chapter 34

58 22 1
                                    

Jangan lupa vomments!♡

Authors pov

Sedari tadi harry terus berusaha untuk menghubungi illyan, tapi nihil. Harry sedari tadi tampak bingung, cemas dan gelisah akan siapa yang harus ia pilih; Illyan atau orang tuanya. Illyan sangat terpuruk akhir akhir dengan kasusnya, ditambah lagi dengan perjodohan yang akan harry lakukan.

“hey, tenanglah..” ucap gemma sembari mengusap bahu kokoh adiknya tersebut, harry hanya mengangguk. Dengan sigap gemma menarik harry untuk berdiri dan memeluknya. “ini belum tentu buruk, tenanglah aku disini” lanjut gemma, harry tampak mempererat pelukan mereka.

“harry, gemma.. bersiaplah mereka sudah didepan!”

“gemma, aku ingin illyan..” lirih harry sembari melepas pelukan gemma, “aku tau harry, aku tahu. Mari hadapi ini bersama sama” ujar gemma sembari merapihkan baju yang adiknya kenakan, ia menggandeng harry untuk menghampiri ibu mereka.

Harrys pov

Gemma masih menggenggam tanganku dengan erat, sesekali ia tersenyum padaku hanya seakan akan berkata ‘ini akan baik baik saja’. Aku tak mengerti, ini semua berjalan terlalu cepat. Dihalaman depan tampak beberapa orang yang sedang mengobrol dengan mum dan dad.

“you got this!” ujar gemma sembari menarikku untuk duduk diruang tamu, ia masih setia menggenggam tanganku, dari luar terdengar mum yang mempersilahkan tamunya masuk. Jantungku berpacu semakin kencang, apapun rencana tuhan; kumohon kembalikan aku pada illyan.

Perlahan mereka mulai masuk, mum tampak bergandengan dengan sahabatnya tersebut, dad mengikuti mereka dari belakang. “harry ini jo, sahabat mom. Jo ini harry anakku” ujar mum, dengan terpaksa aku menjulurkan tanganku padanya, ia menyambutku dengan ramah.

“aku panggilkan anakku dulu sebentar, ia tampak murung dalam perjalanan tadi” ujarnya sembari melangkah pergi, aku tak mengerti apa yang harus kulakukan sekarang, mum sedari tadi tampak bahagia.

Aku membenamkan wajahku dikedua tanganku, gemma tampak mengusap punggungku. “h-harry..” ujar gemma dengan nada gugup dengan suara yang hampir tak terdengar, kenapa sekarang ia yang gugup? Harusnya aku yang mengamuk.

Perlahan aku mendongak, dihadapan ku ada 2 pasang kaki wanita yang dikanan dan kirinya didampingi beberapa lelaki. Aku masih tak bernyali untuk melihat wajah mereka.

“mom, aku ingin pulang” lirih seorang wanita, dengan sigap aku mendongakkan kepalaku, aku bersumpah aku mengenal suara ini. “illyan?!” ujarku tak percaya, aku bangkit dari dudukku dan menghampirinya.

“nah illyan, mom ingin mengenalkanmu pada anak sahabat mom ini, jika kalian cocok kami akan menjodohkan kalian” ujar jo, sembari mengusap punggung illyan. Sebentar, apa yang sebenarnya terjadi?

“sebentar sebentar aunty jo, ini aku yang mendadak gila atau apa?” ujar mike sembari mengusap wajahnya kasar, ternyata mereka semua datang. “apa maksudmu mike?” tanya jo dengan bingung, “kau ingin menjodohkan anakmu dengan kekasihnya sendiri?” kini luke mulai membuka suara.

Dibelakang sana tampak louis, zayn dan gigi yang sedang tertawa terbahak bahak. “apa?” tanya mum tak kalah bingung, “sebentar.. jadi ini perempuan yang akan mum jodohkan denganku?” tanyaku sembari menatap illyan, “ya, ini anak sahabat mum yang tadi mum ceritakan.”

“demi tuhan mum, mereka sepasang kekasih” ujar gemma sembari menepuk dahinya, tawa mereka semakin menggema, “jadi maksudmu ditelpon tadi kau dijodohkan denganku?” illyan menatapku dan jo bergantian.

“y-ya, kami akan menjodohkan kalian” ujar jo sembari celingukan, “acara apa ini?!” ujar louis sembari tertawa, dad tampak bingung disampingku. “mum, dad ini illyan kekasihku..” lirihku dengan lemas.

“sedari tadi aku menangis karena kau memberitahuku bahwa kau akan dijodohkan, dan orang yang akan dijodohkan denganmu itu aku.. mom. Aku malu” ujar illyan sembari memeluk ibunya. “illyan, aku tak akan berusaha menggagalkan perjodohan ini, ayo mum aku mau dijodohkan dengannya, menikah besok saja” ujarku sembari menarik illyan kepelukkanku.

“betapa bodohnya kami menjodohkan sepasang kekasih.” Ujar mum sembari tertawa, “aku takut kau menjalin hubungan dengan lelaki berandalan, makannya mom menjodohkanmu dengan anak sahabat mom, illyan”.

“aku akan meminta kepada orang tuaku agar dijodohkan dengan kekasihku juga ah..” sindir zayn. tawa kami semua pecah tak terkecuali, begitupun dengan illyan. Ia tampak kesal sekaligus malu, ia memukuli dadaku dengan kesal sedari tadi sembari tertawa.

Amarahku sudah mereda digantikan rasa malu yang tiada tara. Aku tak meyangka aku akan dijodohkan dengan kekasihku sendiri. Mum, aku tak habis pikir. Padahal aku berencana bertemu dengan ibu illyan hari ini, jika saja mum tidak menyuruhku pulang, kejadiannya tak akan sememalukan ini.

Double update, keep vomments please😉

The Good And The Broken [HARBARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang