chapter 36

67 21 1
                                    

Jangan lupa vomments, semangat puasanya buat yg menjalankan!♡

Authors pov

Mereka mendarat di bandara internasional miami pukul 10 malam,  mereka berencana bermalam diapartemen milik gemma. Gemma yang memaksa mereka untuk tinggal diapartemennya selama mereka dimiami dan kebetulan jarak apartemen gemma dengan alamat william austin dekat membuat andrew setuju akan tawaran gemma.

“disini hanya ada 4 kamar, illyan denganku saja” ujar gemma, illyan hanya mengangguk pasrah. “kalian sebaiknya beristirahat dulu hari ini, kita lanjutkan besok siang. Aku tak yakin aku dapat bangun pagi” ujar andrew sembari terkekeh.

Gemma mengantar andrew dan louis kekamar mereka, illyan dan harry sedang berbincang diruang tengah, “kau lapar?” tanya harry sembari mengelus punggung illyan yang berada tepat disebelahnya, ia hanya menggeleng sembari tersenyum. “jetlag?” illyan hanya mengangguk sembari terkekeh.

“sana istirahat harry, kau juga lelahkan..” ujar illyan sembari mendorong harry lembut, “sana sana, kekasihmu aman denganku” usir gemma pada harry, harry hanya terkekeh sembari melangkah pergi.

***

Benar saja, mereka semua bangun siang tak terkecuali gemma. Gemma dan illyan memasak bersama untuk makan siang mereka, sedangkan andrew, harry dan louis sedang berada diruang tengah.

“jarak rumah william austin dan anak mark hanya 2 kilo meter dari sini, teamku sedang mengintai mereka. Bukti bukti semakin banyak dan semakin kuat, ini sudah dekat” ujar andrew, dari arah dapur tampak illyan dan gemma berjalan menuju ruang tamu.

“firasatku berkata, william austin adalah ayah tiri dari anak pertama dad, william lah yang mengasuhnya hingga ia besar” ujar illyan sembari duduk disamping harry, mereka tak mengeluarkan sepatah kata apapun.

“itu bisa jadi, rekapan percakapan mereka ditelpon mengarah kesitu, Tapi kami belum tau pasti” ujar andrew, illyan hanya mengangguk setuju. “lebihbaik makan dulu, ayo” ajak gemma, mereka semua mengikutinya dari belakang.

“aku mendapat alamatnya!” ujar andrew, “aku juga mendapat pesan mengenai alamat.. apakah sama?” ujar illyan mendekatkan ponselnya pada ponsel milik andrew, “alamatnya sama, mungkin si pengirim sudah tau kedatangan kita. Tapi alamat itu bukan sebuah rumah, itu adalah gedung kosong, iyakan gem?” gemma hanya mengangguk setuju pada apa yang dikatakan harry.

“gemma kami pinjam mobilmu, kau berhati hatilah dirumah” ujar louis sembari memeluk gemma, “kalian juga hati hati ya, ini pakailah” ujar gemma memberikan sesuatu pada illyan, illyan menerima itu dengan senang hati dan ketiga lelaki itu tampak berjalan lebih dulu.
Mereka semua mulai memasuki mobil milik gemma, “hati hati, jika ada apa apa hubungi aku!” teriak gemma, mereka mulai menjalankan mobil tersebut.

“seperti tidak ada kehidupan disini” ujar louis, mereka sudah sampai didepan gedung kosong tersebut. “illyan masuk sendiri, louis masuk dari sebelah kanan, harry dari sebelah kiri, sedangkan aku akan mengikuti illyan dari belakang. Teamku sudah menyebar” ujar andrew.

Bangunan kosong tua nan besar itu tampak mengerikan, seperti bangunan lama yang sudah ditinggal berpuluh puluh tahun. Illyan mulai memasuki bangunan itu dengan cemas, ia tak membawa senjata apapun toh ia pandai berkelahi pikirnya.

Dari kejauhan tampak seorang wanita yang terngah berdiri menatap illyan, disampingnya ada sebuah pria tua yang duduk dan diikat. “d-dad?” lirih illyan, air matanya mulai pecah. Wanita itu mengarahkan pistolnya pada kepala mark, “kata kata terakhir daddy?” tanya wanita itu sembari melepas ikatan pada mulut mark.

“aku tak seburuk yang kau bayangkan illyan, aku menyayangimu, louis dan mom teramat sangat. Aku menyimpan brankas yang aku kubur dihalaman belakang, cari saja kayu yang menancab berwarna merah. Itu akan menjelaskan semuanya.” Ujar mark dengan nada yang lemas.

Wanita itu bertepuk tangan tanpa sebab, “wow, sangat menyentuh dad. Tak pernah kau berucap seperti itu padaku, sekarang siapa yang ingin mati duluan? Peluruku pas, hanya 2” ujar wanita tersebut disertai tawa sarkasnya. “bunuh aku saja” ujar mark pasrah. Illyan hanya menggeleng sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Air matanya keluar tanpa henti melihat wanita itu menarik pelatuk dan meletakkannya tepat pada kepala mark.

Tanpa rasa takut dan belas kasihan wanita itu menembak mark tepat dikepalanya, illyan nampak lemas ia terduduk dihadapan jasad ayahnya yang tak henti hentinya mengeluarkan darah.

Vommentsnya jan lupa!
Btw makin cringe bgt ga sih T_T

The Good And The Broken [HARBARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang