Sosok wanita yang sebelumnya adalah wanita yang sama yang mengaku bahwa dia adalah pacar Red kini berada di hadapan Alex dan Alexandra.
Keduanya bingung dan kaget, tapi keduanya tidak bergerak.
"Ada apa?." Tanya Yae dan Sora dibelakang mereka bingung, mereka berdua tidak bisa melihat apa yang terjadi, mereka tidak bisa melihat sosok wanita Red saat ini.
Wanita berambut putih perak itu dengan cepat mengatur nafasnya dan kabut tipis mulai muncul dan kini sosok Red telah kembali.
Keduanya semakin bingung.
"Apa-apaan itu?." Tanya Alex.
"Nanti ku jelaskan, sebaiknya kalian berdua rahasiakan ini dari mereka berdua." Ucap Red.
Alex kini kebingungan tapi mengangguk paham, dia kemudian berbalik dan saling berjalan berdampingan seolah tidak terjadi apa-apa.
"Hanya begitu saja?." Tanya Yae.
"Kau terlihat kecewa." Ucap Alex santai, Red yang berdiri di sampingnya hanya menggaruk kepalanya.
"Masuklah kedalam." Ajak Red, keempatnya berjalan masuk ke dalam rumah Red.
Saat Yae dan Sora sudah duduk dengan nyaman di sofa, Red mengajak Alex dan Alexandra ke dapurnya dengan alasan untuk membantunya membawa gelas untuk minuman.
Alex dan Alexandra tahu bahwa ada maksud lain dari ajakan Red itu, sehingga mau tidak mau keduanya mengikutinya ke dapur.
Saat ketiganya sudah berada di dapur Alex langsung bertanya.
"Red."
Red berpaling menatapnya, tangannya sibuk menyiapkan teh dibantu dengan Alexandra yang juga menatapnya dengan penuh penantian akan penjelasan.
"Sejak kapan kau menjalani operasi kelamin?." Tanya Alex dengan penasaran.
Red menatapnya dengan tatapan malas.
"Saat melihat wujud wanita ku, itu yang kau pikirkan?." Tanya Red, dengan sekejap pula kabut tipis mulai menyelimuti seluruh tubuhnya, saat kabut itu menghilang kini sosok Red yang wanita berdiri di hadapan Alex.
Alex dan Alexandra ternganga melihat kejadian yang sangat mistis itu.
"Apaan?." Tanya Alex dan Alexandra bersamaan.
"Aku tahu, luar biasa bukan?." Tanya Red pula.
"Jadi yang sebelumnya membuka pintu dan mengaku pacarmu itu...?" Tanya Alexandra.
Red mengangguk mengiyakannya.
Alex sendiri mengecek sosok Red dari ujung rambut hingga ujung kaki, bagian kiri dan kanan, depan dan belakang. Kemudian dia mengacungkan jempol.
"Luar biasa, ini kedua kalinya aku melihatmu dalam wujud ini, tapi setelah diperhatikan lagi kau benar-benar cantik dan imut." Ucap Alex.
"Right?, aku sendiri bahkan berpikir seperti itu." Balas Red dengan bangga.
Keduanya tertawa.
"Tunggu dulu, bukan itu masalahnya!." Ucap Alexandra memotong pembicaraan kakaknya dengan Red.
"Apa maksudmu?." Tanya Red.
"Selama dia cantik, tidak ada masalah lain bukan?." Tanya Alex pula.
Keduanya kembali tertawa.
Alexandra memukul kepala Alex dan Red, membuat keduanya mengusap-usap kepalanya yang berdenyut dan mengucapkan maaf beberapa kali.
"Dasar kalian berdua ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Continents Worlds
FantasyDimasa depan dimana teknologi canggih sudah membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, salah satunya adalah VR (Virtual Reality). Dengan teknologi yang canggih membuat seseorang dapat masuk kedalam dunia VR dan bermain game yang terasa nyata di...