Chapter 58 - More Intruders.

89 19 11
                                    

Saat Red hendak menyentuh wanita itu lagi, Red melihat seekor lalat yang terlihat diam diudara, tidak bergerak sama sekali.

Red melompat mundur saat dia melihat asap hitam muncul didekat wanita yang tidak sadarkan diri itu.

Dari balik asap hitam itu keluar sekelompok orang berjubah hitam.

Ada 5 orang yang keluar dari asap itu, Red melihat keluar jendela, Red melihat bahwa semua orang dan semua benda diluar rumahnya tidak ada yang bergerak seakan waktu berhenti.

Kelima sosok itu menatap sosok wanita yang pingsan itu, salah satu dari mereka mengangkat wanita itu.

"Sudah kuduga, inilah kenapa kita tidak bertindak sembarangan." ucap salah satu dari mereka.

Mereka berlima menatap Red.

"Dia masih tidak mengingat kita dan masa lalunya, bukankah bagus jika kita habisi sekarang?." tanya salah satunya pula.

Sosok yang berdiri paling depan dan menggendong wanita yang pingsan itu menggeleng.

"Kau lihat apa yang terjadi pada Near."

"Dia jauh lebih berbahaya saat dia tidak ingat apa - apa dibandingkan dia yang ingat segalanya." jelasnya.

"Ingatannya lah yang akan membatasi sifatnya yang seperti hewan buas, terutama jika melihat bagaimana dia dibesarkan didunia ini." jelasnya lagi sambil menatap Red yang bingung dan waspada.

"Aku mengerti, karena dia dibesarkan dengan rasa 'kemanusiaan', maka saat dia meraih kembali ingatannya, 'kemanusiaannya' ini yang akan menahan sifat iblisnya." ucap temannya yang paham.

Sosok yang menggendong wanita yang pingsan itu mengangguk.

"Begitu, jika melihat Near yang masih hidup, sepertinya 'kemanusiaan' yang kau maksud ini lumayan berhasil." ucap temannya yang lain.

Red sama sekali tidak paham dengan obrolan mereka itu, asap hitam yang sama muncul kembali.

Satu persatu dari mereka mulai masuk kedalam asap itu, yang terakhir masuk adalah sosok yang menggendong wanita bernama Near itu.

Sebelum menghilang, sosok itu menatap Red, matanya mengeluarkan kilatan cahaya.

"Aku menantikan hari dimana kau mengingat segalanya." ucapnya, dia tersenyum dan melangkah masuk kedalam asap dan menghilang, waktu kembali berjalan bersamaan dengan hilangnya asap hitam itu.

Red terdiam sesaat, dia memikirkan semua obrolan mereka berlima itu.

"Ingatan..." gumam Red.

"Aww, punggungku!." gumam Red lagi.

Red memutuskan untuk mengobati lukanya yang dia alami sebelumnya, dia melihat bahwa dapurnya juga lumayan berantakan gara - gara pertarungannya tadi.

"Keenam orang itu bukan manusia..." gumam Red, dia terlihat mulai khawatir.

"Mungkin aku..." Red menepis pikirannya itu dan mulai membersihkan dapurnya.

Dia juga akan mempersiapkan makan malam setelah selesai membereskan dapurnya itu.










*******










Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Red sudah menyiapkan makan malam, Zeppy juga sudah keluar dari kamarnya.

Zeppy tidak mengetahui tentang apa yang terjadi sore tadi, Red juga tidak berniat untuk memberitahukan adiknya itu, dia tidak ingin membuat adiknya khawatir.

The Continents WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang