chapter 17

79 27 0
                                    

Jangan lupa vomments!♡

Illyans pov

Hari ini aku hanya ditemani oleh harry dan mike, sedangkan louis, zayn dan gigi sedang mengurus zouis record dan sisanya sedang berkuliah seperti biasa. Aku sangat bosan disini, tidak ada gitar, tidak ada video game, tidak boleh makan sereal dan banyak lagi aturan lainnya.

“beberapa minggu lagi akan ada konser dekat oxford street, travis barker akan ada disana. Kau tau ia berkolaborasi dengan machine gun kelly dialbum barunya” ujar harry.

“kuharap aku bisa ada disana..” lirihku seraya mengalihkan pandangan.
“apa tanganmu masih sakit?” tanya harry seraya mengelus telapak tanganku, “ya, sedikit.” Balasku, “dulu aku juga sama sepertimu, tapi sekarang tidak lagi..” tuturnya, “apa yang kau lakukan ketika marah sekarang?” tanyaku, “memukuli samsak, sekalian olahraga. Kau juga harus coba, nanti kau berkunjung kerumahku ya” ajaknya.

“aku nyamuk disini..” ujar mike dengan wajah yang menyedihkan, kamipun hanya tertawa mendengarnya. “kau jadi pergi ketoko mike?” tanyaku, “oh kau ingin berduaan dengan harry ya? Ya Tuhan aku diusir..” lirih mike seraya mengelus dadanya, “berlebihan” balasku sembari melempar satu batal tepat diwajahnya.

“aku ketoko dulu ya, ben sudah menelponku. Katanya mereka kekurangan karyawan” ujar mike sembari memakai jaket dan sepatunya, “selamat berduaan, doa kalian terkabul” susulnya. “go away mike, i mean it” ujarku seraya melipat kedua tangan didadaku.

Iapun melangkah pergi disertai beberapa ledekan ledekannya, ia sungguh menyebalkan hari ini. Sungguh, sangat canggung berdua denga harry seperti ini. Tidak ada percakapan ataupun tawa, kami hanya asik didunia masing masing.

“bagaimana kuliahmu akhir akhir ini harry?” tanyaku memecah keheningan. “akhir akhir ini aku jarang masuk, aku hanya mengurus perusahaan dadku dari pagi hingga jam 2 siang. Sedang banyak yang harus dikerjakan akhir akhir ini” jelasnya, akupun hanya mengangguk.

“aku ingin es krim vanilla choco chips..” ujarku ditengah tengah keheningan, “sebentar aku pesankan ya, tapi kau hanya boleh makan sedikit ya? Sisanya aku yang makan, deal?” balasnya dengan menjulurkan tangannya padaku, “deal”.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pesanan kami tiba, benar saja ia hanya membeli satu es krim. Huft. “bagaimana jika kita memakannya ditaman? Sekalian jalan jalan keluar mencari udara segar untukmu?” ujar harry dengan idenya.

“ide bagus ayoo” ujarku dengan semangat, “aku bawa kursi roda dulu ya, tunggu disini, es krimnya pegang. Hanya pegang.” Ujarnya sembari menunjuk matanya dengan jari telunjuk juga jari tengahnya dan kedua jari miliknya beralih pada mataku, akupun hanya tertawa melihat tingkahnya.

“aku ingin duduk diatas rumput juga denganmu ya..” pintaku. “kita lihat dulu, rumputnya kering atau tidak ya” balasnya, akupun hanya mengangguk.

Rumput ditanam sore ini kering, harrypun membantuku untuk berjalan dan mendudukkanku disebelahnya. “kau curang, aku juga mau!” ujarku sembari memukul bahunya, “sini  buka mulutmu, biat aku suapi” ujarnya, dengan ragu akupun membuka mulutku.

“kekasihmu tinggal dimana?” tanyaku, ia hanya menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan, ia pun kembali menatap kedepan, “aku tidak pernah memiliki kekasih” ujarnya. “aku juga” ujarku sambil menerima suapan dari harry.

“thats a lie” ujarnya dengan tatapan terkejut, “kau sama sekali tidak pernah punya kekasih?” tanyanya, “ aku terlalu buruk untuk dijadikan kekasih oleh seseorang mungkin. Aku tidak seperti wanita lain yang feminim, pandai merias wajah, memiliki tubuh yang indah dan memiliki kontrol dalam emosi..” jelasku.

“bukan kau rugi, merekalah yang rugi” ujarnya sembari menyuapkan es krim padaku, “kau tidak buruk sama sekali dimataku, percayalah” ujarnya sembari membenahi rambut yang menutupi wajahku.
Andai semua orang mengatakan itu padaku, tapi nyatanya tidak. Aku larut dalam pikiranku sendiri, aku merasa tak layak untuk siapapun, aku terlalu buruk bagi louis, aku anak yang buruk.

“apakah louis dan kakak kakakku yang lain akan membenciku atas apa yang kulakukan?” lirihku sembari menahan air mata, “mereka mencintaimu melebihi apapun, mereka sangat hancur melihatmu seperti ini. Kau harus bangkit, kau memiliki kami. Kau tidak sendiri, kau gadis kuat. Jangan memendam ini sendiri lagi ya?” ujar harry sembari menarikku kedalam pelukkannya.

Akupun semakin menenggelamkan wajahku didadanya, ia mengusap punggungku lembut. “menangislah.. im here” ujarnya lembut, “tidak, jika aku menangis es krimnya akan segera habis olehmu” ujarku sembari bangkir dari pelukkannya.

Kamipun hanya tertawa, “sini bersandarlah padaku” ujarnya seraya menepuk nepuk bahunya sendiri, dengan sigap akupun bersandar padanya.

“bagus ya.. aku mencarimu keseluruh penjuru rumah sakit kau malah berduaan bersama harry..” ujar seorang lelaki dari belakang, kamipun sontak berbalik kebelakang sembari terkekeh, “sini louis, bergabung dengan kami..” pintaku.

Iapun duduk disampingku sembari menyandarkan kepalanya dibahuku. “jangan lakukan itu lagi illyan, aku menyayangimu.” Tutur louis.

The Good And The Broken [HARBARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang