulan telak dilayangkan o...