Serangan Narga berhasil mengenai Arch Lich tepat di bola kristal yang tertanam di tengah dada Arch Lich itu.
Walau cukup memberikan damage yang besar, Arch Lich tersebut belum mati, bola kristal didadanya itu hanya retak saja.
Karena belum terbunuh, Arch Lich juga sudah menyiapkan skill sihir miliknya di tangan kirinya, dia mengarahkan skill tersebut kearah Narga yang tidak bisa berbuat banyak karena masih diudara.
"Cih!."
"Walau itu akan membunuhku, tapi Master bisa mensummon-ku lagi, jadi itu bukan masalah besar." pikir Narga yang melihat skill berskala besar bertipe api sudah diarahkan padanya.
Saat Narga sudah pasrah untuk menerima serangan sihir itu, Red melompat dan menangkapnya diudara. Kini posisi Red menggendong Narga seperti seorang putri.
"M-master!?." Narga panik melihat Red yang kini juga berada diarah skill sihir Arch Lich.
Arch Lich yang melihat itu tersenyum.
"Dasar bodoh!. Kau membahayakan nyawamu hanya untuk menyelamatkan budakmu?." seru Arch Lich.
Skill sihirnya kini sudah siap untuk dilancarkan kapanpun.
"Narga bukan budakku, aku tidak akan membiarkannya mati semudah itu." ucap Red yang mulai turun ketanah.
"M-master."
"Hoo, kalau begitu matilah bersama budakmu itu." ucap Arch Lich yang hendak melancarkan sihirnya.
Tubuh Red mengeluarkan asap hitam tipis yang langsung menyebar dengan cepat.
"Death!." sebelum Arch Lich melancarkan sihirnya, Red terlebih dahulu mengaktifkan Death Aura, sehingga Arch Lich terkena stunt dan membuatnya dipaksa untuk membatalkan sihirnya.
"Nani!." seru Arch Lich yang terkena stunt itu.
Red mendarat ditanah dengan mantap, dia kemudian menurunkan Narga.
"Pergilah, selesaikan dia." perintah Red pada Narga.
Narga dengan cepat melompat dan menusukkan pedangnya ke kristal bulat yang tertanam di dada Arch Lich.
Teriakan kekalahan dari Arch Lich yang dapat didengar oleh seluruh player yang berada di area desa Arsian.
Setelah Arch Lich itu dikalahkan, para pasukan Zombie yang disummon olehnya juga ikut menghilang, para monster lain juga terlihat mulai mundur dan berlarian meninggalkan desa Arsian dengan panik.
"Kita menang?." tanya salah satu player disana.
Mereka terlihat dipenuhi dengan rasa senang, mereka bahkan melempar senjata mereka keudara.
[Arch Lich Level 120 telah dikalahkan, monster Horde akan dihentikan sekarang juga.]
"KITA MENANG!." teriak mereka semua dengan penuh rasa senang.
Narga kini berlutut dihadapan Red, dia menundukkan kepalanya. Dia sama sekali tidak berani menatap Red.
Sementara Red menutup jendela sistem yang mengingatkan bahwa dia telah naik level sebanyak 15 kali dan mendapatkan beberapa item dari Arch Lich tersebut, tapi karena menyadari Narga berlutut dihadapannya dia tidak mengecek item apa yang dia dapat.
"Maaf Master!. Aku tidak hanya gagal, aku juga membuat Master dalam bahaya." ucap Narga dengan suara bergetar antara takut dan penuh penyesalan.
Red yang sebetulnya tidak terlalu peduli hanya bisa menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Continents Worlds
FantasyDimasa depan dimana teknologi canggih sudah membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, salah satunya adalah VR (Virtual Reality). Dengan teknologi yang canggih membuat seseorang dapat masuk kedalam dunia VR dan bermain game yang terasa nyata di...