chapter 31

66 22 0
                                    

Jangan lupa vomments!♡

Harrys pov

“aw, pelan pelan harry..” ujar illyan sembari mencengkram tanganku, sedari tadi ia hanya merintih kesakitan. Bagaimana tidak luka diwajah dan tangannya sangat banyak.

Aku tak menyangka ia sehebat itu dalam berkelahi dengan tangan kosong, ia dapat membuat lelaki dewasa berbadan tegap tak berdaya dibawah kakinya. “kau nekad illyan.. bagaimana jika peluru pistol itu menembus badanmu, hm?” tanyaku selembut mungkin, ia masih terkejut.

“hanya itu yang bisa aku lakukan harry.. sudahlah aku juga masih hidup” ujarnya sembari terkekeh, bisa bisanya ia terkekeh dalam keadaan seperti ini.

“dimana gemma dan gigi?” lanjut illyan, “gemma sedang dikamar ashton, ia pingsan melihatmu berlumuran darah. Ia memang begitu sejak kecil..” jawabku sembari membersihkan darah didahi illyan, “sedangkan gigi dan luke sedang makan didapur, aku salut mereka cukup tenang menghadapi ini” lanjutku sembari menaikan satu alisku. Illyan hanya terkekeh.

“ini akan terasa sangat sakit, kau tahan ya..” ujarku sembari mengelap luka lukanya menggunakan alkohol, ia menggigit bibir bawahnya dengan keras sembari mencengram tanganku. “jangan digigit nanti bibirmu berdarah dan lukamu semakin banyak” perlahan ia mulai melepas gigitan pada bibirnya.

Setelah mengobati luka luka illyan, aku mulai membalut luka ditangannya dengan perban. Darah dihidungnya juga mulai mereda, syukurnya tak ada masalah yang fatal pada hidungnya. “hey guys..” ujar calum mengantung sembari membuka sebuah amplop ditangannya.

“i wont stop, enjoy the next games. Go somewhere have a nice ride, you’ll find peace. Be ready” ucap calum membacakan surat tersebut, illyan tampak berfikir keras mendengar ucapan calum.

“mike!” seru illyan, mike mendekati kami dengan wajah yang tampak kaget. Dengan sigap ia meraih surat tersebut dari tangan calum, “illyan, dadku akan pulang besok, ia akan menangani masalah ini sendirian” ujar luke dari arah dapur, “dia bodoh..” ucap illyan sembari tertawa.

Kami hanya menatap illyan dengan bingung, “coba kalian cek satu persatu mobil kalian sekarang” lanjutnya, tawanya tak kunjung mereda. Aku semakin tak mengerti dengan sikapnya yang mulai aneh.

Dari arah luar muncul mike, luke dan calum dengan wajah yang cemas. “aku benarkan?” tanya illyan pada mereka, mereka hanya mengangguk mengiyakan. “dia tak akan bisa menipuku dengan permainan murahannya tersebut, betapa bodohnya dia” lanjutnya.

“apa yang terjadi?” tanyaku, “sipengirim surat atau dipengantar surat nampaknya melakukan hal hal buruk pada mobil kalian, mereka membuat rem disetiap mobil tak berfungsi” jawabnya dengan tenang.

“bagaimana dengan mobil yang digunakan zayn dan louis?” tanya gigi dengan nada khawatir, “mereka selamat sampai kantor polisi, namun mereka belum menyadarinya. Coba kau beri tahu mereka” jawab illyan sembari merapihkan rambutnya, bagaimana dia tahu hingga keadaan louis dan zayn?
“mereka selamat, buktinya tak ada telpon atau pesan pesan dari mereka kan?” benar juga.

“mike, tolong kunci semua pintu dan jendela dirumah ini dan juga rumah kalian” ujar illyan, mike hanya mengangguk disusul dengan calum, mereka mulai langkah pergi melaksanakan perintah illyan.

“Jika aku tertidur didadamu maaf ya, tapi tolong jangan pindahkan aku kekamarku dan membiarkan aku sendiri” illyan langsung menyandarkan kepalanya didadaku, dengan sigap aku merebahkan badanku disofa agar illyan nyaman. Tanganku sedari tadi tak berhenti mengelus rambutnya, ia tampak sangat lelah.

“kau ingin makan dulu?” tanyaku masih mengelus rambutnya, ia mendongakkan kepalanya menghadapku. “ya, denganmu ya?” tanyanya memastikan, aku hanya mengangguk mengiyakan.

“uh-hum terima kasih ya atas segalanya, kau selalu ada untuk kami. Aku mencintaimu” ujarnya sembari mengecup pipiku, aku masih terbujur kaku disofa. Belum aku membalas ucapannya ia berlari menuju dapur sembari tertawa.

Damn, i love my girl.

The Good And The Broken [HARBARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang